Runtuhnya Big Gossan Mestinya Bisa Diprediksi

Reporter

Minggu, 26 Mei 2013 22:10 WIB

Para pekerja berkumpul dekat terowongan yang atapnya longsor di Mimika, Papua, menunggu evakuasi rekan mereka yang masih terjebak (15/5). Sebanyak 41 pekerja PT Freeport Indonesia terjebak di terowongan tersebut. AP

TEMPO.CO, Jakarta--Ahli Geometanika dari Universitas Diponegoro, Dwiyanto Joko Suprapto menyatakan runtuhnya terowongan fasilitas pelatihan Big Gossan mestinya bisa diprediksi sebelumnya. Alasannya, setiap terowongan atau tambang bawah tanah memiliki stand up time alias usia operasional.

"Jadi memang harusnya sejak awal perencanaan hingga pelaksanaan, tim sudah mengetahui berapa usia dari sebuah terowongan atau tambang bawah tanah," kata Dwi kepada Tempo, Minggu, 26 Mei 2013.

Perhitungan jangka usia kemampuan dari terowongan atau tambang bawah tanah, menurut Dwi diketahui melalui struktur batuan yang ada di lokasi tersebut. "Termasuk struktur retakan tanah (crack) yang muncul, baik dari penampang retakan, luas bidang retakan, dan retakan terisi apa," ujar Dwi.

Bekas Kepala Jurusan Ilmu Geologi Universitas Diponegoro Semarang ini menyebutkan, kemunculan retakan tersebut merupakan hal yang alami terjadi. Oleh karena itu, biasanya retakan dipantau menggunakan extensometer.Extensometer adalah alat pendeteksi dan pengukur adanya pergerakan ataupun pergeseran permukaan tanah. "Gunanya untuk memberikan peringatan dini terhadap bahaya longsor atau runtuh," ujarnya.

Maka, dengan adanya alat tersebut, suatu pergerakan yang memungkinkan terjadinya longsoran bisa diketahui sebelum terjadi. Karena, extensometer bisa membaca gerakan retakan tanah yang cenderung lambat secara terus menerus. Termasuk runtuhan yang terjadi di fasilitas pelatihan Big Gossan. "Jadi tidak perlu sampai runtuh sudah bisa diramalkan," ujarnya.

Presiden dan CEO Freeport-McMoran Copper and Gold Inc. Richard C. Adkerson mengaku insiden runtuhnya pusat pelatihan pertambangan Big Gossan terjadi mendadak. Ia mengatakan belum pernah mengkalkulasi adanya kemungkinan terjadi runtuhan tersebut.

Kendati demikian, ia mengklaim fasilitas pelatihan tambang bawah tanah tersebut memiliki standar keamanan dan keselamatan yang tinggi. Ia menyatakan sepanjang sejarah 30 tahun Freeport melakukan operasional penambangan, kejadian seperti ini belum pernah terjadi.

"Kami tidak pernah mengharapkan ini bisa terjadi dengan melihat track record standar keselamatan PTFI yang paling baik dibanding pertambangan lainnya," kata Richard dalam press briefing Kamis lalu.

AYU PRIMA SANDI

Terhangat:
Darin Mumtazah & Luthfi
| Kisruh Kartu Jakarta Sehat | Menkeu Baru | PKS Vs KPK | Vitalia Sesha


Baca juga:
Ahok Janji Selamatkan Aset Pemda di Tanah Abang
Ini 32 Anggota DPRD DKI Interpelator Jokowi

Digugat Pencabulan, Korban Potong 'Burung' Melawan

Pelaku Potong 'Burung' Ajak Muhyi Menikah

Berita terkait

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

22 jam lalu

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

1 hari lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

2 hari lalu

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

Rektor UPN Veteran Yogyakarta Irhas Effendi menyebut ada fenomena cukup menarik dari para peserta UTBK SNBT 2024 di kampusnya.

Baca Selengkapnya

Bahlil Sebut Izin Freeport Diperpanjang sampai 2061, Tunggu Revisi PP Minerba

3 hari lalu

Bahlil Sebut Izin Freeport Diperpanjang sampai 2061, Tunggu Revisi PP Minerba

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan proses perpanjangan izin Freeport, yang habis pada 2041, hampir selesai.

Baca Selengkapnya

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

6 hari lalu

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

Tujuan beasiswa LPDP ini untuk mencetak tenaga kerja untuk memenuhi program hilirisasi industri berbasis tambang mineral di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

8 hari lalu

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

Kelompak masyarakat peduli Pegunungan Kendeng memgangkat isu kerusakan lingkungan pada Hari Bumi dan Hari Kartini/

Baca Selengkapnya

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

10 hari lalu

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

Berikut ini deretan perusahaan timah terbesar di dunia berdasarkan jumlah produksinya pada 2023, didominasi oleh pabrik Cina.

Baca Selengkapnya

Riwayat Saham Freeport Indonesia: Dijual ke Bakrie dan Dibeli Lagi, Kini 61 Persennya Diincar RI

19 hari lalu

Riwayat Saham Freeport Indonesia: Dijual ke Bakrie dan Dibeli Lagi, Kini 61 Persennya Diincar RI

Presiden Jokowi memerintahkan divestasi saham lanjutan PT Freeport Indonesia sehingga negara mempunyai saham 61 persen.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

27 hari lalu

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

Jaringan Advokasi Tambang melaporkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

28 hari lalu

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

Kasus dugaan korupsi di PT Timah, yang melibatkan 16 tersangka, diduga merugikan negara sampai Rp271 triliun. Terbesar akibat kerusakan lingkungan.

Baca Selengkapnya