Komnas HAM Mediasi Sengketa Lahan TNI di Blitar  

Reporter

Kamis, 25 April 2013 18:32 WIB

Ilustrasi. scpr.org

TEMPO.CO, Malang -- Komisi Nasional Hak Asasi Manusia memediasi sengketa lahan antara petani dengan Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh Malang. Mediasi menghadirkan perwakilan warga, Komandan Pangkalan Udara TNI Udara Abdulrachman Saleh Malang Marsekal Pertama Gutomo, dan Bupati Blitar Herry Noegroho di sebuah hotel di Malang, Kamis, 25 April 2013.

"Hasilnya, petani diberi kesempatan menggarap lahan dan bermukim di lahan yang menjadi obyek sengketa," kata Direktur Solidaritas Masyarakat Desa, Farhan Mahfudzi. Di atas lahan seluas 32,9 hektare itu rencananya bakal dibangun lapangan terbang yang dikelola Pemerintah Kabupaten Blitar.

Warga keberatan dengan rencana tersebut karena telah menempati dan bermukim selama tiga generasi. Total sebanyak 75 kepala keluarga dalam 64 rumah yang mendiami lokasi sengketa. Mereka juga menggarap lahan secara turun-temurun untuk lahan pertanian nanas, tebu, ketela, dan pepaya. "Tanahnya subur, saya lahir di sini," kata warga setempat, Maryono, 43 tahun.

Warga juga mengajukan hak kepemilikan tanah negara menjadi objek reformasi agraria. Namun, proses masih berlangsung dan belum ditetapkan sebagai objek reformasi agraria. Warga terusik setelah TNI Angkatan Udara mengklaim memiliki hak guna pakai sejak 1992. Apalagi setelah tersiar kabar lahan tersebut akan dibangun lapangan terbang. "Kami punya bukti. Lahan ini dulu tanah kas desa yang dikuasai pemerintah Belanda," kata Direktur Farhan Mahfudzi.

Gutomo menyatakan pihaknya memberikan kesempatan kepada warga yang menggarap lahan dengan sistem sewa. Ia berharap kesepakatan ini menjadi pengikat dan semua pihak saling menghormati hasil mediasi ini. Mengenai penyelesaian sengketa lahan dengan warga Ponggok Blitar, menurut dia, sudah ada kemajuan. Para pihak yang bersengketa mulai menjajaki untuk mencari solusi atas lahan yang disengketakan. "Kami juga membayar pajak dan laporan ke Direktorat Jenderal Kekayaan Negara," kata Gutomo.

Ia menjelaskan, total ada dua ribu hektare lahan yang dikuasai Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh Malang. Namun, sekitar 30 persen masih sengketa dengan petani dan warga setempat. Lahan menjadi obyek sengketa itu tersebar di Malang, Pasuruan, Blitar, dan Lumajang. Sengketa tengah menjalani proses penyelesaian secara hukum. "Ada yang proses hukum di Pengadilan Tata Usaha Negara dan Mahkamah Agung," kata Gutomo.

Komisioner Komnas HAM Subkomisi Mediasi, M. Imdadun Rahmat, menilai proses mediasi berjalan lancar. Mediasi yang dilakukan secara tertutup selama lima jam lebih ini mulai menemukan titik terang. Masing-masing pihak, katanya, mulai melunak dan bersedia saling mendengarkan.

"Dengan kesepakatan rumah tak bertambah. Jika direlokasi, komitmen TNI Angkatan Udara menjamin warga mendapat lahan pengganti yang layak," katanya. Pertemuan lanjutan, katanya, akan segera dilangsungkan. Jika sudah dirumuskan kesepakatan, kata dia, hasil mediasi akan didaftarkan ke pengadilan negeri setempat untuk mendapat kepastian hukum.

EKO WIDIANTO

Berita terkait

Kasus Kades Tipu Dokter di Tangsel Disidangkan Hari Ini, Kerugian Rp 1,7 Miliar

6 Februari 2024

Kasus Kades Tipu Dokter di Tangsel Disidangkan Hari Ini, Kerugian Rp 1,7 Miliar

Ada empat bidang tanah yang dijual oleh Kades AB ternyata bermasalah, sehingga korban dirugikan hingga Rp 1,7 miliar.

Baca Selengkapnya

Mahfud MD Kritik Aparat saat Tangani Sengketa Tanah, 4 Masyarakat Adat Ini Terancam Digusur

23 Januari 2024

Mahfud MD Kritik Aparat saat Tangani Sengketa Tanah, 4 Masyarakat Adat Ini Terancam Digusur

Mahfud MD kritik aparat saat tangani sengketa tanah yang juga libatkan masyarakat adat

Baca Selengkapnya

Mahfud Md Bilang Akan Tertibkan Birokrasi Pemerintah dan Aparat untuk Hindari Konflik Masyarakat Adat

21 Januari 2024

Mahfud Md Bilang Akan Tertibkan Birokrasi Pemerintah dan Aparat untuk Hindari Konflik Masyarakat Adat

Menanggapi tingkah aparat, Mahfud Md mengatakan akan menertibkan birokrasi pemerintah dan aparat penegak hukum.

Baca Selengkapnya

Menteri ATR Harap Aset Kesultanan dan Keistimewaan Pengelolaan Pertanahan di DIY Terjaga

8 Desember 2023

Menteri ATR Harap Aset Kesultanan dan Keistimewaan Pengelolaan Pertanahan di DIY Terjaga

Hadi Tjahjanto menjamin keistimewaan pengelolaan pertanahan dan aset Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Selengkapnya

Konflik Lahan di Seputaran Jakarta yang Tak Ingin Jadi Rempang Kedua, Bersengketa dengan Penguasa

7 Oktober 2023

Konflik Lahan di Seputaran Jakarta yang Tak Ingin Jadi Rempang Kedua, Bersengketa dengan Penguasa

Konflik lahan tidak hanya terjadi di Rempang, Batam, Kepulauan Riau, tetapi juga di beberapa daerah. Ada yang bersengketa dengan TNI.

Baca Selengkapnya

Bentrokan di Lokasi Kebakaran Kapuk Muara, 130 Polisi Dikerahkan

5 September 2023

Bentrokan di Lokasi Kebakaran Kapuk Muara, 130 Polisi Dikerahkan

olres Jakarta Utara mengerahkan 130 anggotanya untuk berjaga di lokasi bekas kebakaran Kapuk Muara usai terjadi bentrokan

Baca Selengkapnya

Sengketa Tanah Dago Elos Bandung, Warga Lapor Lagi ke Polda Jabar

29 Agustus 2023

Sengketa Tanah Dago Elos Bandung, Warga Lapor Lagi ke Polda Jabar

Kuasa hukum mendampingi 4 warga Dago Elos yang melapor ke polisi. Materi serupa telah 3 kali disampaikan ke Polda Jabar dan Polrestabes Bandung.

Baca Selengkapnya

Sidang Sengketa Tanah, Paramount Land Kalah Gugatan Hampir 8000 Meter Persegi

31 Juli 2023

Sidang Sengketa Tanah, Paramount Land Kalah Gugatan Hampir 8000 Meter Persegi

Dua kelompok saling berhadap-hadapan saat sidang pembacaan sita jaminan yang digelar PN Tangerang di sebuah klaster perumahan milik Paramount Land.

Baca Selengkapnya

Kronologi Viralnya Warga Perumahan di Bekasi Terkungkung Pagar Beton, Pengembang Serobot Lahan

27 Juni 2023

Kronologi Viralnya Warga Perumahan di Bekasi Terkungkung Pagar Beton, Pengembang Serobot Lahan

Warga perumahan di Bekasi yang terkungkung pagar beton ternyata berawal dari penyerobotan lahan oleh pengembang.

Baca Selengkapnya

Warga Perumahan di Bekasi Terkungkung Pagar Beton, Satu Rumah Terancam Dibelah

27 Juni 2023

Warga Perumahan di Bekasi Terkungkung Pagar Beton, Satu Rumah Terancam Dibelah

Sebuah rumah di kompleks perumahan Cluster Green Village, Kota Bekasi, terancam dibelah buntut sengketa tanah pengembang dengan pihak ketiga.

Baca Selengkapnya