KSAD: Berita Tak Mengenakkan Saya Jadikan Evaluasi

Reporter

Selasa, 4 Juni 2013 15:53 WIB

Panglima TNI Agus Suhartono (tengah) melakukan salam komando bersama Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) yang baru Letjen Moeldoko (kiri) dan mantan KASAD Jenderal Pramono Edhie Wibowo usai upacara serah terima jabatan KASAD di lapangan upacara Mabes AD, Jakarta Pusat (23/5). ANTARA/Fanny Octavianus

TEMPO.CO, Jakarta- Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Moeldoko menyatakan dirinya tidak alergi terhadap pemberitaan di media massa. "Kalaupun berita yang ditulis tidak mengenakkan, saya jadikan itu bahan evaluasi," katanya dalam silaturahim dengan para pemimpin redaksi media massa di Markas Besar TNI AD hari ini.

Dia juga berjanji akan menjadikan kesatuan yang dipimpinnya terbuka kepada para wartawan. "Rekan-rekan wartawan ini komponen strategis dan mitra kami," katanya, Selasa 4 Juni 2013.

Moeldoko dilantik menjadi Kepala Staf Angkatan Darat pada 22 Mei 2013. Dia menggantikan Jenderal Pramono Edhie Prabowo yang pensiun. Sebelum menjadi KSAD, Moeldoko pernah berkecimpung di lembaga pendidikan, termasuk Wakil Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional. Pengalamannya itu membuat dia sudah terbiasa menghadapi wartawan.

Ia menyadari peran penting media massa dalam bidang militer. "Berita yang ditulis wartawan telah berkontribusi membangun emosi prajurit. Berita juga cukup mempengaruhi sikap prajurit," katanya. Berita baik atau buruk, kata Moeldoko dibutuhkan TNI sebagai bahan evaluasi dan mawas diri.

"Tapi saya berharap rekan-rekan media massa bisa menjaga proporsionalitas pemberitaan. Berita harus bijak, karena jika tidak, prajurit yang membacanya bisa skeptis dan mempengaruhi mentalnya," kata dia.

Pemimpin redaksi Majalah Tempo Wahyu Muryadi dalam sambutannya di acara itu berharap Moeldoko tidak pelit informasi. "Yang dibutuhkan wartawan adalah informasi yang murah-meriah, bahkan gratis. Jadi tidak ada alasan TNI untuk menutup diri," ujarnya. Wahyu menjelaskan, bahwa informasi yang dibutuhkan para wartawan bukanlah untuk kepentingan pemilik modal media massa, para pemimpin perusahaan pers, atau para pemimpin redaksi, melainkan demi kepentingan publik.

PRAGA UTAMA

Topik Terhangat:
Tarif Baru KRL
| Kisruh KJS | PKS Vs KPK | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah

Berita Terpopuler:

KPK: Hilmi Punya Banyak Informasi Soal Luthfi

Daftar Pemenang Indonesian Movie Award 2013

Ini 21 Pemain Timnas Lawan Belanda

Berita terkait

Kopassus Buka Ekspedisi NKRI 2017, Pendaftaran Secara Daring  

22 Mei 2017

Kopassus Buka Ekspedisi NKRI 2017, Pendaftaran Secara Daring  

Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat kembali membuka pendaftaran calon peserta Ekspedisi NKRI 2017.

Baca Selengkapnya

Konflik Papua, Ray Rangkuti Minta Peran TNI Dibatasi  

5 Oktober 2016

Konflik Papua, Ray Rangkuti Minta Peran TNI Dibatasi  

Seharusnya TNI tidak dapat turun tangan dalam mengatasi konflik di tanah tersebut.

Baca Selengkapnya

Ini Kata Kapolri tentang Penyelesaian Pelanggaran HAM Papua  

25 April 2016

Ini Kata Kapolri tentang Penyelesaian Pelanggaran HAM Papua  

Ada dua cara penyelesaian: pertama, dengan pendekatan politis; dan kedua, dengan pendekatan hukum.

Baca Selengkapnya

BIN Sebut 20 Penembakan di Papua Selama 2015  

9 Februari 2016

BIN Sebut 20 Penembakan di Papua Selama 2015  

Pemerintah menegaskan bahwa tindakan tegas tetap harus ada.

Baca Selengkapnya

Penyerangan Polsek Sinak, TNI AD Tingkatkan Kewaspadaan  

28 Desember 2015

Penyerangan Polsek Sinak, TNI AD Tingkatkan Kewaspadaan  

TNI Angkatan Darat juga menyiagakan intelijen untuk pencegahan dini serangan lanjutan.

Baca Selengkapnya

Kenapa Kasus Kekerasan Militeristik Terus Menguat di Papua?

7 September 2015

Kenapa Kasus Kekerasan Militeristik Terus Menguat di Papua?

Menurut Komnas HAM, hampir setiap minggu terjadi kasus kekerasan di Papua.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Berdemo Tuntut Jokowi Tarik Militer dari Papua  

4 September 2015

Mahasiswa Berdemo Tuntut Jokowi Tarik Militer dari Papua  

Para mahasiswa yang berdemo mengingatkan Jokowi kalau jumlah rakyat Papua yang terbunuh sejak 1 Mei 1963 mencapai 500 ribu jiwa.

Baca Selengkapnya

TNI Tembak Warga di Timika, Ini Kronologi Versi Warga  

28 Agustus 2015

TNI Tembak Warga di Timika, Ini Kronologi Versi Warga  

Penembakan itu dilakukan dua pemuda mabuk yang belakangan diketahui anggota TNI di Mimika

Baca Selengkapnya

Anak-anak Papua Akan Disekolahkan di Bandung  

14 Agustus 2015

Anak-anak Papua Akan Disekolahkan di Bandung  

Staf Khusus Presiden Jokowi untuk urusan Papua ingin memboyong anak-anak Papua belajar sampai sarjana di Bandung.

Baca Selengkapnya

KSAD: Kodam Baru di Papua Selesai Januari 2016

30 Mei 2015

KSAD: Kodam Baru di Papua Selesai Januari 2016

Nama Kodam baru di Papua belum ditentukan. Penetapan nama diserahkan pada masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya