Australia Tanggung Biaya Pendidikan Korban Bom Kuningan

Reporter

Editor

Jumat, 8 Oktober 2004 10:57 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah Australia akan menanggung seluruh biaya pendidikan dari anak-anak korban bom Kuningan mulai dari tingkat TK hingga universitas. "Kami akan berupaya membantu para korban dan keluarga korban tersebut," tegas Duta Besar Australia untuk Indonesia David Ritchie dalam acara penandatangan kerja sama pemberian bantuan di kantor Pengurus Pusat Muhammadiyah, Jumat (8/10). Ritchie menambahkan, pemerintah Australia juga akan membantu biaya kelangsungan hidup para keluarga korban termasuk biaya kesehatan, modal usaha dan perawatan. Akibat ledakan bom Kuningan, 9 September lalu, sebanyak sembilan orang tewas dan lebih dari 100 lainnya mengalami luka parah dan ringan. Ledakan itu terjadi di depan kantor Kedutaan Besar Australia. Lebih lanjut Ritchie mengungkapkan, program bantuan terhadap keluarga korban bom Kuningan termasuk dalam paket senilai AUS$ 1 juta. Program tersebut, lanjut dia, akan dilaksanakan dalam waktu tiga tahun. "Kalau diperlukan bisa diteruskan," katanya. Ritchie menjelaskan, paket bantuan senilai AUS$1 juta dikelola oleh Lembaga Bantuan Pemerintah Australia (AUSAID) dan Palang Merah Australia. "Kami akan membantu pemulihan kehidupan keluarga korban," ujarnya. Ketua Bagian Pembina Kesejahteraan Sosial Aisyiyah, Nurni Akma mengatakan, bantuan pendidikan yang diberikan sesuai dengan kemauan dari anak korban. "Bisa sampai S2 maupun S3," tegas dia. Ia menambahkan, hingga saat ini terdapat 76 keluarga korban yang dipastikan akan mendapatkan bantuan. Namun, katanya, masih ada 254 keluarga korban lainnya yang terus diidentifikasi. Lanjut Nurni, pemerintah Australia juga memberikan bantuan modal usaha. "Maksimal Rp 8 juta," katanya. Menurutnya, pihaknya akan memberikan segala bentuk pelatihan usaha sesuai dengan keinginan keluarga korban. Ia mencontohkan, korban bernama Iwan Setiawan yang ingin membuka usaha pemnyewaan komputer akan dibantu mencarikan tempat usaha dan membelikan sejumlah komputer. Faisal - Tempo

Berita terkait

Singgung AUKUS, Indonesia Ajak Australia Jaga Perdamaian Indo-Pasifik

10 Februari 2023

Singgung AUKUS, Indonesia Ajak Australia Jaga Perdamaian Indo-Pasifik

Indonesia desak Australia untuk bersama-sama menjaga perdamaian Indo-Pasifik, di tengah bayang kekuatan besar seperti China dan Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Pengadilan Prancis Vonis Hukuman Seumur Hidup untuk Pelaku Teror Paris 2015

30 Juni 2022

Pengadilan Prancis Vonis Hukuman Seumur Hidup untuk Pelaku Teror Paris 2015

Pengadilan Prancis menjatuhkan vonis seumur hidup kepada Salah Abdeslam, satu-satunya pelaku teror Paris 2015 yang masih hidup

Baca Selengkapnya

PM Australia Segera Kerahkan Menteri untuk Revitalisasi Dagang dengan RI

7 Juni 2022

PM Australia Segera Kerahkan Menteri untuk Revitalisasi Dagang dengan RI

PM Australia Anthony Albanese mengatakan revitalisasi hubungan perdagangan dan investasi dengan RI adalah prioritas di prioritas pemerintahannya.

Baca Selengkapnya

Alasan Jokowi Ajak PM Australia Gowes Pakai Sepeda Bambu

6 Juni 2022

Alasan Jokowi Ajak PM Australia Gowes Pakai Sepeda Bambu

Albanese menganggap ajakan Jokowi untuk naik sepeda bambu ini sebagai sebuah kehormatan besar.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beberkan 5 Poin Hasil Pertemuan Bilateral dengan PM Australia

6 Juni 2022

Jokowi Beberkan 5 Poin Hasil Pertemuan Bilateral dengan PM Australia

Jokowi mengatakan isu yang dibicarakan ialah seputar perdagangan dan investasi kedua negara.

Baca Selengkapnya

Temui Jokowi, PM Australia Ingin Revitalisasi Hubungan Dagang dengan RI

6 Juni 2022

Temui Jokowi, PM Australia Ingin Revitalisasi Hubungan Dagang dengan RI

Albanese merupakan pemimpin terpilih Australia yang baru dilantik pada 23 Mei lalu.

Baca Selengkapnya

Pengakuan Pelaku Bom Bunuh Diri Paris 2015: Saya Tidak Melukai Siapa pun

10 Februari 2022

Pengakuan Pelaku Bom Bunuh Diri Paris 2015: Saya Tidak Melukai Siapa pun

Salah Abdeslam mengatakan bahwa ia tidak meledakkan rompi bom bunuh dirinya dalam serangan teroris di Paris, November 2015 yang menewaskan 130 orang

Baca Selengkapnya

Warga Australia Antusias Belajar Gamelan Bali dan Angklung dari KBRI Canberra

17 Oktober 2021

Warga Australia Antusias Belajar Gamelan Bali dan Angklung dari KBRI Canberra

Para Mahasiswa dari Defence Force School of Languages Australia di Canberra antusias belajar gamelan Bali dan angklung dari workshop KBRI Canberra.

Baca Selengkapnya

Prancis Mulai Adili 20 Terdakwa Serangan Teror di Bataclan

8 September 2021

Prancis Mulai Adili 20 Terdakwa Serangan Teror di Bataclan

Prancis pada Rabu mengadili 20 orang terdakwa yang diduga terlibat dalam serangkaian aksi teror di Bataclan, Paris, pada 13 November 2015.

Baca Selengkapnya

Indonesia Cultural Circle Pamer Pesona Nusa Tenggara Timur ke Australia

20 Juni 2021

Indonesia Cultural Circle Pamer Pesona Nusa Tenggara Timur ke Australia

Masyarakat Australia dan kalangan diplomatik terpikat keindahan Nusa Tenggara Timur ketika menghadiri Indonesia Cultural Circle (ICC) KBRI Canberra.

Baca Selengkapnya