Hutan Lindung untuk Rumah Owa Jawa di Bandung

Reporter

Senin, 17 Juni 2013 03:45 WIB

Owa Jawa bernama Sadewa meniti pepohonan di zona konservasi owa Jawa saat menjalani pelepas liaran di hutan Gunung Puntang, Kabupaten Bandung (15/6). TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Bandung-Perum Perhutani merintis area hutan lindungnya untuk rumah owa Jawa hasil rehabilitasi. Lokasi perdana di Gunung Puntang, Kabupaten Bandung, untuk sepasang owa Jawa yang dilepas kembali ke alam, Sabtu, 15 Juni 2013. Selanjutnya akan ada 4 ekor owa lagi yang akan dilepas di sana.

Direktur Utama Perum Perhutani Bambang Sukmananto mengatakan, pihaknya mendapat hak pengelolaan hutan dari pemerintah seluas 2,4 juta hektar di Jawa dan Madura. Sebagian besar hutan produksi untuk ditebangi kayunya. Sisanya kawasan hutan lindung yang ingin dijaga fungsi ekosistemnya sehingga satwa bisa hidup dan sumber air lestari. "Prinsipnya hutan lestari dengan satwa yang ada," ujarnya.

Menurut Bambang, ada 5 alasan kenapa Perhutani mau ikut mengurus owa Jawa yang terancam punah dengan memberi lokasi pelepas liaran di area hutan lindung Gunung Puntang. "Perhutani harus berani menjaga hutan lindung di wilayahnya termasuk ekosistemnya," kata dia. Selanjutnya, Perhutani ingin jadi pelopor bidang lingkungan dan mau melibatkan masyarakat untuk melindungi owa Jawa.

Selain itu, Perhutani akan menjadikan lokasi pelepas liaran owa jika terbukti berhasil nantinya sebagai daerah wisata untuk peminat khusus. Di kaki Gunung Puntang, selama ini Perhutani telah mengelola wana wisata untuk berkemah dan berenang. Alasan berikutnya, Perhutani ingin membuktikan kepeduliannya terhadap satwa-satwa yang dilindungi dan teranam punah dengan tindakan nyata.

Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan yang ikut dalam pelepas liaran owa Jawa tersebut mengatakan, semua pihak harus ikut membantu pemerintah dalam pelestarian satwa yang terancam punah. Selain owa, diantaranya termasuk harimau, serta orangutan. "Apalagi anggaran Kementerian Kehutanan tahun depan dipangkas untuk subsidi warga tidak mampu akibat kenaikan BBM," ujarnya.

Setelah dilepaskan kembali ke alam, sepasang owa Jawa berusia sekitar 13 tahun bernama Sadewa dan Kiki itu akan dipantau setiap hari selama setahun. Pemantaunya, menurut Manajer Program Javan Gabbon Center Anton Ario, melibatkan relawan, petugas patroli hutan, dan mahasiswa peneliti.

ANWAR SISWADI


Terhangat:
EDSUS HUT Jakarta | Kenaikan Harga BBM | Rusuh KJRI Jeddah

Baca juga:

Kongres Dukung Jokowi Presiden 2014 di Bandung

Jokowi Tolak Bayar Sewa Stan di PRJ Kemayoran

Ada 'Kartel' Kerak Telor di PRJ Kemayoran

Ahok Rela Taman Monas Rusak Karena PRJ

Berita terkait

Lumba-lumba Air Tawar Sangat Langka Mati di Tempat Baru di Sungai Amazon

30 Oktober 2023

Lumba-lumba Air Tawar Sangat Langka Mati di Tempat Baru di Sungai Amazon

Lumba-lumba air tawar yang sangat langka mati di tempat baru di sepanjang Sungai Amazon.

Baca Selengkapnya

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

28 Januari 2021

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

Tersangka kasus penjualan hewan langka YI mengaku mendapatkan orangutan dari temannya di komunitas pecinta satwa di media sosial.

Baca Selengkapnya

Hewan Langka: Mirip Ikan, Ular Laut Ini Bernapas dari Dahi

26 September 2019

Hewan Langka: Mirip Ikan, Ular Laut Ini Bernapas dari Dahi

Keberadaan binatang langka atau unik, Hydrophis cyanocinctus, ular laut yang bernapas dari dahinya bernama, dipublikasikan oleh The Conversation.

Baca Selengkapnya

Kebun Binatang Gembira Loka Terima Bulus Jumbo Langka

7 Februari 2019

Kebun Binatang Gembira Loka Terima Bulus Jumbo Langka

Seekor bulus sepanjang 1 meter dititipkan dan dirawat di Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Anjingnya Mati, Wanita Ini Gugat Dokter Hewan Rp 1,3 Miliar

19 September 2018

Anjingnya Mati, Wanita Ini Gugat Dokter Hewan Rp 1,3 Miliar

Seorang wanita, Nadhila Utama, mengajukan gugatan perdata Rp 1,3 miliar terhadap dokter hewan ke Pengadilan Tangerang karena anak anjingnya mati.

Baca Selengkapnya

Kisah Harimau Sumatera yang Mati Dibunuh Warga Mandailing Natal

6 Maret 2018

Kisah Harimau Sumatera yang Mati Dibunuh Warga Mandailing Natal

Harimau Sumatera yang mati ditombak warga di Mandailling Natal ternyata sudah tak utuh lagi. Beberapa bagian tubuh Harimau Sumatera itu hilang.

Baca Selengkapnya

Diburu di Tasikmalaya, Aktivis Bebaskan Kukang Jawa Hasil Rehab

28 Januari 2018

Diburu di Tasikmalaya, Aktivis Bebaskan Kukang Jawa Hasil Rehab

Pada peringatan Hari Primata Indonesia, IAR akan melepasliarkan 15 ekor kukang jawa di Gunung Sawal, pada Selasa 30 Januari 2018.

Baca Selengkapnya

Nelayan Temukan Lumba-lumba Langka Berkepala Dua

7 Juli 2017

Nelayan Temukan Lumba-lumba Langka Berkepala Dua

Sekelompok nelayan menemukan bayi porpoise (mamalia mirip lumba-lumba) berkepala dua.

Baca Selengkapnya

Bayi Lutung Perak Ini Bakal Jadi Pusat Perhatian Baru di Ragunan

26 Juni 2017

Bayi Lutung Perak Ini Bakal Jadi Pusat Perhatian Baru di Ragunan

Bayi lutung perak berusia 1 bulan ini masih disusui induknya dan bakal berubah warna dalam setahun.

Baca Selengkapnya

30 Kukang Hasil Sitaan Dibebaskan di Gunung Ciremai

11 Mei 2017

30 Kukang Hasil Sitaan Dibebaskan di Gunung Ciremai

Sebanyak 30 kukang hasil sitaan dari pedagang online akhirnya dikembalikan ke alam liar BBKSDA wilayah Jawa Barat di Taman Nasional Gunung Ciremai.

Baca Selengkapnya