TEMPO.CO, Jakarta -Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Nurhayati Ali Assegaf memastikan partainya tak akan memanfaatkan program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) untuk meningkatkan elektabilitas partainya. Dia justru khawatir program ini akan dimanfaatkan oleh menteri dari Partai Keadilan Sejahtera. "Saya khawatir yang lain (PKS) yang mengklaim," kata Nurhayati dalam diskusi bertajuk "BBM Naik, Siapa Tercekik," di Warung Daun Cikini, Sabtu, 22 Juni 2013.
Nurhayati mencontohkan, selama ini ada kesan menteri-menteri PKS memanfaatkan program-program pemerintah untuk meningkatkan elektabilitas partai. Hal ini terlihat dalam kesenjangan dalam penyaluran bantuan yang dilakukan kementerian pertanian dan kementerian komunikasi dan informatika.
Program di dua kementerian pimpinan elit PKS ini dinilai hanya dimanfaatkan sekelompok orang. "Itu memang kenyataannya. Bantuan rakyat itu terkonsentrasi pada satu kelompok saja."
Sebelumnya, Partai Keadilan Sejahtera di parlemen menolak tegas keputusan pemerintah menaikkan harga BBM. Caranya dengan menolak rancangan APBN Perubahan 2013 yang diajukan pemerintah. Demokrat pun telah berkali-kali meminta PKS keluar dai koalisi dan menarik ketiga menterinya sebagai konsukuensi penolakan kenaikan BBM.
Dalam APBNP 2013 yang diajukan pemerintah, beberapa asumsi makro anggaran pun disesuaikan dengan kenaikan harga. APBNP ini sudah disetujui dan diketok palu pada sidang paripurna DPR, Senin lalu. Pemerintah pun sudah mengumumkan kenaikan ini kemarin malam. Sebagi kompensasi, pemerintah telah menganggarkan BLSM, senilai Rp 9,3 triliun yang akan dibagi pada 15,5 juta Rumah Tangga Sasaran (RTS). Bantuan akan disalurkan selama empat bulan dengan nilai per bulan Rp 150 ribu.
IRA GUSLINA SUFA
Berita terkait
Sri Mulyani Bayar Utang Kompensasi BBM ke Pertamina Rp 132,44 Triliun
4 Januari 2024
Pemerintah melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani telah membayar dana kompensasi BBM selama 2023 sebesar Rp 132,44 triliun (termasuk PPN).
Baca SelengkapnyaBansos Rp 24,17 Triliun Dinilai Terlalu Kecil, Ekonom Sebut 115 Juta Orang Rentan Belum Masuk Daftar
30 Agustus 2022
Bhima Yudhistira menilai tambahan anggaran bantalan sosial berupa bansos Rp 24,17 triliun untuk kompensasi kenaikan harga BBM subsidi terlalu kecil.
Baca SelengkapnyaSoal Dana Kompensasi BBM, Menteri ESDM Beda dengan Wapres JK
29 Desember 2015
Sudirman Said yakin aturan hukum yang melandasi pungutan tersebut selesai sebelum 5 Januari 2016.
Baca SelengkapnyaIRESS: Pemerintah Harus Segera Stabilkan Harga BBM
22 Agustus 2015
Indonesian Resources Studies (Iress) meminta pemerintah dan DPR untuk segera menerapkan kebijakan dana stabilisasi bahan bakar minyak
Baca SelengkapnyaDana Kompensasi BBM di Blitar Salah Sasaran
27 November 2014
Anggota DPRD Blitar menilai pemetaan warga mampu dan kurang mampu dilakukan secara serampangan.
Baca SelengkapnyaRp 15 M Kompensasi BBM Bangka Belitung Disalurkan
24 November 2014
Kantor Pos Pangkalpinang mulai menyalurkan dana kompensasi BBM senilai total Rp 15 miliar.
Baca SelengkapnyaKantor Pos Madiun Salurkan Kompensasi BBM Rp 26 M
21 November 2014
Penyaluran PSKS pada hari pertama ini dimulai di wilayah Kota Madiun untuk 5.513 orang.
Baca SelengkapnyaDeddy Mizwar Cemaskan Penyaluran Kompensasi BBM
20 November 2014
Deddy Mizwar mengatakan ada peluang pemerintah merevisi lagi harga BBM subsidi.
Baca SelengkapnyaPT Pos Cirebon Belum Bagikan Dana Kompensasi BBM
19 November 2014
Dari 193 ribu penerima asal Kota dan Kabupaten Cirebon, yang terdata dari kantor pos pusat baru 10-12 persen.
Baca SelengkapnyaJokowi Ikuti SBY untuk Kompensasi Kenaikan BBM
19 November 2014
Ini program pemerintah sehingga berkesinambungan.
Baca Selengkapnya