TEMPO.CO , Jakarta:Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Agung Laksono, meminta agar Singapura tidak bersikap kekanak-kanakan dalam merespons dampak asap dari kebakaran hutan terhadap wilayah mereka. Menurutnya, pemerintah sudah bekerja keras dalam menanggulangi masalah itu. Sebab, hal itu juga merupakan kepentingan masyarakat Indonesia.
"Saya kira, seperti Singapura, harus tahu kalau kita bekerja terus tiap tahun, jadi jangan sedikit-sedikit mengeluh. Saya kira, tidak usah terlalu kekanak-kanakan," kata Agung. Menurutnya, warga Indonesia juga terkena dampak asap itu. "Kita tiap hari juga kena asap. Jadi, bukan hanya kepentingan negara lain. Tapi, kepentingan rakyat kita juga, kita lindungi secara maksimum," ujarnya.
Pemerintah, menurut Agung, juga terus melakukan kontrol. Misalnya, pemerintah telah menghimbau kepada masyarakat agar membuka lahan tanpa melakukan pembakaran. "Sudah ada pedomannya dari kementerian kehutanan dan kementerian pertanian. Kalau melanggar, ada sanksinya. Namun, ini perlu terus dibimbing dan disosialisasikan kepada masyarakat," ujar Agung.
Pedoman ini harus diperhatikan oleh, terutama, korporasi yang akan membuka lahan, seperti lahan sawit. Selain itu, individu masyarakat juga perlu didorong untuk terus mengikuti pedoman itu. "Kalau kecil tapi banyak, pengaruhnya juga signifikan," kata Agung menambahkan. Pembuatan pedoman itu, menurutnya, merupakan rencana jangka panjang pemerintah dalam menanggulangi kebakaran hutan.
Dia juga menekankan agar para gubernur dan bupati di daerah memiliki inisiatif jika terjadi bencana seperti itu. "Pemda harus berada di garis depan," ujarnya.
ARIEF HARI WIBOWO
Terhangat:
Evaluasi Jokowi | Kenaikan Harga BBM | Rusuh KJRI Jeddah
Berita Terkait
Hanura: Harga BBM Boleh Naik, Asalkan...
Spanduk Tolak Kenaikan BBM PKS Dicopot
Muhaimin: Yang Tolak BBM Naik, Tak Mengerti Masalah
Demokrat: Menteri PKS Lebih Baik Mundur
Istana: Ini Bukan Saat Tepat Provokasi Politik
Berita terkait
Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia
7 November 2023
Malaysia membatalkan rencana usulan rancangan undang-undang polusi asap lintas batas.
Baca SelengkapnyaPalangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?
9 Oktober 2023
Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), memperpanjang kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap.
Baca SelengkapnyaGreenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda
7 Oktober 2023
Dia mengatakan, ketiga negara saling terkait dalam penanggulangan karhutla tak hanya karena lokasinya berdekatan.
Baca SelengkapnyaGreenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia
7 Oktober 2023
Asap karhutla, kata dia, sampai ke negara tetangga ketika karhutla sedang mencapai puncaknya.
Baca SelengkapnyaAsap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini
2 Oktober 2023
Hal itu dilakukan lantaran kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti daerah tersebut.
Baca SelengkapnyaDikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah
28 September 2023
Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), mengundurkan jam masuk sekolah bagi peserta didik karena dikepung asap.
Baca SelengkapnyaKarhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman
29 Agustus 2023
Manggala Agni dan TNI masih melanjutkan pemadaman kebakaran lahan dan hutan atau karhutla di Desa Tarai Bangun, Kabupaten Kampar, Riau, yang meluas.
Baca SelengkapnyaKebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya
20 Agustus 2023
Walhi menyebut kebakaran hutan di Kalimantan yang terus terulang karena pemerintah tidak serius mengurus Sumber Daya Alam (SDA).
Baca SelengkapnyaRibuan Penerbangan di Amerika Terganggu Asap Kebakaran Hutan Kanada
8 Juni 2023
Menurut FlightAware, lebih dari 100 penerbangan telah ditunda di Bandara LaGuardia dan 55 telah ditunda di Bandara Newark.
Baca SelengkapnyaJaksa Dakwa Perusahaan Listrik karena Picu Kebakaran Hutan California
26 September 2021
Jaksa mendakwa perusahaan listrik Pacific Gas & Electric karena gagal menebang pohon yang jatuh ke kabel listrik dan memicu kebakaran hutan California
Baca Selengkapnya