Perempuan Ini Memilih Tinggal di Kuburan Keramat  

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Selasa, 1 Januari 2013 17:33 WIB

Seorang wanita berusaha protes saat rumahnya digusur oleh petugas satuan polisi pamong praja di kawasan Dadap, Tangerang, Selasa (30/10). TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Pati – Sriatun, 56 tahun, janda tiga anak di Desa Doropayung RT 08 RW 03, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, sudah hampir satu bulan tinggal di kompleks makam Baruklinting. Makam ini dikeramatkan warga setempat. Makam berukuran 4x4 meter ini terletak di ruang terbuka. Agar dapat ditempati ketiga putranya itu, ia menyekatnya dengan kain dan almari pakaian.

Karena keterbatasan tempat, Sriatun terpaksa tinggal di luar. Tempat tinggal Sriatun yang baru itu berada di tepi bantaran Sungai Juwana, yang beberapa waktu lalu selesai dinormalisasi oleh pemerintah. “Untuk tinggal sementara di tempat ini, saya sudah seizin warga dan kepala desa,” kata Sriatun, Selasa, 1 Januari 2013.

Malam yang dingin dan hujan yang hampir tiap hari mengguyur tak menjadi rintangan bagi Sriatun dan ketiga anaknya. Gigitan nyamuk kebun dan suara berisik hewan malam mereka nikmati dengan pasrah. Sebenarnya, sebelum Sriatun menjatuhkan pilihan tinggal di kompleks makam, para tetangganya sudah menyarankan agar tinggal bersama di rumah mereka. Nmun Sriatun menolak karena takut menambah beban tetangga.

Ia tinggal bersama tiga anaknya yang sudah tidak sekolah lagi: Arif Suprianto, 25 tahun, kini sedang sakit liver, Ani Puspitasari (16), dan Novitasari (13). Untuk bertahan hidup, di rumah daruratnya, Sriatun tetap menjual lontong tahu, seperti kebiasaan sebelum terkena gusur. “Saya tetap menunggu rumah pengganti yang dijanjikan pemerintah,” kata Sriatun.

Proyek pengerukan Sungai Juwana, membuat Sriatun dan ketiga anaknya harus tinggal sementara di makam keramat. Rumahnya yang ada di bantaran sungai, yang ia beli Rp 7 juta dan sudah ditempati belasan tahun, terkena gusur normalisasi sungai. Nasib serupa juga menimpa 83 warga yang sama-sama tinggal di bantaran sungai.

Setiap pemilik rumah hanya mendapat tali asih dari pemerintah Pati Rp 1 juta sebagai ganti rugi pembongkaran rumah. Mereka tersebar di empat desa, yakni Desa Doropayung (54 rumah), Bumirejo (20 rumah), Tluwah (3 rumah), dan Jepuro (6 rumah), semuanya di Kecamatan Juwana. “Setiap warga yang merelakan rumahnya dibongkar, memperoleh tali asih Rp 1 juta,” kata Tono, Sekretaris Desa Doropayung, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati.

Ketika Bupati Pati Haryanto memberikan uang tali asih awal Desember lalu, ia menjanjikan warga yang rumahnya tergusur itu akan diikutkan dalam program rumah layak huni dari Kementerian Perumahan Rakyat. “Sedangkan soal relokasi, sedang dicarikan solusi dengan diikutkan program rumah layak huni Kementerian Perumahan Rakyat,” kata Haryanto seusai penyerahan uang tali asih.

Hingga kini, solusi itu belum terwujud. “Kami sudah tiga minggu tinggal menumpang di rumah orang karena sampai sekarang rumah yang dijanjikan belum jelas,” kata Supriyadi, 57 tahun, warga Desa Doropayung, yang rumahnya juga digusur. Masih ada warga yang menumpang di rumah tetangganya yang jauh dari bantaran sungai. Mereka tidak memiliki biaya untuk membangun rumah.

BANDELAN AMARUDIN

Berita terkait

Ombudsman Tindaklanjuti Laporan Jatam Terhadap OIKN soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

18 hari lalu

Ombudsman Tindaklanjuti Laporan Jatam Terhadap OIKN soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

Penjelasan Ombudsman Kalimatan Timur soal pelaporan Jatam perihal surat OIKN kepada masyarakat Sepaku.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Otorita IKN Ke Ombudsman soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

20 hari lalu

JATAM Laporkan Otorita IKN Ke Ombudsman soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

Jaringan Advokasi Tambang atau JATAM Kalimantan Timur melaporkan Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) ke Ombudsman

Baca Selengkapnya

Polemik Penggusuran Rumah Warga Demi IKN, Ini Penjelasan Otorita Usai Bertemu dengan Komnas HAM

27 hari lalu

Polemik Penggusuran Rumah Warga Demi IKN, Ini Penjelasan Otorita Usai Bertemu dengan Komnas HAM

Otorita IKN telah bertemu dengan Komnas HAM membahas soal polemik penggusuran rumah warga Sepaku

Baca Selengkapnya

Polemik Penggusuran Demi IKN, Otorita Bertemu Komnas HAM

30 hari lalu

Polemik Penggusuran Demi IKN, Otorita Bertemu Komnas HAM

OIKN mengadakan pertemuan dengan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (HAM) terkait penataan kawasan di wilayah Sepaku dekat IKN

Baca Selengkapnya

Ramai Kabar Penggusuran, Otorita IKN Datangi Warga Desa Bukit Raya Sepaku

39 hari lalu

Ramai Kabar Penggusuran, Otorita IKN Datangi Warga Desa Bukit Raya Sepaku

Otorita IKN mendatangi warga Desa Bukit Raya, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Otorita IKN menyebut kedatangannya sebagai ajang silaturahmi antara pemerintah dan warga di bulan Ramadan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi akan Resmikan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Pasca Kena Gempa 2018, Polemik Pembangunan IKN Terakhir Dugaan Penggusuran Masyarakat Adat

41 hari lalu

Terkini: Jokowi akan Resmikan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Pasca Kena Gempa 2018, Polemik Pembangunan IKN Terakhir Dugaan Penggusuran Masyarakat Adat

Dalam waktu dekat Presiden Jokowi bakal meresmikan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri, Palu, setelah direkonstrasi usai terdampak Gempa Palu pada 2018.

Baca Selengkapnya

Disebut Kirim Surat Peringatan Agar Warga di IKN Berhenti Garap Lahan, Ini Penjelasan Badan Bank Tanah

43 hari lalu

Disebut Kirim Surat Peringatan Agar Warga di IKN Berhenti Garap Lahan, Ini Penjelasan Badan Bank Tanah

Syafran membantah Badan Bank Tanah berupaya menggusur warga Penajam Paser Utara demi kepentingan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Penjelasan NGO dan OIKN Atas Sengkarut 'Penggusuran' Warga, Bos Lion Group Angkat Bicara

43 hari lalu

Terkini Bisnis: Penjelasan NGO dan OIKN Atas Sengkarut 'Penggusuran' Warga, Bos Lion Group Angkat Bicara

Berita terkini ekonomi bisnis hingga Kamis sore ini antara lain 'penggusuran' warga RT 05 Pemaluan, Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Baca Selengkapnya

Nasib Warga di IKN, Kena Praktik ala Kolonial hingga Terancam Digusur

43 hari lalu

Nasib Warga di IKN, Kena Praktik ala Kolonial hingga Terancam Digusur

KPA menyoroti surat Badan Bank Tanah kepada warga yang bermukim di Ibu Kota Nusantara atau IKN

Baca Selengkapnya

Sengkarut 'Penggusuran' Warga di IKN, Ini Kata NGO dan OIKN

43 hari lalu

Sengkarut 'Penggusuran' Warga di IKN, Ini Kata NGO dan OIKN

Surat yang minta Warga Pemaluan di kawasan IKN membongkar rumah mereka menjadi sorotan. OIKN berjanji bedah rumah warga yang tak sesuai master plan.

Baca Selengkapnya