Mau Jadi Nomor 1, Nasdem Butuh Rp 1,5 Triliun

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Sabtu, 26 Januari 2013 19:28 WIB

Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem) Patrice Rio Capella (kedua kanan) bersama mantan Anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar Enggartiasto Lukita (kedua kiri), Aktivis Prodem 98 Ulung Rusman (kiri), dan Ketua Bappilu Partai NasDem Ferry Mursyidan Baldan (kanan) dalam acara konferensi pers di kantor DPP Partai NasDem, Jakarta, Kamis (24/01). TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Panitia Pengarah Kongres Pertama Partai Nasional Demokrat, Sugeng Suparwoto, menyebutkan partainya membutuhkan minimal Rp 1,5 triliun untuk bisa menjadi pemenang pertama pada pemilihan umum 2014.

"Biaya politik untuk satu daerah pemilihan Rp 10 miliar. Se-Indonesia ada 77 daerah pemilihan. Kurang lebih butuh Rp 770 miliar, tapi disediakan dua kali lipat jadi kurang lebih Rp 1,54 triliun," kata Sugeng saat menyampaikan hasil Kongres Partai Nasional Demokrat di Jakarta Convention Center, Sabtu, 26 Januari 2013.

Sugeng memastikan biaya sekitar Rp 1,5 triliun tersebut akan disediakan Dewan Pimpinan Pusat. Sumber pendanaan dibagi merata kepada setiap kader. Caranya dengan menarik iuran anggota. "Tidak ada lagi yang mau menjadi calon legislatif harus bayar-bayar," kata dia.

Ia membantah bahwa setiap calon legislatif akan mendapat Rp 5-10 miliar. "Itu slip of tounge (keselo lidah)," kata dia. Sugeng memastikan, uang tidak akan menjadi pertimbangan utama bagi pemilihan seseorang menjadi pengurus partai. "Bukan pertimbangan utama."

Kongres pertama Nasional Demokrat ditutup tadi sore sekitar pukul 15.00. Selain secara aklamasi menjadikan Surya Paloh menjadi ketua umum partai, kongres bersepakat penyusunan struktur kepengurusan seluruhnya diamanatkan kepada Surya Paloh.

Kongres ini berlangsung di tengah mundurnya Ketua Dewan Pakar NasDem, Hary Tanoesoedibjo awal pekan lalu. Selain Hary, tiga pengurus lain juga mundur, yaitu Sekretaris Jenderal Ahmad Rofiq, Wakil Sekretaris Jenderal Saiful Haq, dan Ketua Bidang Internal Endang Tirtana.

ARYANI KRISTANTI

Berita terkait

Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

8 hari lalu

Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

Upaya Koalisi Prabowo merangkul rival politiknya dalam pemilihan presiden seperti PKB dan Partai Nasdem, berbahaya bagi demokrasi.

Baca Selengkapnya

Syahrul Yasin Limpo Ogah Komentar Soal Aliran Dana Rp 40,1 Juta ke Partai NasDem

45 hari lalu

Syahrul Yasin Limpo Ogah Komentar Soal Aliran Dana Rp 40,1 Juta ke Partai NasDem

JPU KPK dalam dakwaannya menyatakan bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menggunakan uang sebesar Rp 40.123.500 untuk kepentingan NasDem.

Baca Selengkapnya

Istilah Efek Ekor Jas dalam Pemilu, Bagaimana Terjadi Anomali di Pemilu 2024?

46 hari lalu

Istilah Efek Ekor Jas dalam Pemilu, Bagaimana Terjadi Anomali di Pemilu 2024?

Dalam konteks Pemilu, efek ekor jas mengacu ke bagaimana keputusan pemilih pada satu posisi pemilihan bisa pengaruhi hasil dari posisi pemilihan lain.

Baca Selengkapnya

Ketua NasDem Malaysia Balik Menuding PPLN Kuala Lumpur Lobi Partai Politik untuk Menambah Pemilih KSK

46 hari lalu

Ketua NasDem Malaysia Balik Menuding PPLN Kuala Lumpur Lobi Partai Politik untuk Menambah Pemilih KSK

Ketua Partai NasDem Malaysia Tengku Adnan mengatakan usulan menambah jumlah pemilih Kotak Suara Keliling atau KSK datang dari PPLN Kuala Lumpur.

Baca Selengkapnya

Nasdem Tunggu Instruksi Surya Paloh untuk Gulirkan Hak Angket

58 hari lalu

Nasdem Tunggu Instruksi Surya Paloh untuk Gulirkan Hak Angket

Fraksi Partai Nasdem belum mendapatkan instruksi dari Ketua Umum Surya Paloh untuk menandatangani persetujuan hak angket.

Baca Selengkapnya

Dinamika Politik Setelah Surya Paloh Diundang Presiden Jokowi pada Pekan Lalu

26 Februari 2024

Dinamika Politik Setelah Surya Paloh Diundang Presiden Jokowi pada Pekan Lalu

Pengamat politik Ujang Komarudin menilai pertemuan Jokowi dan Surya Paloh bukan sekadar silaturahmi biasa.

Baca Selengkapnya

Prediksi Pertarungan Suara Partai di DPR yang Pro dan Kontra Hak Angket Pilpres 2024

22 Februari 2024

Prediksi Pertarungan Suara Partai di DPR yang Pro dan Kontra Hak Angket Pilpres 2024

Jika DPR tidak siap untuk menggunakan hak angket dugaan kecurangan, capres Ganjar Pranowo akan mendorong penggunaan hak interpelasi atau rapat kerja.

Baca Selengkapnya

HUT PDIP ke-51, Merunut Sejarah PDI Perjuangan Sejak 1927

10 Januari 2024

HUT PDIP ke-51, Merunut Sejarah PDI Perjuangan Sejak 1927

HUT PDIP ke-51 pada 10 Januari 2024. Meskipun lahir pada 1973, tetapi keberadaan partai politik PDI Perjuangan bisa dirunut sejak 1927.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Sebut Komitmennya Terhadap Lingkungan Sudah Sejak Kuliah

23 November 2023

Anies Baswedan Sebut Komitmennya Terhadap Lingkungan Sudah Sejak Kuliah

Anies Baswedan menyatakan dirinya sudah berkecimpung dengan isu soal lingkungan sejak masih berkuliah.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Profil Arief Prasetyo Adi, Kereta Suite Class Compartment hingga Harga Pangan yang Mulai Naik

7 Oktober 2023

Terpopuler Bisnis: Profil Arief Prasetyo Adi, Kereta Suite Class Compartment hingga Harga Pangan yang Mulai Naik

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis hingga Jumat malam, 6 Oktober 2023 dimulai dengan profil Arief Prasetyo Adi yang ditunjuk Jokowi jadi Plt Mentan.

Baca Selengkapnya