TEMPO Interaktif, Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) khususnya Direktorat Menengah Kejuruan menggulirkan program pendirian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kecil di 280 SMP di seluruh Indonesia. Program SMK Kecil tersebut merupakan upaya untuk menjawab kebutuhan beberapa siswa tamatan SMP di seluruh negeri yang tidak dapat melanjutkan sekolah karena tidak adanya sarana pendidikan setingkat SMA. Hal tersebut dikatakan Direktur Pendidikan Menengah Kejuruan (Dikmenjur) Depdiknas Gatot Hari Priowirjanto kepada wartawan di sela-sela acara pencanangan program SMK Kecil di kantor Depdiknas Jakarta, Senin (2/8).Berdasarkan data Balai Penelitian dan Pengembangan Depdiknas tahun 2000, populasi tamatan SMP 2,3 juta per tahun, sedangkan yang meneruskan ke SLTA kurang lebih 1 juta. Kondisi tersebut harus dijawab dengan perluasan kesempatan memperoleh pendidikan menengah, khususnya melalui SMK, ujar Gatot.Menurut Gatot, SMK Kecil di SMP adalah SMK negeri yang berlokasi di SMP. Kegiatan pembelajaran pada SMK tersebut nantinya akan memanfaatkan fasilitas pendidikan yang ada di SMP, seperti tenaga kependidikan, ruang kelas, ruang praktek, peralatan dan sarana penunjang lainnya. "Ada 280 lokasi di seluruh Indonesia atau rata-rata empat-lima lokasi SMK per provinsi," ujarnya.Pengembangan SMK Kecil di SMP, menurut Gatot, diharapkan dapat menekan biaya investasi dibandingkan jika harus membangun sekolah di lokasi baru. "Selain itu pembangunan SMK Kecil merupakan antisipasi jika ada pelaksanaan Wajib Belajar 12 tahun, ujarnya.Dikmenjur mengalokasikan dana untuk pembangunan 280 lokasi SMK Kecil sebesar Rp 250 juta per SMK dengan perincian 140 lokasi melalui Proyek Pengembangan Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup Dikmenjur Jakarta dan 140 lokasi lainnya melalui dana dekosentrasi di provinsi.Gatot menambahkan, kriteria pemilihan lokasi SMK Kecil ini adalah untuk kecamatan atau kabupaten yang paling tidak punya dua gedung SMP tapi tidak punya sarana SMA sama sekali di wilayahnya. Sedangkan jurusan sekolah kejuruan yang dibentuk adalah SMK berbasis sumber daya alam dan SMK berbasis industri. "Nanti disesuaikan dengan potensi daerah tersebut," katanya.Pihak Dikmenjur, ujar Gatot, telah menyiapkan tenaga pengajar untuk SMK Kecil ini. Tenaga pengajar tersebut akan terdiri dari 9.000 guru bantu, calon guru PNS, dan putera daerah lulusan SMK yang diberi beasiswa untuk melanjutkan pendidikan D3. "Untuk tahun ini ada sekitar 90 penerima beasiswa yang siap kembali ke daerahnya untuk mengajar di SMK Kecil," jelasnya.Rina Rachmawati - Tempo News Room