TEMPO.CO, Jakarta - Tersangka kasus suap izin impor daging sapi, Ahmad Fathanah, mengaku sedang berasyik-masyuk saat ditangkap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi pada 29 Januari lalu. Pengakuan Fathanah kepada penyidik, dia mengaku menyewa kamar di Hotel Le Meridien khusus untuk berduaan dengan Maharani Suciyono, perempuan yang ikut diciduk bersamanya.
"Saya menyewa satu kamar dengan nomor 1740 untuk indehoy bersama-sama," katanya seperti tertulis dalam dokumen yang diperoleh Tempo. "Saat itu kemudian pintu kamar saya diketuk oleh petugas dan setelah saya buka, saya ditangkap oleh petugas KPK." Menurut Fathanah, pertemuan dengan Maharani diawali dengan teleponnya ke mahasiswi Universitas Moestopo itu.
Sebelum indehoy dengan Maharani, Fathanah mengambil duit Rp 1 miliar dari kantor PT Indoguna Utama, perusahaan pengimpor daging sapi. Duit itu rencananya akan diberikan untuk Luthfi Hasan Ishaaq, saat itu Presiden Partai Keadilan Sejahtera. Barulah dia meluncur ke Le Meridien dengan Toyota Land Cruiser Prado hitam yang dikemudikan sopirnya.
Maharani pada 5 Februari lalu membeberkan pertemuannya dengan Fathanah. Dia mengaku bertemu Fathanah di sebuah kafe di Senayan City. Seorang pelayan kemudian memberikan secarik kertas bertuliskan nomor telepon Fathanah. Ia mengaku diundang Fathanah makan malam di Le Meridien. "Karena saya berpikir positif, biar enggak dibilang sombong, saya temuin. Tapi saya tidak memiliki niat sedikit pun untuk mencari keuntungan dalam perkenalan itu," ujar Rani.
PSI Depok Gaungkan Kaesang, PKS: Mereka Butuh Tokoh untuk Mendongkrak Suara
23 Mei 2023
PSI Depok Gaungkan Kaesang, PKS: Mereka Butuh Tokoh untuk Mendongkrak Suara
Bendahara Umum DPD Partai Keadilan Sejahtera atau PKS Depok Ade Supriyatna menilai semua pihak boleh melempar sosok tokoh dan mengusulkan kandidat Wali Kota Depok pada Pilkada 2024.