Sejumlah murid SDN Sirnajaya II melintasi sekolahnya yang nyaris roboh usai acara perpisahan kelas VI di Desa Mangunjaya, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (1/7). Satu ruang roboh dan sembilan ruang lainnya rusak berat dan nyaris roboh akibat dibiarkan rusak pasca gempa Jawa Barat 2009 lalu. Hingga kini tidak ada sama sekali bantuan renovasi sekolah dari pemerintah kabupaten. TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Malang - Sebanyak 2.129 ruang kelas sekolah di 33 kecamatan se-Kabupaten Malang rusak. Sebanyak 1.453 kelas rusak sedang dan 676 kelas rusak berat. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, Edy Suhartono, mengatakan sedang memverifikasi pengajuan bantuan perbaikan sekolah. Perbaikan kelas-kelas rusak ditargetkan tuntas pada 2014. “Verifikasi juga untuk mengetahui secara akurat tingkat kerusakan,” kata Edy pada Rabu, 13 Februari 2013.
Verifikasi bertujuan untuk mengecek dana bantuan perbaikan yang pernah diterima tiap sekolah. Dana bantuan berikutnya akan diprioritaskan untuk sekolah-sekolah yang belum mendapat bantuan.
Menurut Edy, pada 2013 tersedia anggaran perbaikan sekolah Rp 88 miliar. Sebanyak Rp 80 miliar berasal dari pemerintah pusat berupa dana alokasi khusus dan sisa Rp 8 miliar merupakan dana pendamping APBD. Anggaran perbaikan akan diprioritaskan untuk 800 kelas di 400 sekolah jenjang dasar dan menengah pertama.
Data Dinas Pendidikan tercatat ada 9.692 ruang kelas di 1.631 sekolah di Malang. Sekolah-sekolah ini terdiri atas 1.167 sekolah dasar, 302 sekolah menengah pertama, 62 sekolah menengah atas, serta 100 sekolah menengah kejuruan. “Perbaikan sebelumnya lumayan bagus hasilnya,” ujar Edy.
Pada 2012 diperbaiki 401 ruang kelas rusak berat di 95 SD dengan anggaran dari pemerintah pusat Rp 26,6 miliar. Sebanyak 269 kelas rusak berat di 86 SMP diperbaiki dengan anggaran dari pemerintah pusat sebesar Rp 24,2 miliar. Untuk tahun ini akan diprioritaskan perbaikan 1.229 kelas SD dan 146 kelas SMP yang rusak sedang sebelum menjadi rusak berat.