Seorang calon mahasiswa mengikuti ujian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2013 di Kampus Universitas Hasanuddin Makassar, Selasa (18/6). TEMPO/Hariandi Hafid
TEMPO.CO, Jakarta - Panitia Pusat Seleksi Masuk Bersama Perguruan Tinggi Negeri 2013 menerima dua laporan indikasi kecurangan selama ujian. Menurut Ketua Pantia Pusat, Akhmaloka, indikasi kecurangan ini ada di Jakarta dan Yogyakarta.
“Kalau yang di Jakarta bentuknya pensil yang ada bluetoothnya,” kata Akhmaloka ketika dihubungi Selasa, 18 Juni 2013. Sementara Panitia Lokal Yogyakarta menemukan gelang yang bisa digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Namun, kata dia, panitia pusat akan meneliti lebih lanjut kebenaran laporan ini.
Akhmaloka menjelaskan jika terbukti bersalah akan hasil ujian akan dianulir dan dinyatakan gagal seleksi. Panitia juga berencana akan melaporkan kecurangan tersebut ke Kepolisian RI. Jika polisi menyatakan ada unsur pidana, Akhmaloka akan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak yang berwajib untuk ditangani.
Akhmaloka menjelaskan, SPMPTN 2013 atau ujian tertulis bersama ini akan menerima calon mahasiswa sebanyak 90.000 anak untuk 62 Perguruan Tinggi Negeri. Angka ini merupakan 30 persen dari jumlah mahasiswa baru yang akan diterima.
Sementara Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri beberapa pekan yang lalu mempunyai kuota 50 persen atau 130.000 mahasiswa. Ujian ini menggunakan penilaian rapor semasa SMA dan hasil ujian nasional. “Sisanya diterima melalui jalur mandiri,” kata rektor Institut Teknologi Bandung ini. Tak semua perguruan tinggi negeri membuka jalur mandiri.