TEMPO.CO, Jakarta - Seorang anggota TNI Angkatan Laut yang tak mau disebutkan namanya mengakui pernah disuap oleh Ajun Inspektur Satu Labora Sitorus. “Saya sempat menerima upah Rp 3 juta per bulan,” kata dia seperti dikutip dari Majalah Tempo Edisi 20-27 Mei 2013.
Labora Sitorus memulai bisninya sejak 1983. Semula dia menjual berbagai kebutuhan di atas kapal yang singgah di sekitar Sorong. Ia kemudian memilih menjadi aparat hukum untuk memuluskan bisnisnya. Pertengahan 1990, Sitorus yang masih berstatus polisi berdagang minuman keras.
Saking sibuk mengurusi bisnis, pada 2000-an Sitorus tak pernah terlihat di kantornya. Baik saat dia bertugas di Polres Sorong maupun setelah dipindahkan ke Polres hasil pemekaran, Raja Ampat, pada 2006. Ia pernah mengajukan surat pengunduran diri dari kepolisian, tapi ditolak.
Dari situ pula ia banyak belajar kongkalikong dengan aparat lain, khususnya TNI Angkatan Laut. “Setoran ke komandan bisa Rp 40 juta perbulan,” kata sumber itu.
Komandan Pangkalan TNI AL Sorong Kolonel Laut Irvansyah membantah sering menerima sogokan Sitorus. Butinya, katanya, anggotanya pernah menangkap kapal Sitorus meski dilepas lagi.
Sedangkan pengacara Sitorus membantah mengenai polah kliennya semacam itu. “Perkara sepak terjang Pak Sitorus di Sorong itu hanya asumsi,” kata Azet Hutabarat, pengacara Sitorus. (Baca: Itu Mimpi)
MUSTAFA SILALAHI | JERRY OMONA
Topik terhangat:
PKS Vs KPK | E-KTP | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah | Perbudakan Buruh
Berita lainnya:
EDSUS Cinta dan Wanita Ahmad Fathanah
Rumah Sakit di Bogor Diminta Siapkan Kelas 3
Pembongkaran Bangunan di Waduk Pluit Mulai Pagi
Layani Pasien KJS, Rumah Sakit Pemerintah Nombok
Berita terkait
Badan Bank Tanah dan Polri Teken MoU Sinergitas Pelaksanaan Tugas dan Fungsi
21 jam lalu
Badan Bank Tanah menandatangani nota kesepahaman dengan Kepolisian tentang sinergi pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan pengelolaan tanah.
Baca SelengkapnyaPengamat Nilai Polisi Berantas Judi Online Tak Sentuh Bandar Level Atas
22 jam lalu
Pengamat kepolisian mengatakan problem pemberantasan judi online beberapa waktu lalu marak penangkapan tapi tak sentuh akar masalah.
Baca SelengkapnyaKPK Tak Kunjung Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej, Terhambat di Direktur Penyelidikan KPK atas Perintah Polri
23 jam lalu
Sprindik Eddy Hiariej belum terbit karena Direktur Penyelidikan KPK Brijen Endar Priantoro tak kunjung meneken lantaran ada perintah dari Polri.
Baca SelengkapnyaTNI-Polri Terjunkan 4.266 Personel, Amankan Rapat Pleno Penetapan Prabowo-Gibran di KPU
3 hari lalu
Sebanyak 4.266 personel gabungan TNI dan Polri mengamankan penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaPengamat Sebut Penangkapan Polisi yang Terlibat Kasus Narkoba Layak Diapresiasi
4 hari lalu
ISESS sebut penangkapan polisi yang diduga terlibat kasus narkoba perlu diapresiasi.
Baca SelengkapnyaMarak Korban dan Modus Baru: Layanan Pinjol Ilegal Bisa Dihukum 10 Tahun Penjara dan Denda Rp 1 Triliun
4 hari lalu
Selain 537 entitas pinjol ilegal, Satgas PASTI juga menemukan 48 konten penawaran pinjaman pribadi dan 17 entitas yang menawarkan investasi.
Baca SelengkapnyaMengenal Tugas Puslabfor Polri, Jenis Investigasi dan Fungsi yang Dilakukannya
4 hari lalu
Puslabfor Polri melakukan investigasi kebakaran di Mampang, Jakarta yang mengakibatkan 7 lorban meninggal. Apa saja tugas Puslabfor?
Baca SelengkapnyaCara Perpanjang SKCK 2024 Lewat Aplikasi Presisi Polri dan Biayanya
4 hari lalu
Tata cara perpanjang SKCK 2024 secara online bisa dilakukan melalui aplikasi PRESISI POLRI Super App. Ketahui syarat dan biaya terbarunya.
Baca SelengkapnyaBuka Rakernis di Surabaya, Kadiv Humas Polri: Kepercayaan Masyarakat adalah Harga Mati
4 hari lalu
Kadiv Humas Polri Irjen Sandi Nugroho mengatakan, ke depan bakal banyak tantangan yang akan dihadapi polisi dan masyarakat.
Baca SelengkapnyaSidang Putusan Sengketa Pilpres 2024, Sebanyak 7.783 Personel Gabungan Berjaga di MK
5 hari lalu
7.000 lebih personel gabungan Polri-TNI berjaga di MK pada hari ini.
Baca Selengkapnya