Pendukung Tedjowulan Mengadu ke DPRD

Reporter

Editor

Selasa, 7 September 2004 16:17 WIB

TEMPO Interaktif, Solo:Ratusan pendukung KGPH Tedjowulan kembali menggelar unjuk rasa menolak dinobatkannya KGPH Hangabehi sebagai Pakoe Boewono XIII, Selasa (7/9).Massa yang menamakan dirinya Komite Peduli Kebudayaan Surakarta (KPKS) mendatangi gedung DPRD Kota Solo dan mengadu ke anggota Dewan. Mereka menyatakan penolakannya terhadap Hangabehi karena putra tertua PB XII tersebut tidak memiliki kemampuan yang memadai untuk menjadi penerus tahta dinasti Mataram. Para pengunjuk rasa mendatangi gedung Dewan dengan mengendarai kereta kelinci dan truk terbuka. Di depan gedung mereka membentangkan sejumlah spanduk dan poster yang diantaranya bertuliskan 'Selamatkan Budaya Keraton Surakarta', 'Tolak Gusti Hangabehi Sebagai Raja', 'Harta Kraton= Harta Rakyat', 'Raja Pemabuk=Raja Pemabuk, Raja Bodoh = Rakyat ....'Selain menggelar orasi, beberapa perwakilan dari KPKS menemui pimpinan sementara DPRD Solo. Kapolresta Solo Ajun Komisaris Besar Pol. Lutfi Lubihanto dan Dandim Solo Letkol M. Effendi juga turut serta berbicara dengan perwakilan demonstran. Korlap aksi, Kostrad Nur Santi, mendesak agar DPRD segera mengambil langkah-langkah untuk menyelamatkan keraton dan asetnya. "Kami menolak penobatan Hangabehi sebagai PB XIII karena alasan moral dan kemampuannya," ujar Kostrad. Kostrad juga meminta agar polisi berani menindak orang-orang yang melakukan penjagaan ketat di pintu utama kraton. Menurut dia, keberadaan mereka telah membuat resah dan mengganggu aktivitas warga sekitar kraton. "Mereka itu bukan warga setempat dan juga bukan kerabat kraton. Ketika mereka menutup pintu keraton kenapa polisi mendiamkan saja," tukasnya.Usai berdialog, mereka bermaksud untuk meneruskan aksinya ke depan Keraton Kasunanan Surakarta. Tetapi niat mereka dicegah oleh aparat Polres Surakarta yang mengancam akan bertindak tegas terhadap mereka. Sejumlah massa yang sudah menunggu di alun-alun utara keraton pun terpaksa membubarkan diri setelah mengetahui rekan mereka yang dari DPRD tidak dapat bergerak.Sementara itu mengetahui ada kelompok yang akan melakukan unjuk rasa, Brajanala yang merupakan jalan umum bagi warga di sekitar kompleks keraton ditutup oleh kubu Hangabehi yang selama ini menguasai keraton. Hanya pejalan kaki dan pengendara sepeda motor yang dapat melalui pintu utama keraton tersebut, sedangkan kendaran roda empat dilarang masuk. Menurut sekretaris panitia penobatan Hangabehi, KP Eddy Wirabhumi, penutupan pintu utama kraton itu dilakukan untuk menghindari hal buruk yang mungkin terjadi. Imron Rosyid - Tempo News Room

Berita terkait

Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

25 hari lalu

Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

Sejumlah teknik dan jurus pencak silat awalnya eksklusif dan hanya dipelajari keluarga bangsawan. Namun telah berubah dan lebih inklusif.

Baca Selengkapnya

Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

47 hari lalu

Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

Kawasan Candi Prambanan Yogyakarta tampak ditutup dari kunjungan wisata pada perayaan Hari Raya Nyepi 1946, Senin 11 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Sultan HB X Beri Pesan Untuk Capres Pasca-Coblosan: Semua Perbedaan dan Gesekan Juga Harus Selesai

14 Februari 2024

Sultan HB X Beri Pesan Untuk Capres Pasca-Coblosan: Semua Perbedaan dan Gesekan Juga Harus Selesai

Sultan HB X seusai mencoblos hari ini memberikan pesan agar usai Pemilu, semua permasalahan, perbedaan antarcapres selesai.

Baca Selengkapnya

Tahun Ini Usia Cirebon Lebih Muda, Apa Sebabnya?

9 Januari 2024

Tahun Ini Usia Cirebon Lebih Muda, Apa Sebabnya?

Melalui hasil rapat panitia khusus disepakati ulang tahun Cirebon jatuh pada 1 Muharram 849 Hijriah

Baca Selengkapnya

3 Keraton di Cirebon Ini, Masukkan dalam Daftar Kunjungan Wisata Sejarah

2 November 2023

3 Keraton di Cirebon Ini, Masukkan dalam Daftar Kunjungan Wisata Sejarah

Cirebon punya berbagai destinasi wisata sejarah yang patut dikunjungi, di antaranya 3 Keraton, yakni Keraton Kasepuhan Cirebon, Kanoman, Kacirebonan.

Baca Selengkapnya

Keraton-Keraton di Indonesia Potensial Jadi Bagian dari Wellness Tourism

20 September 2023

Keraton-Keraton di Indonesia Potensial Jadi Bagian dari Wellness Tourism

Tanri Abeng menggelar talkshow yang membahas tentang wellness tourism dikaitkan dengan keberadaan 56 keraton di Indonesia.

Baca Selengkapnya

UNESCO Tetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Dunia, Panggung-Kraton-Tugu

19 September 2023

UNESCO Tetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Dunia, Panggung-Kraton-Tugu

UNESCO menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan dunia dari Indonesia pada Sidang ke-45 Komite Warisan Dunia atau World Heritage.

Baca Selengkapnya

Destinasi Wisata 3 Keraton di Cirebon: Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan

29 April 2023

Destinasi Wisata 3 Keraton di Cirebon: Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan

Di Cirebon, terdapat 3 keraton yang memiliki sejarah yang unik, yakni Keraton Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan. Ini destinasi wisata di Cirebon.

Baca Selengkapnya

Catatan Peristiwa Memanas Keraton Surakarta dalam Kaleidoskop 2022

28 Desember 2022

Catatan Peristiwa Memanas Keraton Surakarta dalam Kaleidoskop 2022

Peristiwa konflik internal Keraton Surakarta yang memanas mewarnai pemberitaan media massa menjelang akhir tahun 2022

Baca Selengkapnya

Tiga Penjual Batik di Yogyakarta

15 Oktober 2022

Tiga Penjual Batik di Yogyakarta

Jika Anda ingin mencari kain batik dengan corak gaya modern, maka sangat direkomendasikan untuk pergi berbelanja di Batik Rumah Suryowijayan.

Baca Selengkapnya