Warga Filipina menghidupkan lilin dengan membentuk formasi "Pita Merah" yang merupakan simbol dari HIV/AIDS saat memperingati Hari AIDS Sedunia di Kuil Pahlawan, Quezon, Manila, Filipina, (1/12). (AP Photo/Bullit Marquez)
TEMPO.CO, Malang - Badan Amerika Serikat untuk Pembangunan Internasional atau US Agency for Internastional Development (USAID) mengucurkan bantuan Rp 1,5 miliar untuk membiayai penanggulangan HIV/AIFS di wilayah Malang Raya yang meliputi Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu.
Menurut Dwi Aris Subakti, petugas dari USAID untuk wilayah Malang, bantuan itu disalurkan mulai Agustus 2012 hingga Agustus 2013. Sebanyak Rp 800 juta untuk Yayasan Paramitra dan Rp 700 juta untuk Ikatan Gay Malang (Igama).
”Dua organisasi nirlaba itu yang berkonsentrasi pada outing (penjangkauan) HIV/AIDS,” kata Aris di sela pelatihan peliputan isu HIV/AIDS di kantor Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Malang, Rabu, 10 April 2013.
Pelatihan diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Malang dan Igama. Utusan dari KPA dan Dinas Kesehatan Kabupaten Malang menjadi pembicara dalam pelatihan yang diikuti sejumlah wakil dari komunitas pendamping Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA).
Selain Paramitra dan Igama, USAID segera membantu Sadar Hati dan Kelompok Kerja Waria Pasuruan dan Malang Raya masing-masing sebesar US$ 25 ribu per tahun.
Bantuan yang diberikan USAID melebihi jumlah dana penanggulangan HIV/AIDS yang yang diterima KPA dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Bahkan, organisasi-organisasi nirlaba itu pun akan segera mendapat bantuan serupa dari Badan Australia untuk Pembangunan Internasional (AUSAID).
Koordinator Kelompok Kerja Lokalisasi Gondanglegi, Kabupaten Malang, Sutaji, memaparkan bahwa aktivitas yang ditunjukkan Paramitra dan kawan-kawan berdampak positif, yakni meningkatnya kesadaran penggunaan kondom oleh pelanggan di lokalisasi yang dihuni 102 pekerja seks komersial (PSK). Selain itu, PSK pun semakin sadar untuk secara rutin melakukan pemeriksaan kesehatan ke puskesmas atau rumah sakit.
Aliansi Untuk Mengakhiri AIDS pada Anak di Indonesia Resmi Dibentuk!
2 Desember 2022
Aliansi Untuk Mengakhiri AIDS pada Anak di Indonesia Resmi Dibentuk!
Di Indonesia, hanya 25% dari anak-anak yang hidup dengan HIV menjalani pengobatan ARV yang menyelamatkan jiwa. UNAIDS Indonesia, Jaringan Indonesia Positif, Ikatan Perempuan Positif Indonesia, Lentera Anak Pelangi, dan Yayasan Pelita Ilmu menginisiasi aliansi baru untuk memperbaiki salah satu masalah yang paling mencolok dalam respon penanggulangan AIDS.