TEMPO.CO, Jakarta -Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Nurhayati Ali Assegaf mengatakan partainya tak akan mempersoalkan wacana sejumlah elit Partai Keadilan Sejahtera untuk keluar dari koalisi partai pendukung pemerintah. "Selama itu belum jadi sikap partai dan masih sikap orang-perorang, kami tak akan tanggapi," kata Nurhayati saat dihubungi, Rabu, 22 Mei 2013.
Menurut Nurhayati dalam berpolitik setiap partai harus menjalankan etika politik yang cerdas, bersih dan santun. Suatu partai tak bisa memutus begitu saja hubungan koalisi tanpa alasan dan mekanisme. Koalisi kata Nurhayati merupakan mekanisme bersama yang diatur dan dibicarakan melalui institusi partai. "Seperti apa masuk koalisi, seperti itu pula harusnya keluar."
Nurhayati menegaskan, dalam beberapa kali rapat sekretariat gabungan yang beranggotakan enam partai politik dan beberapa waktu terakhir, perwakilan dari PKS selalu hadir. Para petinggi yang hadir tak pernah mewacanakan dan menunjukkan gelagat akan keluar dari koalisi. "Sejauh itu masih pendapat pribadi, kami biarkan saja."
Nurhayati mengaku memahami, munculnya wacana untuk keluar dari koalisi ini sebagai imbas munculnya sejumlah kasus korupsi yang menyeret sejumlah elit partai dakwah ini. Karena itu dia menyarankan agar elit PKS bisa menghadapi kasus ini dengan dewasa dan tak menyinggung-nyinggung masalah lain. Publik kata Nurhayati sudah sangat dewasa untuk paham dan mencerna kedewasaan suatu partai dalam menghadapi kasus.
Wacana agar PKS keluar dari koalisi ini pertama kali dilontarkan oleh Wakil Sekretaris Jenderal PKS, Fahri Hamzah. Fahri mengatakan dia merasa sudah tak sesuai lagi dengan gaya kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono. "Tapi ini pendirian saya pribadi, keputusan sepenuhnya ada di atas."
Ide Fahri ini disambut juga oleh petinggi PKS lainnya, Nasir Djamil. Pendapat berbeda disampaikan mantan presiden PKS, Tifatul Sembiring dan wakil ketua DPR dari PKS, Sohibul Imam. Keduanya menyatakan isu keluar dari koalisi belum pernah dibahas di Majelis Syuro. "Musyawarah Majelis Syuro terakhir beberapa waktu lalu tidak ada keputusan seperti itu," kata Sohibul. Namun menurut dia, wacana ini merupakan hal lumrah sebagai bagian dari kebebasan setiap kader menyampaikan aspirasinya.
Sejak bergabung dalam koalisi partai pendukung pemerintah, PKS memang kerap bersuara keras. Misalnya saat pemerintah berencana menaikkan harga Bahan Bakar Minyak, PKS satu suara dengan partai oposisi menolak kebijakan pemerintah ini. Hal ini berbeda dengan sikap mayoritas partai koalisi lain yaitu, Demokrat, Partai Amanat Nasional, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Kebangkitan Bangsa. Sedangkan partai lain, Golkar juga kerap bersuara keras.
IRA GUSLINA SUFA
Topik Terhangat:
Menkeu Baru | PKS Vs KPK | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah
Baca juga:
Ibu Darin Mumtazah: Wawancarai Saja Kucing Saya
Ditanya Soal Darin Mumtazah, Luthfi Melirik
KPK Telisik 45 Perempuan Penerima Duit Fathanah
Begini Cara Blokir Nomor Mama Minta Pulsa
Berita terkait
Izin Impor Daging Sapi Telat Rilis, Stok Menipis bikin Harga Melambung
53 hari lalu
Asosiasi Pengusaha Impor Daging Indonesia sebut izin rilis impor daging sapi telat keluar, hanya 2 minggu sebelum ramadan. Memicu kenaikan harga.
Baca SelengkapnyaElite Koalisi Perubahan Pengusung Anies Baswedan Berkumpul di Pulau, Apa yang Dibahas?
31 Mei 2023
Koalisi Perubahan yang mengusung Anies Baswedan sebagai capres berkumpul di pulau pada pekan lalu. Apa saja yang dibahas?
Baca SelengkapnyaPSI Depok Gaungkan Kaesang, PKS: Mereka Butuh Tokoh untuk Mendongkrak Suara
23 Mei 2023
Bendahara Umum DPD Partai Keadilan Sejahtera atau PKS Depok Ade Supriyatna menilai semua pihak boleh melempar sosok tokoh dan mengusulkan kandidat Wali Kota Depok pada Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaKala Anies Baswedan Ungkit Dukungan PKS Saat Jabat Gubernur DKI Jakarta
24 Februari 2023
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) resmi mendeklarasikan dukungan kepada Anies Baswedan untuk menjadi bakal Capres 2024.
Baca SelengkapnyaMeski Dikecam, Legislator PKS Ngotot Ingin Bikin Ranperda LGBT di Medan
11 Januari 2023
Legislator asal PKS meyakini dari delapan fraksi di DPRD Kota Medan pasti terdapat yang mewacanakan Ranperda Kota Medan, terutama perilaku LGBT.
Baca SelengkapnyaRidwan Saidi Meninggal, Anis Matta: Terima Kasih Atas Usahamu Menjaga Demokrasi Kita
25 Desember 2022
Budayawan Betawi Ridwan Saidi tutup usia hari ini, Minggu, 25 Desember 2022.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan Bersiap Hadapi Urusan Berikutnya usai Lengser dari Balai Kota
21 Agustus 2022
"Kalau sudah selesai satu urusan, kita bersiap dengan urusan yang berikutnya," kata Anies Baswedan sambil mengutip Surat Al-Insyirah ayat 7
Baca SelengkapnyaJabatannya Habis Oktober 2022, Anies Baswedan: Insya Allah Tetap Ada di Jakarta
21 Agustus 2022
Anies Baswedan mengatakan meski tugasnya sebagai gubernur DKI Jakarta selesai Oktober mendatang ia tidak akan meninggalkan Jakarta
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan: Selesai Oktober Istirahat Dulu Baru Kerja Lagi yang Berikutnya
21 Agustus 2022
"Setelah selesai Oktober tuntas di Jakarta, besoknya ke mana habis itu?" tanya Anies Baswedan yang dijawab kader PKS dengan teriakan 'Presiden'.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan Hadiri Acara Jalan Sehat PKS, Sorakan Presiden Menggema
21 Agustus 2022
PKS bakal memilih calon presiden dan wakil presiden yang memiliki karakter nasionalis-religius. Anies Baswedan masuk daftar
Baca Selengkapnya