Bakal calon Gubernur Jawa Tengah dari PDI- P, Ganjar Pranowo (kiri), berbincang dengan Gubernur DKI Jakarta, Jokowi di Car Free Day Jl Slamet Riyadi, Solo, Jateng, Minggu (17/3). ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
TEMPO.CO, Semarang - Peneliti Saifulmujami Research and Consulting, Deni Irfani menilai hasil perolehan suara Ganjar Granowo-Heru Sudjatmiko yang lebih unggul dibanding calon lain, dalam pemilihan umum kepala daerah Jawa Tengah dipengaruhi popularitas Joko Widodo yang saat ini menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta.
Menurut Deni, peran Jokowi yang ikut kampanye mendukung Ganjar-Heru menjadi salah satu kekuatan pendulang suara bagi calon yang telah diusung oleh partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu. "Ganjar didukung oleh tokoh nasional yang disukai publik seperti Jokowi yang asalnya juga dari Jateng," ujar Deni Irfani, Anad 26 Mei 2013.
Analisa Deni itu di luar personalitas Ganjar yang kelihatan lebih baik dan dukungan PDIP yang solid. Menurut Deni, kemenangan Ganjar itu menarik, ketika kepuasan publik Jawa Tengah terhadap calon incumbent Bibit Waluyo telalu kecil. "Ini membuktikan pemilih punya cara sendiri dalam menentukan pilihan Gubernur Jateng," ujar Deni menambahkan.
Hasil hitung cepat Saifulmujami Research and Consulting, menunjukkan pasangan yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia itu unggul dengan perolehan suara 49,93 persen dibanding calon lain seperti Hadi Prabowo-Don Murdono dan calon incumbent Bibit Waluyo-Sudijono masing-masing 19,92 persen dan 30,15 persen.
Hasil hitung cepat yang dilakukan di 10 daerah pemilihan menunjukkan pasangan Ganjar-Heru menang di delapan daerah pemilihan, sedangkan pasangan incumbent Bibt Waluyo yang saat ini masih menjabat gubernur Jawa Tengah hanya menang di dua daerah pemilihan, masing-masing dapel dua tiga daerah Pati dan daerah Kudus.
Deni memastikan hasil hitungan cepat yang diambil dari 300 tempat pemungutan suara itu dapat dipastikan pasangan Ganjar-heru menang dalam pemilihan kepala daerah Jawa Tengah. Ia beralasan sampel itu diambil secara merata dari semua kabupaten kota di Jawa Tengah secara merata. "Dengan tingkat kesalahan hanya 1 persen," katanya.
