TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan polisi kembali menangkap empat orang terduga teroris. Mereka ditangkap pada tiga tempat terpisah. Penangkapan pertama dilakukan Kamis 9 Mei pukul 21.00 WIB. Sebanyak dua orang dicokok di Jl. Yos Sudarso, Panjang, Lampung Selatan.
Tadi pagi, kata dia, ditangkap lagi satu orang di Sukoharjo, Peringsewu, Tanggamus pada pukul 05.30 WIB. Tidak lama kemudian, pada pukul 09.00 WIB ditangkap lagi satu orang di Karang Anyar, Lampung Selatan."Mereka diduga terlibat perampokan Bank BRI Pringsewu," katanya di Mabes Polri.
Dia menjelaskan penangkapan ini dilakukan oleh tim gabungan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri dan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Lampung. Penangkapan itu merupakan pengembangan dari empat tersangka perampok bank yang ditangkap sebelumnya. "Kuat dugaan ini terkait dengan teroris di Kebumen Jawa Tengah," ujarnya.
Sebelumnya Densus 88 menangkap Faisal alias Boim, Endang, Agung, Agus Widharto, dan Iman di Serpong, Pondok Aren, Ciputat, dan Tangerang. Di Kendal, Densus menangkap dua orang bernama Puryanto dan Iwan dan menembak mati Abu Roban. Di Kebumen, Densus 88 menangkap Farel, Wagiono, Slamet, dan Budi. Tiga orang tewas tertembak bernama Bastari, Toni, dan Bayu.
Di Bandung, tertangkap dua terduga teroris bernama William Maksu alias Acum alias Dadan dan Haris Fauzi alias Jablud. Tiga lagi tewas tertembak bernama Budi alias Angga, 35 tahun, Bang Junet alias Encek, dan Sarame.
RAMADHANI
Berita terkait
Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita
11 jam lalu
Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk
Baca SelengkapnyaSyarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya
1 hari lalu
Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.
Baca SelengkapnyaAmnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware
1 hari lalu
Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM
Baca SelengkapnyaInvestigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia
1 hari lalu
Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSoal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan
1 hari lalu
Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.
Baca SelengkapnyaKata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan
2 hari lalu
Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.
Baca SelengkapnyaKorlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap
2 hari lalu
Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.
Baca SelengkapnyaKorlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri
2 hari lalu
Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.
Baca SelengkapnyaKomnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai
2 hari lalu
Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.
Baca SelengkapnyaTNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota
2 hari lalu
Yusri juga berharap, TNI dan Polri memiliki frekuensi yang sama dalam mengatasi berbagai permasalahan itu.
Baca Selengkapnya