Warga Magersari Keraton Yogya Galang Koin Dukungan  

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Selasa, 12 Februari 2013 18:26 WIB

Seorang warga memunguti perabotannya yang tersisa saat eksekusi lahan di Jalan Suryowijayan, Yogyakarta, Senin (28/1). Sebanyak lima keluarga (Edy Soekarno, Parjono, Heru Marjono, Prayitno, dan Parman Mantodihardjo) yang menghuni tanah Sultan Ground (SG) seluas 124 meter persegi sejak tahun 1970an ini harus meninggalkan lokasi karena dikabulkannya permohonan pihak Cahyo Antono dengan dasar kepemilikan "Serat Kekancingan Magersari" atau surat kepemilikan hak guna atas tanah milik Kraton Yogyakarta. TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Warga penghuni tanah magersari di kawasan Suryowijayan yang tergusur menggelar aksi mengumpulkan koin tali asih di kawasan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa, 12 Februari 2013. Mereka, sebanyak lima warga, mengumpulkan koin sebagai bentuk protes dan penolakan mereka dengan pemberian tali asih yang akan dilakukan Cahyo Antono.

Warga penghungi tanah magersari terusir dari rumahnya akibat Cahyo Antono
dinyatakan sebagai orang yang diberi izin olah lembaga adat Panitikismo Keraton Yogyakarta. Padahal, penghuni lahan magersari sudah menempati lahan tersebut sejak 1980. Dengan membawa kardus, para warga didampingi sejumlah pendukung yang mengatasnamakan Aliansi Masyarakat Yogyakarta Peduli Pertanahan mengumpulkan koin dari para pengguna Jalan Malioboro. Mereka juga membentangkan sejumlah poster berisi kecaman soal pengelolaan tanah di Yogyakarta.

Seorang warga korban penggusuran, Prayitno, yang juga dikenal sebagai pelawak Yogya, Mbah Darmo, membentangkan poster bergambar Sri Sultan Hamengku Buwono X sedang duduk di singgasana. Di bawah poster itu, sekotak kardus koin bertuliskan “Coin untuk Cahyo Antono agar mau mengembalikan kekancingan tanah.” Selain itu, mereka membentangkan poster berisi kecaman warga: “Tanah magersari buat rakyat, jangan buat pengusaha. Selamatkan Yogyakarta.”

Kuasa hukum warga, Amin Zakaria, menyatakan, koin tali asih merupakan bentuk sindiran kepada Cahyo Antono, yang menggusur penghuni tanah dan menggantinya dengan tali asih sebesar Rp 63 juta. Ia mengatakan, warga magersari tak butuh ganti uang, tapi bisa kembali menempati lahan itu. "Kami akan coba kumpulkan koin dengan nilai lebih banyak. Kalau bisa Rp 100 juta biar bisa membantu Cahyo mengembalikan lagi kekancingan. Bukan kami yang butuh tali asih, tapi dia,” kata Amin.

Dalam pertemuan di DPRD DIY pekan lalu, Panitikismo Keraton Yogyakarta berkukuh tidak dapat mengabulkan permintaan warga penghuni Jalan Suryowijayan tersebut. “Kalau menempati lahan tapi tak ada izin, itu namanya manggon sak nggon-nggon (asal menempati),” kata Penghageng Panitikismo Keraton Yogyakarta, Gusti Bendoro Pangeran Hario Hadiwinoto. Selama ini, menurut dia, panitikismo tak pernah memberikan izin atau kekancingan kepada lima warga yang tergusur itu.

PRIBADI WICAKSONO

Baca juga:

Hilang Jejaklah si Harrier Hitam Itu

Ini Daftar Pemegang 'Sprindik' Anas di KPK

Anas Bakal Tersandung Mobil Harrier?

Ini Jejak Anas di Hambalang

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

12 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

15 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

52 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

56 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

4 Maret 2024

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Kasus Kades Tipu Dokter di Tangsel Disidangkan Hari Ini, Kerugian Rp 1,7 Miliar

6 Februari 2024

Kasus Kades Tipu Dokter di Tangsel Disidangkan Hari Ini, Kerugian Rp 1,7 Miliar

Ada empat bidang tanah yang dijual oleh Kades AB ternyata bermasalah, sehingga korban dirugikan hingga Rp 1,7 miliar.

Baca Selengkapnya

Mahfud MD Kritik Aparat saat Tangani Sengketa Tanah, 4 Masyarakat Adat Ini Terancam Digusur

23 Januari 2024

Mahfud MD Kritik Aparat saat Tangani Sengketa Tanah, 4 Masyarakat Adat Ini Terancam Digusur

Mahfud MD kritik aparat saat tangani sengketa tanah yang juga libatkan masyarakat adat

Baca Selengkapnya

Mahfud Md Bilang Akan Tertibkan Birokrasi Pemerintah dan Aparat untuk Hindari Konflik Masyarakat Adat

21 Januari 2024

Mahfud Md Bilang Akan Tertibkan Birokrasi Pemerintah dan Aparat untuk Hindari Konflik Masyarakat Adat

Menanggapi tingkah aparat, Mahfud Md mengatakan akan menertibkan birokrasi pemerintah dan aparat penegak hukum.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya