Aiptu Labora Sitorus anggota polisi Papua saat memberikan keterangan terkait dugaan rekening miliknya senilai 1,5 triliun rupiah di Jakarta, (17/05). TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO, Sorong--Ajun Inspektur Satu Labora Sitorus, anggota Kepolisian Resor Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, tak pernah mengambil gajinya sebagai anggota polisi tiap akhir bulan.
Gaji polisi dua sampai tiga juta itu dibiarkan untuk kas Negara. "Gajinya saja tidak diambil, ya mau ambil apa, lah dia sudah punya uang banyak," kata EM, sumber Tempo di Sorong, Sabtu 18 Mei 2013. (Lihat juga: Labora Sitorus: Rekening Rp 1,5 Triliun Itu Mimpi)
Kepala Kepolisian Resor Raja Ampat, AKBP Taufik Irfan mengatakan tak tahu menahu perihal tersebut. "Baiknya ditanyakan ke Kabid Humas Polda ya mas, langsung saja ke Kabid Humas," ujarnya.
Labora Sitorus dikenal rekan sejawatnya sebagai polisi yang bermental baja. "Dia sebelum jadi polisi memang sudah punya banyak uang, jadi tidak aneh jika sekarang dia kaya, dari dulu memang pengusaha dia," kata sumber Tempo di kepolisian Sorong berpangkat Ajun Komisaris Polisi. (Lihat: Punya 60 Rekening? Aiptu Labora Sitorus Menjawab)
Membangun bisnis kayu dan BBM di Kota Sorong, Labora melibatkan serta sejumlah aparat. Sebagai polisi berpangkat Aiptu, adalah aneh jika Labora memiliki uang hingga miliaran rupiah. "Kami tahu, ada pengawalnya seorang anggota Brimob yang sering datang menekan warga, katanya jangan campuri usaha Labora," kata Sonny Mambrasar, warga Tampa Garam, Sorong, bersebelahan dengan usaha sowmil Sitorus.
Setelah kasusnya mencuat, Labora menghilang dari Sorong. Dari penelusuran Tempo di tiga rumahnya, Labora disebut sedang berada di luar kota.