Seorang korban mendapat perawatan usai dilanda gempa bumi di desa Lampahan, Bener Meriah, Aceh, (2/7). Gempa tersebut berkekuatan 6,2 SR yang mengakibat puluhan rumah rusak dan ratusan orang luka-luka. ANTARA/Syahrol Rizal
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana hingga kini terus melakukan upaya penanggulangan dampak bencana Gempa 6,2 skala richter di Aceh. Salah satunya dengan menurunkan tim tim reaksi cepat penanggulangan bencana. "Tim dikirim untuk melakukan kaji cepat dampak kerusakan akibat gempa," kata Sutopo, Rabu, 3 Juli 2013.
Menurut Sutopo tim dikirim ke Aceh, kemarin malam sekitar pukul 21.00 WIB. Tim dikirim dengan menggunakan pesawat khusus Susie Air. Tim terdiri dari BNPB, Satuan Reksi Cepat Penanggulangan Bencana, Kementerin Sosial, Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Kesehatan.
Di daerah, BNPB pun telah melakukan kerjasama dan koordinasi dengan pemerintah setempat dan Badan Penanggulangan Bencana Aceh untuk melakukan penanganan darurat. Beberapa daerah yang parah mengalami kerusakan adalah di Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah.
Hingga kini pendataan masih dilakukan. BPBA bersama TNI, Polri, Tagana, PMI, relawan dan masyarakat melakukan penanganan darurat. "Upaya pencarian dan penyelamatan korban pun terus dilakukan," kata Sutopo.
Dari data sementara dari BPBA Bener Meriah dilaporkan 5 orang meninggal. Puluhan orang dilaporkan mengalami luka, 22 rumah rusak berat. Fasilitas umum seperti 2 masjid di daerah Cekal dan Sumber Jaya, dan beberapa ruas jalan juga dilaporkan rusak dan tertimbun longsor.
Sedangkan BPBA Aceh Tengah, melaporkan terdapat 1 orang anak meninggal dunia. Korban meninggal karena tertimbun rumah yang runtuh di desa Bah, Belang Mancung, kecamatan Ketol. Sebanyak 140 orang dilaporkan luka-luka dan dibawa ke rumah sakit.