TEMPO Interaktif, Jakarta: Ekspor minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) Indonesia ke India mendapat ganjalan lantaran negara tersebut menerapkan peraturan baru. Akibatnya volume ekspor CPO tersebut akan mengalami penurunan yang cukup signifikan. Padahal India merupakan salah satu negara tujuan ekspor minyak kelapa sawit terbesar Indonesia. "Ekspor kita jadi terhambat karena ada peraturan baru. Minyak yang datang dituntut mempunyai kadar beta karotin (pro vitamin A) sebesar 500 part per millin (ppm). Kebanyakan minyak kelapa sawit kita tidak memenuhi syarat," kata Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Derom Bangun kepada Tempo News Room di Jakarta, Senin (30/8).Derom mengatakan kondisi minyak kelapa sawit produksi dalam negeri, kadar beta karotinnya kebanyakan baru mencapai 400 sampai 450 ppm. Dengan kadar sebesar itu maka akan sulit bersaing dengan produsen CPO yang memiliki beta karotinnya 500 ppm ke atas.Derom mengatakan pada 2003 kebutuhan impor minyak nabati India sebesar 5,5 juta ton. Dari jumlah itu, 5 juta ton berupa minyak kelapa sawit. Sedang sisanya antara lain seperti minyak kedelai, jagung, serta dedak padi. Dari 5 juta ton tadi, sebesar 45 persen atau sekitar 2,25 juta ton dipasok dari produksi CPO Indonesia.Menurut Derom peraturan baru akan mengakibatkan volume ekspor CPO Indonesia tersisih dari negara penghasil CPO yang lain seperti Malaysia. Muchamad Nafi ? Tempo News Room