TEMPO.CO, Ponorogo - Eko Budianto, 52 tahun, ayah pembunuh anak di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, terancam hukuman mati. Eko membunuh anaknya, Krisnanda Mega Pratama, 26 tahun, karena kesal dengan perilaku sang anak. Saat menjalankan aksinya, Eko dibantu tetangganya, Amru Nasrudin alias Udin, 25 tahun.
“Kedua tersangka dijerat pasal berlapis, Pasal 340 dan atau Pasal 338 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana,” kata Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Ponorogo, Ajun Komisaris Misrun, Selasa, 19 Februari 2013. Sesuai pengakuan Eko dan Udin, keduanya terbukti merencanakan pembunuhan pada Mega.
Misrun mengatakan, Udin diajak Eko menganiaya atau menghajar orang, tapi tidak diberi tahu siapa. Udin baru tahu bahwa sasarannya Mega saat dinihari akan mengeksekusi Mega, 6 Februari 2013. Mega ditusuk bagian dadanya oleh Eko. Lalu mayatnya dibuang di sungai Kali Keyang, sekitar satu kilometer dari rumah Eko di Desa Karanggebang, Kecamatan Jetis, Ponorogo.
Selain KUHP, Eko juga dijerat dengan Pasal 44 ayat 3 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam rumah Tangga. Ancaman pidananya penjara maksimal 15 tahun atau denda maksimal Rp45 juta.
Saat ini, Eko dan Udin ditahan terpisah. Eko ditahan di ruang tahanan Mapolres Ponorogo, sedangkan Udin ditahan di ruang tahanan Kepolisian Sektor Jetis. “Keduanya dipisah agar tidak terjadi kompromi antartersangka,” ucap Misrun. Polisi sudah memeriksa delapan saksi.
Kasus pembunuhan Mega oleh ayahnya sendiri ini menghebohkan masyarakat. Setelah diselidiki, Mega diduga kuat telah melakukan pembunuhan terhadap Suprihatin, 22 tahun, pada 28 Januari 2013. Motif pembunuhan diduga untuk merampas barang milik korban, seperti handphone, laptop, dan sepeda motor. Korban ditemukan dikubur dan dicor semen di bawah lantai kamar rumah Mega.
ISHOMUDDIN
Baca juga
Dewan: Gubernur Jangan Cuma Kelalang-keliling
Menteri Suswono Dicecar KPK Soal Pertemuan Medan
ICW: Suswono Tinggal Menunggu Giliran
Berita terkait
Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech
2 jam lalu
Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.
Baca SelengkapnyaTPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya
3 jam lalu
Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.
Baca SelengkapnyaKasus Mayat dalam Koper Bali, Tersangka Sempat Berupaya Hilangkan Barang Bukti
6 jam lalu
Tersangka kasus mayat dalam koper di Bali berupaya menghilangkan barang bukti.
Baca SelengkapnyaPembunuhan Mayat dalam Koper Terjadi Juga di Bali, Saksi Pergoki Pelaku Penuh Bercak Darah
7 jam lalu
Selain di Bekasi, kasus pembunuhan mayat dalam koper juga terjadi di Kuta, Bali
Baca SelengkapnyaCara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita
15 jam lalu
Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk
Baca SelengkapnyaSuami Mutilasi Istri di Ciamis, Polisi Siapkan Tim Khusus Periksa Kejiwaan Tarsum
17 jam lalu
Tarsum mengakui telah membunuh dan memutilasi istrinya sendiri
Baca SelengkapnyaTerkuak, Alasan Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas
19 jam lalu
Seorang ayah di Bekasi berinsial N, 61 tahun, menghantam anak kandungnya sendiri berinisial C, 35 tahun menggunakan linggis hingga tewas.
Baca SelengkapnyaPolisi Duga Suami Mutilasi Istri di Ciamis Karena Depresi Masalah Ekonomi
23 jam lalu
Polres Ciamis Jawa Barat, belum dapat memastikan motif pembunuhan dan mutilasi oleh suami ke istri di Dusun Sindangjaya.
Baca SelengkapnyaAyah di Bekasi Hantam Anak dengan Linggis Hingga Tewas Gara-gara Cekcok Urusan Menantu
1 hari lalu
Keributan antara bapak dan anak di Bekasi ini dipicu urusan menantu, atau istri dari korban. Si anak minta ayannya mencari keberadaan sang istri.
Baca SelengkapnyaKanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India
1 hari lalu
Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.
Baca Selengkapnya