Penyu Lekang Pantai Kuta Bertelur Siang Hari

Reporter

Senin, 25 Februari 2013 19:56 WIB

Sejumlah wisatawan domestik dan mancanegara melepas tukik saat musim penetasan penyu yang bersamaan dengan liburan Idul Fitri 1433 H di Pantai Kuta, Bali, Senin (20/8). ANTARA/Nyoman Budhiana

TEMPO.CO, Denpasar - Penyu Lekang di Pantai Kuta, Bali, untuk pertama kalinya menetaskan telurnya pada siang hari pada Senin, 25 Februari 2013. Menurut Manajer Lapangan Bali Sea Turtle Society (BSTS), Dionisius Utama, peristiwa tersebut tidak lumrah, karena dalam 12 tahun terakhir, penyu-penyu bertelur pada malam hari atau pagi hari.


”Biasanya kalau pagi, paling akhir menetas jam 06.00 WITA,” kata Dion, panggilan akrab Dionisius Utama. Sedangkan pada waktu malam, biasanya berkisar antara jam 19.00 hingga 20.00 WITA.


Dion belum bisa menjelaskan mengapa penyu tersebut bertelur pada siang hari. Yang diketahuinya, penyu tersebut membuat sarang lalu bertelur tepat di depan Pura Santen dan dekat Pasar Seni Kuta, sekitar jam 11.00 WITA. Penyu yang telah diberi identitas tersebut (tagging) menetaskan 101 butir telur.


Kepala Satgas Pantai Kuta, I Gusti Ngurah Tresna, juga merasa heran penyu bertelur pada siang hari, bahkan di tengah keramaian orang. “Biasanya baru bisa menetaskan telur bila suasana sepi,” ujarnya.


Hingga saat ini sudah 950 telur berhasil direlokasi ke rumah penyu yang ada di Pantai Kuta. Telur-telur tersebut dikumpulkan dari sembilan sarang. Penyu-penyu Lekang tersebut sudah memulai siklus bertelurnya sejak awal tahun.


Advertising
Advertising

Selama masa relokasi, telur-telur tersebut akan ditimbun dengan pasir pantai. ”Setiap hari kami harus memastikan ketersediaan pasir yang cukup untuk mengubur telur-telur tersebut,” ucap Ngurah Tresna.


Untuk memastikan mendapatkan sinar matahari, terpal yang menutupi Rumah Penyu biasanya dibuka pada siang hari. Pada malam hari terpal itu kembali ditutup untuk melindungi timbunan telur penyu itu dari basah.


Masa relokasi menghabiskan waktu 53 hari untuk menetas menjadi tukik untuk kemudian dilepas ke laut. Dari seluruh telur yang direlokasi, 112 di antaranya telah menetas menjadi tukik dan sudah dilepas ke laut.


Tahun 2012 sekitar 20.000 tukik telah dilepas yang menetas dari 25.000 telur. Sedangkan tahun 2011, di Pantai Kuta menetas sekitar 9.000 telur. ”Biasanya 80 persen dari jumlah telur jadi tukik,” tutur Ngurah Tresna. Namun sedikit yang bisa bertahan di laut bebas.


Tresna menyebutkan, dari 1.000 tukik yang dilepas, hanya 1 ekor yang bisa bertahan hidup. Dan dari 12 tahun melakukan penyelamatan penyu, sudah 4.0000 tukik dilepaskan di Pantai Kuta.


KETUT EFRATA

Berita terkait

Lumba-lumba Air Tawar Sangat Langka Mati di Tempat Baru di Sungai Amazon

30 Oktober 2023

Lumba-lumba Air Tawar Sangat Langka Mati di Tempat Baru di Sungai Amazon

Lumba-lumba air tawar yang sangat langka mati di tempat baru di sepanjang Sungai Amazon.

Baca Selengkapnya

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

28 Januari 2021

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

Tersangka kasus penjualan hewan langka YI mengaku mendapatkan orangutan dari temannya di komunitas pecinta satwa di media sosial.

Baca Selengkapnya

Hewan Langka: Mirip Ikan, Ular Laut Ini Bernapas dari Dahi

26 September 2019

Hewan Langka: Mirip Ikan, Ular Laut Ini Bernapas dari Dahi

Keberadaan binatang langka atau unik, Hydrophis cyanocinctus, ular laut yang bernapas dari dahinya bernama, dipublikasikan oleh The Conversation.

Baca Selengkapnya

Kebun Binatang Gembira Loka Terima Bulus Jumbo Langka

7 Februari 2019

Kebun Binatang Gembira Loka Terima Bulus Jumbo Langka

Seekor bulus sepanjang 1 meter dititipkan dan dirawat di Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Anjingnya Mati, Wanita Ini Gugat Dokter Hewan Rp 1,3 Miliar

19 September 2018

Anjingnya Mati, Wanita Ini Gugat Dokter Hewan Rp 1,3 Miliar

Seorang wanita, Nadhila Utama, mengajukan gugatan perdata Rp 1,3 miliar terhadap dokter hewan ke Pengadilan Tangerang karena anak anjingnya mati.

Baca Selengkapnya

Kisah Harimau Sumatera yang Mati Dibunuh Warga Mandailing Natal

6 Maret 2018

Kisah Harimau Sumatera yang Mati Dibunuh Warga Mandailing Natal

Harimau Sumatera yang mati ditombak warga di Mandailling Natal ternyata sudah tak utuh lagi. Beberapa bagian tubuh Harimau Sumatera itu hilang.

Baca Selengkapnya

Diburu di Tasikmalaya, Aktivis Bebaskan Kukang Jawa Hasil Rehab

28 Januari 2018

Diburu di Tasikmalaya, Aktivis Bebaskan Kukang Jawa Hasil Rehab

Pada peringatan Hari Primata Indonesia, IAR akan melepasliarkan 15 ekor kukang jawa di Gunung Sawal, pada Selasa 30 Januari 2018.

Baca Selengkapnya

Nelayan Temukan Lumba-lumba Langka Berkepala Dua

7 Juli 2017

Nelayan Temukan Lumba-lumba Langka Berkepala Dua

Sekelompok nelayan menemukan bayi porpoise (mamalia mirip lumba-lumba) berkepala dua.

Baca Selengkapnya

Bayi Lutung Perak Ini Bakal Jadi Pusat Perhatian Baru di Ragunan

26 Juni 2017

Bayi Lutung Perak Ini Bakal Jadi Pusat Perhatian Baru di Ragunan

Bayi lutung perak berusia 1 bulan ini masih disusui induknya dan bakal berubah warna dalam setahun.

Baca Selengkapnya

30 Kukang Hasil Sitaan Dibebaskan di Gunung Ciremai

11 Mei 2017

30 Kukang Hasil Sitaan Dibebaskan di Gunung Ciremai

Sebanyak 30 kukang hasil sitaan dari pedagang online akhirnya dikembalikan ke alam liar BBKSDA wilayah Jawa Barat di Taman Nasional Gunung Ciremai.

Baca Selengkapnya