Pelaku Bom Poso Punya Dua Tahi Lalat Berambut

Reporter

Selasa, 4 Juni 2013 14:20 WIB

Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Tengah, AKBP Soemarno (tengah) bersama Kepala Bidang Dokkes, AKBP dr. Sucipto (kanan) dan Ketua Tim Identifikasi Mabes Polri, Kompol A. Fauzy menunjukkan foto pelaku bom bunuh diri Mapolres Poso yang terjadi pada Senin (3/6) di Mapolda Sulawesi Tengah, di Palu, Selasa (4/6). ANTARA/Basri Marzuki

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Markas Besar Kepolisian Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan ciri-ciri pelaku bom bunuh diri di Poso, Sulawesi Tengah, adalah memiliki tahi lalat berambut di dada kiri dan tangan kiri depan, memiliki bekas jahitan pada lengan bawah kiri, berambut lurus, dan berkulit sawo matang. Pria yang belum diketahui namanya ini diperkirakan berusia antara 30 hingga 40 tahun dengan tinggi sekitar 170 sentimeter.

Identitas pelaku bom bunuh diri belum jelas. Tim Disaster Victim Identification dan Pusat Labolatorium dan Forensik Badan Reserse Kriminal Mabes Polri masih melakukan identifikasi. Tim telah mengambil sampel DNA. "Kalau ada keluarga atau yang mengenali pelaku, diharapkan untuk diambil DNA agar dicocokkan," ujar Boy, dalam keterangan pers di Markas Besar Kepolisian RI, Selasa 4 Juni 2013.

Juga belum bisa dipaastikan keterkaitan aksi bom bunuh diri itu dengan kelompok Santoso. "Hingga kini itu masih dugaan, belum pasti," kata Boy.

Markas Besar Kepolisian, Boy menambahkan, masih mengejar seorang buron bernama Basri, seangkatan dengan Santoso. Tetapi polisi belum bisa memastikan Mr.X pelaku bom poso adalah Basri atau buronan lain. "Kami menghimbau masyarakat untuk membantu," kata Boy sambil memegang foto pelaku.

Basri adalah terpidana teroris yang kabur dari Lembaga Pemasyarakatan Ampana, Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah. Boy mengatakan Basri pernah beraksi di Poso dalam kurun 2003-2005. "Terkait peristiwa mutilasi," ujar dia.

Sebelumnya, seorang pria yang diduga berumur 33 tahun menerobos masuk ke Markas Polisi Resor Poso, kemudian meledakkan dirinya dengan menggunakan bom yang berdaya ledak tinggi, sekitar pukul 08.05 Wita, Senin, 3 Mei 2013. Dalam peristiwa tersebut tidak ada polisi setempat yang menjadi korban.

Peristiwa terjadi saat polisi menggelar apel pagi. Tiba-tiba seorang pria mengendarai motor bebek menerobos masuk ke dalam markas dan melewati pos penjagaan. Polisi jaga sempat berusaha memberhentikannya. Namun, pria yang kini belum dikenal tersebut tetap menerobos. Tidak berselang lama, terdengar ledakan keras berdaya ledak tinggi.

MUHAMAD RIZKI | AMAR BURASE



Berita Terkait:
Poso Jadi Basis Teroris Al-Qaeda



Olah TKP Bom Poso Dilanjutkan Selasa Pagi

Advertising
Advertising

Berita terkait

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

11 jam lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

1 hari lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

1 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

1 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

1 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

2 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

2 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

2 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

2 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

2 hari lalu

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

Yusri juga berharap, TNI dan Polri memiliki frekuensi yang sama dalam mengatasi berbagai permasalahan itu.

Baca Selengkapnya