Majalengka Kekurangan 10 Ribu Tenaga Kerja

Reporter

Sabtu, 23 Maret 2013 05:41 WIB

TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Majalengka--Kabupaten Majalengka masih kekurangan 10 ribu tenaga kerja. Penduduk setempat lebih memilih bekerja di kota lain untuk mencari nafkah.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Seksi Pelatihan Produktivitas dan Penempatan Tenaga Kerja (P3TK) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Majalengka, Thamrin Nurzaman. " Dari kebutuhan 12 ribu tenaga kerja, baru terpenuhi sekitar 2 ribu," katanya.

Seperti diketahui sejumlah pabrik tekstil skala besar sedang dan dalam proses pembangunan di Kabupaten Majalengka. Pabrik tersebut berpindah dari Bandung ke Majalengka karena kondisi di Bandung yang sudah tidak memungkinkan pendirian pabrik baru.

Dengan keberadaan pabrik-pabrik baru tersebut dibutuhkan sedikitnya 12 ribu tenaga kerja. Pemerintah Kabupaten Majalengka sendiri berkeinginan untuk mengutamakan warga mereka sendiri sebagai tenaga kerja. Hingga lowongan kerja pun dibuka di setiap kecamatan.

Namun sampai saat ini baru ada 2 ribu tenaga kerja yang melamar. "Jadi masih dibutuhkan 10 ribu tenaga kerja lagi," katanya.

Dijelaskan Thamrin, penduduk Majalengka ternyata lebih banyak untuk memilih bekerja di luar daerah, termasuk di Jabodetabek.

Alasannya bervariasi, mulai dari ingin mencari pengalaman di luar kota hingga upah minimum kota (UMK) Kabupaten Majalengka yang terlalu kecil. "Padahal dengan bekerja di daerah sendiri mereka tidak perlu repot untuk memenuhi kebutuhan hidup di daerah lain yang juga tinggi," katanya.

Karena peminat masih minim, Thamrin mengaku tidak akan putus asa dan akan terus mempromosikan peluang kerja di daerah mereka sendiri.

Sementara itu seorang siswi kelas 3 salah satu sekolah swasta di Majalengka, Herni, 18, mengaku akan bekerja di Bekasi usai sekolah. "Rencana saya mau ikut kakak saya yang sudah bekerja disana duluan," katanya.

Herni sendiri mengaku sempat mendengar adanya peluang kerja yang besar di Majalengka. "Tapi bosen di Majalengka saja, sesekali cari pengalaman di kota lain," katanya.

IVANSYAH

Topik Terhangat: Krisis Bawang || Hercules Rozario || Harta Djoko Susilo || Nasib Anas

Baca juga:

Jenderal Polisi Tajir, Hartanya Dinilai Tak Wajar

Mahfud MD: KPK Tak Perlu Izin Menyadap

Lima Kasak-kusuk Jelang KLB Demokrat

Soal Santet dan Zina, Komisi Hukum Kunjungi Eropa

Berita terkait

Survei Buktikan Jobseeker dengan Keterampilan AI Lebih Laku di Pasar Tenaga Kerja

2 hari lalu

Survei Buktikan Jobseeker dengan Keterampilan AI Lebih Laku di Pasar Tenaga Kerja

Keterampilan menguasai AI semakin dicari oleh perusahaan di skala global. Belum diimbangi skema pendidikan yang tepat.

Baca Selengkapnya

Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

10 hari lalu

Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

Pakar Unair mewanti-wanti regulator soal bahaya AI terhadap dunia kerja. AI bisa menyulitkan angkatan kerja baru, terutama yang memiliki skill rendah.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

36 hari lalu

Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 27 Maret 2024 diawali oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya membuka banyak loker bagi WNI

Baca Selengkapnya

Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

37 hari lalu

Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya banyak membuka lowongan kerja bagi warga negara Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

40 hari lalu

Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

Jerman sedang mengalami krisis tenaga kerja sehingga meminta anak muda magang menjadi sopir trem.

Baca Selengkapnya

Kenapa Cari Kerja Susah Sekarang? Ini Penjelasannya

42 hari lalu

Kenapa Cari Kerja Susah Sekarang? Ini Penjelasannya

Pertumbuhan ekonomi RI tidak diikuti penyerapan kerja yang optimal.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno: Nilai Tambah Ekonomi Kreatif Capai Rp 1,4 Triliun

50 hari lalu

Sandiaga Uno: Nilai Tambah Ekonomi Kreatif Capai Rp 1,4 Triliun

Menteri Sandiaga Uno menyebut nilai tambah ekonomi kreatif mencapai Rp 1,4 triliun. Melampaui target.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Kontribusi UMKM terhadap PDB Capai 61 Persen

57 hari lalu

Jokowi Sebut Kontribusi UMKM terhadap PDB Capai 61 Persen

Jokowi mengklaim kontribusi UMKM terhadap PDB mencapai 61 persen.

Baca Selengkapnya

Sekretariat JETP Tunggu Aturan Kementerian ESDM untuk Pandu Pensiun Dini PLTU Batu Bara

29 Februari 2024

Sekretariat JETP Tunggu Aturan Kementerian ESDM untuk Pandu Pensiun Dini PLTU Batu Bara

Sekretariat Just Energy Transition Partnership (JETP) menunggu perangkat peraturan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Baca Selengkapnya

Apa Itu Tenaga Honorer? Ini Pengertian dan Perbedaannya dengan PPPK

20 Februari 2024

Apa Itu Tenaga Honorer? Ini Pengertian dan Perbedaannya dengan PPPK

Tenaga honorer merupakan bagian integral dari struktur tenaga kerja di Indonesia, terutama di sektor publik.

Baca Selengkapnya