Cuaca Tak Menentu, Nelayan Malang Resah

Reporter

Kamis, 20 Juni 2013 14:34 WIB

TEMPO.CO, Malang - Anomali atau penyimpangan cuaca yang ditandai oleh tingginya intensitas hujan menurunkan hasil tangkapan ikan nelayan di pesisir selatan Kabupaten Malang, Jawa Timur. Dampaknya harga ikan menjadi mahal. Minimnya hasil tangkapan ikan ini dirasakan oleh ribuan nelayan di Pantai Sendangbiru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan.

Menurut Umar Hasan, Ketua Kelompok Nelayan Rukun Jaya, mulai April hingga Agustus sebenarnya cuaca sangat bagus untuk mendapatkan ikan. Tapi, justru sejak April hujan masih sering mengguyur.


Ketinggian gelombang yang mencapai 2,5 meter di perairan Samudera Indonesia juga menjadi halangan bagi nelayan yang akan melaut. Padahal Juni sampai Oktober seharusnya menjadi masa panen ikan karena cuaca sedang bagus-bagusnya.

"Cuaca sekarang tidak bersahabat. Ikan sangat susah didapat. Sekarang banyak nelayan ngaso (beristirahat) dulu. Sementara permintaan ikan dari Pasuruan, Surabaya, Probolinggo, dan daerah lain tetap tinggi sehingga harganya naik," kata Umar, Kamis, 20 Juni 2013.

Umar mencontohkan, nelayan kini hanya mampu menangkap ikan cakalang 200 kilogram per hari. Di masa cuaca normal mereka mampu menangkap 1,5 ton ikan per hari. Ikan tongkol kecil yang ditangkap kini paling banter 200 kilogram, jauh merosot dibanding tangkapan di masa cuaca normal antara 5 sampai 10 ton per hari. Adapun tangkapan ikan tengiri yang biasanya 100 kilogram, sekarang jumlah tangkapannya hanya dalam hitungan jari. Hanya tangkapan dan harga ikan tuna yang relatif stabil.

Sedikitnya jumlah ikan yang ditangkap mendongkrak harga ikan. Ikan cakalang, misalnya, naik dari Rp 12 ribu menjadi Rp 16 ribu per kilogram. Harga anakan ikan tuna naik dari Rp 13 ribu menjadi Rp 18 ribu per kilogram. Harga ikan layang naik dari Rp 7 ribu menjadi Rp 12 ribu per kilogram. Harga ikan tongkol kecil naik dari Rp 7 ribu menjadi Rp 12.500 per kilogram.

Kenaikan harga ikan tengiri paling tinggi. Harga normalnya antara Rp 18 ribu sampai Rp 20 ribu, tapi sekarang jadi Rp 40 ribu per kilogram. Sedangkan harga ikan tuna bertahan di kisaran antara Rp 35 ribu sampai Rp 40 ribu per kilogram.

Situasi cuaca yang tak menentu itu membuat para nelayan memilih untuk beristirahat. Sebab gelombang tinggi akan berbahaya bagi nelayan yang mengoperasikan kapal berdaya jelajah 50 mil dari garis pantai. Kapal jenis ini biasanya berupa kapal jaring (38 unit), kapal dayung (98 unit), dan speed boat (206 unit). Hanya kapal besar seperti sekoci (416 unit) yang mampu melaut antara 60 sampai 250 mil dari garis pantai. Kapal jenis ini berbobot antara lima sampai 10 GT (gross tone).

Alhasil, suasana di Pelabuhan Perikanan Pantai Pondok Dadap di Dusun Sendangbiru tampak sepi. Triono, Ketua Nelayan Pantai Licin di Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading, menginformasikan ketinggian gelombang 2,5 meter bisa bertambah bila disertai angin kencang.


Pergi melaut dalam cuaca tak bersahabat berisiko hilangnya nyawa. Karena itu, kata Triono, sebanyak 57 nelayan di Pantai Licin memilih bekerja di ladang. Tahun lalu mereka sempat libur melaut sepanjang Februari. "Akibatnya, tangkapan ikan kami nyaris nol," kata dia.

ABDI PURMONO

Berita terkait

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

2 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

5 hari lalu

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.

Baca Selengkapnya

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

5 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

9 hari lalu

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

10 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.

Baca Selengkapnya

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

16 hari lalu

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

20 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

28 hari lalu

Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

38 hari lalu

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka

Baca Selengkapnya

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

40 hari lalu

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.

Baca Selengkapnya