TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Multilateral Kementerian Luar Negeri Hasan Kleib menyatakan bahwa ada belasan nama dan 3 entitas asal Indonesia yang masuk dalam daftar terduga teroris dunia. Daftar itu diperbarui terakhir pada 25 Maret 2013 lalu.
"Ada 277 individu dan 64 entitas dari 43 negara yang masuk ke consolidation terorist list," ujar Hasan saat mengisi acara Seminar Nasional implementasi Undang-undang nomor 9 tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme di Merlynn Park Hotel, Kamis, 2 Mei 2013. Dan sebanyak 18 individu serta tiga entitas berasal dari Indonesia.
Tapi, kata Hasan, penetapan nama itu masih kontroversial dan memiliki sejumlah kelemahan, karena tidak melalui pengadilan. "Jadi negara yang bersangkutan hanya mengusulkan nama-nama itu ke PBB," katanya. Lalu PBB memberitahukan kepada pihak yang bersangkutan. Jika dalam 24 jam tidak ada protes, maka akan ditetapkan.
Hasan menambahkan bahwa kementeriannya selalu menerima daftar nama-nama tersebut dan mengirimkan notifikasi balik pada Persatuan Bangsa-Bangsa. Selain itu, kata Hasan, data terduga teroris atau teroris yang masuk ke Dewan Keamanan PBB tersebut, tidak lengkap. "Hanya nama, alamat, usia," katanya.
Selanjutnya, Hasan tidak menyebut nama atau organisasi yang dimaksud, ia hanya menyebut jumlah individu dan entitas atau lembaga yang disebut terlibat.
Dalam penelusuran Tempo, Pemerintah Amerika Serikat memasukkan beberapa nama organisasi masyarakat Islam dalam daftar organisasi teroris asing mereka. Seperti Jemaah Anshorut Tauhid (JAT). JAT adalah ormas Islam yang sering dikaitkan dengan terorisme setelah pemukanya Abu Bakar Baasyir ditahan karena diduga terlibat beberapa aksi terorisme di tanah air. Organisasi mereka pun diumumkan secara resmi di situs http://www.state.gov/j/ct/rls/other/des/123085.htm
