Polisi Mabuk Mengamuk di Salon  

Reporter

Editor

Nur Haryanto

Kamis, 18 April 2013 11:11 WIB

TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Bima - Brigader Satu Polisi (Briptu) Samsudin, anggota Sabhara Polres Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, ditangkap Propam karena mengamuk di sebuah salon kecantikan di Kelurahan Rabadompu, Kota Bima, Kamis, 18 April 2013.

Samsudin diketahui tengah mabuk saat itu. Seorang ibu bernama Junari, yang sedang menunggu anaknya merias di salon, terluka serius di bagian wajah. Pelipis sebelah kanan Junari mengalami robek sehingga membuat dia mendapatkan 17 jahitan.

Kejadian bermula ketika Samsudin mengendarai motor Beat berwarna merah secara ugal-ugalan. Ia datang dari Jalan Kampong Baru, Kelurahan Rabadompu, menuju Jalan Soekarno Hatta dan menerobos lampu merah, kemudian menyenggol pengendara sepeda motor yang melintas. Lalu berhenti di depan Rosa Salon.

Keributan pun tak terhindarkan antara pengendara sepeda motor dan oknum polisi itu. Samsudin, yang dalam keadaan teler, berteriak dan memaki-maki orang-orang di sekitarnya. Dia menghajar orang yang ada di salon dengan membabi buta. "Saya kaget tiba-tiba dia mengamuk dan mengumpat kami," kata Rosa, yang ditemui Tempo di Mapolresta Bima.

Dua petugas dari Propam yang menuju lokasi berupaya meredam emosinya. Hanya saja, keduanya diabaikan, bahkan dilawan oleh Samsudin. Ulah SA, yang baru pindah dari Polsek Lambu ini, pun mengundang perhatian warga. Kepala Kelurahan Rabadompu Barat, Muhammad Arif, mengatakan akibat ulah polisi teler tersebut, semua warga keluar rumah karena ingin menyaksikan peristiwa itu. "Saya dapat kabar, maka saya langsung ke kantor polres," kata Arif.

Arif lalu menanyakan identitas pelaku yang mengaku sebagai polisi tersebut. Selanjutnya Samsudin digiring ke Markas Polresta Bima. Dia dimasukkan ke dalam ruang Propam sembari diperiksa sejumlah petugas. Kepada pemeriksa, ia mengakui kesalahannya. "Dia akan diberikan saksi sesuai pelanggaran yang dilakukan," ucap Kanit Propam Polresta Kota Bima, Inspektur Dua Ahmad Lutfi Hidayat.

Karena status Samsudin yang merupakan anggota Polres, pemeriksaan lebih jauh akan diserahkan ke institusinya. Polisi mabuk itu pun dijemput dengan mobil Provost. "Akan ditindak sesuai aturan yang berlaku," kata Ahmad. Sebelum diperiksa, sampel urine dan air liur oknum polisi tersebut pun sudah diambil guna dilakukan pengujian lebih lanjut.

AKHYAR M NUR

Topik Terhangat:

Ujian Nasional | Bom Boston | Lion Air Jatuh | Kasus Cebongan

Baca juga:

EDISI KHUSUS Tipu-Tipu Jagad Maya

Sunah Rasul Hakim Setyabudi dan Gratifikasi Seks

Sopir Hakim Setyabudi Tak Tahu Suap Seks Bosnya

@SBYudhoyono Follow Artis-artis Ini

Berita terkait

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

7 jam lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

22 jam lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

1 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

1 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

1 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

2 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

2 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

2 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

2 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

2 hari lalu

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

Yusri juga berharap, TNI dan Polri memiliki frekuensi yang sama dalam mengatasi berbagai permasalahan itu.

Baca Selengkapnya