Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishak berada di dalam mobil ketika dijemput penyidik KPK di kantor DPP PKS, Jakarta, (30/1). TEMPO/Amston Probel
TEMPO.CO, Jakarta - Kasus suap daging impor yang melilit Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq ternyata membuat petinggi PKS irit suara. Politikus PKS di Dewan Perwakilan Rakyat, yang biasa reaktif terhadap berbagai isu, memilih bungkam. Begitu pula dengan para anggota Majelis Syuro.
Salah satu anggota Majelis Syuro PKS, Cahyadi Takariawan, mengatakan partainya sudah memutuskan untuk hemat bicara kepada wartawan. "Kami sudah menunjuk orang untuk bicara soal ini," kata Cahyadi saat dihubungi Tempo, Kamis, 31 Januari 2013.
Di kompleks parlemen Senayan, tak banyak politikus PKS yang hadir. Beberapa yang hadir bahkan terkesan menghindari wartawan. Anggota Komisi Hukum dari Fraksi PKS, Indra, misalnya, tak merespons pesan singkat yang dikirimkan. Biasanya anggota Badan Legislatif DPR ini responsif terhadap berbagai isu.
Di ruang Fraksi PKS di Lantai 3 dan 4 Gedung Nusantara I DPR, juga tak banyak politikus PKS terlihat. Beberapa ruangan terkunci. Salah seorang politikus PKS, Refrizal, yang Tempo temui di ruang kerjanya, hanya tersenyum menanggapi sepinya anggota fraksi PKS. "Mungkin pada shock," kata dia singkat.
Kasus ini bermula dari ditangkapnya Ahmad Fathanah, yang diduga staf pribadi Luthfi, di Hotel Le Meridien di Jakarta, pada Selasa malam, 29 Januari 2013. Saat penangkapan, ditemukan uang Rp 1 miliar yang ditengarai berasal dari Juard Effendi dan Arya Abdi Effendi, dua pengusaha PT Indoguna Utama, importir daging sapi.
PSI Depok Gaungkan Kaesang, PKS: Mereka Butuh Tokoh untuk Mendongkrak Suara
23 Mei 2023
PSI Depok Gaungkan Kaesang, PKS: Mereka Butuh Tokoh untuk Mendongkrak Suara
Bendahara Umum DPD Partai Keadilan Sejahtera atau PKS Depok Ade Supriyatna menilai semua pihak boleh melempar sosok tokoh dan mengusulkan kandidat Wali Kota Depok pada Pilkada 2024.