“Kami memang memilih pendekatan ke Pak Susno karena harapan kami beliau mau menaati hukum,” kata Kepala Seksi Pidana Khusus Kejaksaan Jakarta Selatan, Arif Zahrul Yani, lewat telepon, Senin, 15 April 2013.
Arif menjelaskan, langkah personal ditempuh karena Kejaksaan yakin Susno sebagai penegak hukum bersedia menjalankan amanah hukum. Ia menolak mengomentari tudingan bahwa Kejaksaan menolak mengeksekusi Susno karena takut. "Kami tidak mau menanggapi pernyataan orang, yang pasti kami sudah melakukan sesuai prosedur," ujar dia.
Susno menolak eksekusi Kejaksaan dengan alasan putusan kasasi di Mahkamah Agung tidak mengamanatkan hukuman badan terhadapnya. Ia pun mengabaikan tiga kali panggilan eksekusi dari Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan. Bahkan, melalui pengacaranya, Susno melaporkan Kejaksaan Negeri ke Badan Reserse Kriminal Markas Besar Polri dan Pengawasan Kejaksaan Agung.
Menurut Arif, Mahkamah Agung memang tidak mengamanatkan hukuman badan terhadap Susno karena menolak permohonan kasasi. Namun, Susno bukan berarti harus bebas dari hukuman badan. Penolakan terhadap permohonan kasasi menandakan kasus tersebut hanya sampai pada tingkat banding. "Sehingga berlaku putusan pengadilan tinggi yang menghukum Pak Susno 3 tahun 6 bulan penjara," ujar dia.
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memvonis Susno hukuman 3 tahun 6 bulan penjara, denda Rp 200 juta, serta membayar uang pengganti Rp 4 miliar. Susno dinyatakan terbukti bersalah karena menyalahgunakan kewenangan dalam menangani kasus PT Salmah Arowana saat menjabat Kabareskrim.
