Universitas Jember Gagas Republik Singkong  

Reporter

Kamis, 21 Maret 2013 14:09 WIB

Universitas Negeri Jember.

TEMPO.CO, Jember - Lembaga Penelitian Universitas Jember (Unej) mengagas berdirinya Republik Singkong. Gagasan itu dibahas dalam workshop bertema "Peluang Riset Strategis Berbasis Singkong untuk Mewujudkan Unej sebagai Pusat Riset Singkong di Indonesia", Kamis, 21 Maret 2013.

"Kami menggali banyak topik riset berbasis singkong, mulai menyusun roadmap riset terkait pengembangan singkong untuk kemakmuran bangsa Indonesia," kata Ketua Lembaga Penelitian Unej, Achmad Subagio.

Achmad Subagio menjelaskan potensi budi daya dan pengolahan singkong di Indonesia sangat besar dan hingga kini belum dimanfaatkan secara maksimal. Padahal, berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada 2012 produksi singkong nasional baru mencapai 25 juta ton.

Daerah penghasil singkong terbesar adalah Lampung (8-9 juta ton), Jawa Timur (5 juta ton), Jawa Tengah (4 juta ton), Jawa Barat (3 juta ton), Sumatera Utara ( 2 juta ton), dan Nusa Tenggara Timur (sekitar 1,5 juta ton). "Masih ada jutaan hektare lahan tidur yang belum dimanfaatkan dan sangat potensial dijadikan tempat budi daya singkong," ujar Achmad Subagio.

Selain budi daya, kata dia, riset dan pengembangan singkong hasil panen untuk beragam kebutuhan pangan juga masih perlu ditingkatkan. Itu sebabnya sangat dibutuhkan riset-riset yang berkaitan dengan penemuan varietas singkong unggul dan tahan penyakit, pemanfaatan lahan tidur, dan pengolahan singkong untuk beragam kebutuhan, seperti energi dan pangan nasional.

"Beberapa negara seperti Kolombia dan Thailand sudah melakukannya sejak tahun 1980-an," kata penemu beras cerdas berbahan singkong itu.

Yudi Widodo dari Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian (Balitkabi) Kementerian Pertanian mengatakan, gagasan membentuk pusat riset singkong itu patut didukung. Sebab, saat ini riset-riset yang berkaitan dengan singkong kebanyakan untuk kebutuhan pangan, seperti tepung mocaf dan beras cerdas yang telah ditemukan Ahmad Subagio.

Menurut Yudi, beberapa kajian menunjukkan bahwa singkong tidak hanya sebagai sumber pangan alternatif, namun juga untuk kebutuhan lainnya, seperti energi, pakan ternak, dan farmasi. "Bahkan juga bisa untuk industri tekstil, kertas, kemasan dan kosmetika," ucapnya.

Pemerintah berharap pusat riset singkong di Jember itu bisa merumuskan pengembangan budi daya dan pemanfaatan singkong untuk kebutuhan rakyat Indonesia. "Semacam riset terpadu, dari hulu sampai hilir, dari soal budi daya sampai pengolahannya untuk bermacam kebutuhan," tutur Yudi.

MAHBUB DJUNAIDY

Berita Terpopuler:

Mengapa Ibas Laporkan Yulianis ke Polisi

Ramai-ramai Patok 'Kebun Binatang' Djoko Susilo

Enam Pernyataan Soal Ibas dan Yulianis

Sakit Hati, Tersangka D Bunuh Bos Servis Komputer

Jokowi Tak Persoalkan Hengkangnya 90 Perusahaan

Berita terkait

Bukan Dagingnya, Ini Bagian Tersehat dari Buah Alpukat  

31 Agustus 2017

Bukan Dagingnya, Ini Bagian Tersehat dari Buah Alpukat  

Alpukat dikenal kaya dengan kandungan lemak baik dan potasium, mineral yang ampuh menjaga tekanan darah dan mencegah stroke.

Baca Selengkapnya

Jangan Buang Makanan, Intip 10 Faktanya

8 Agustus 2017

Jangan Buang Makanan, Intip 10 Faktanya

Makanan yang saat ini terbuang di Eropa misalnya, dapat memberi makan 200 juta orang.

Baca Selengkapnya

Alpukat Kaya Manfaat, Benarkah Dapat Meningkatkan Fungsi Otak?

8 Agustus 2017

Alpukat Kaya Manfaat, Benarkah Dapat Meningkatkan Fungsi Otak?

Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Frontiers in Aging Neuroscience baru-baru ini mencoba membuktikan apakah alpukat bermanfaat untuk otak.

Baca Selengkapnya

Superfood Itu Hoax, Tak Ada Makanan yang Komplet Gizinya

1 Agustus 2017

Superfood Itu Hoax, Tak Ada Makanan yang Komplet Gizinya

Ahli kesehatan menegaskan tidak ada satu pun makanan yang mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan tubuh.

Baca Selengkapnya

BPOM: Makanan Mengandung Zat Berbahaya Menurun secara Nasional

3 Juni 2017

BPOM: Makanan Mengandung Zat Berbahaya Menurun secara Nasional

Ketua BPOM Penny Kusumastuti Lukito memaparkan adanya penurunan jumlah makanan yang tidak memenuhi ketentuan dari BPOM secara nasional.

Baca Selengkapnya

Indonesia dan Thailand Kerja Sama Teknologi Pascapanen untuk Buah  

21 April 2017

Indonesia dan Thailand Kerja Sama Teknologi Pascapanen untuk Buah  

Indonesia dan Thailand bekerja sama mengembangkan teknologi pascapanen untuk buah-buahan.

Baca Selengkapnya

Cabai Impor Asal Cina dan India Aman Dikonsumsi

2 Maret 2017

Cabai Impor Asal Cina dan India Aman Dikonsumsi

Disperindag Provinsi Jawa Timur bersama dengan BBPOM Surabaya telah melakukan investigasi atas cabai impor asal Cina dan India.

Baca Selengkapnya

Awasi Peredaran Makanan, DKI Rilis Laboratorium Keliling  

1 Februari 2017

Awasi Peredaran Makanan, DKI Rilis Laboratorium Keliling  

Dengan begitu, kata Sumarsono, pemerintah dapat mendeteksi makanan yang mengandung racun dan bahan berbahaya.

Baca Selengkapnya

Kacang-Kacangan Ini Mampu Jadi Pengganti Daging

12 Desember 2016

Kacang-Kacangan Ini Mampu Jadi Pengganti Daging

"Makanan kaya protein berbasis kacang-kacangan mengandung serat lebih banyak daripada daging babi dan sapi"

Baca Selengkapnya

Peneliti Menyimpan Ragi Bir yang Sempurna

18 November 2016

Peneliti Menyimpan Ragi Bir yang Sempurna

Belgia terkenal memiliki ratusan bir berbeda tetapi tidak sebanding dengan ragi yang digunakan untuk membuatnya, sekitar 30.000 disimpan di es

Baca Selengkapnya