Forum Peduli Khittah Tolak NU Usung Calon Gubernur  

Reporter

Senin, 17 Desember 2012 15:35 WIB

Ketua Umum PP GP Ansor, Saifullah Yusuf (tengah). ANTARA/M Risyal Hidayat

TEMPO.CO, Surabaya - Banyaknya kalangan elite Nahdlatul Ulama yang terjun ke partai politik ternyata membuat gerah elemen-elemen organisasi Islam terbesar di Indonesia ini. Politik praktis masih menjadi persoalan yang dilematis bagi NU. Sekretaris Forum Peduli Khittah NU, KH Fachrur Rozi, mengatakan NU harus belajar dari pengalaman sebelumnya.

Menurut Fachrur, NU lebih baik tetap di khitah perjuangannya dengan memperbanyak aktivitas sosial dan memikirkan nasib masyarakat Nahdliyin. "NU lebih baik menjadi gawang moral bangsa dan Provinsi Jawa Timur, jadi gawang pengentasan kemiskinan," kata Fachrur dalam seminar "NU di Pusaran Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2013" di Gedung SAC IAIN Sunan Ampel Surabaya, Senin, 17 Desember 2012.

Ketua Pimpinan Wilayah Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Jawa Timur, Ahmad Muzakki, menambahkan posisi NU kini ibarat pemadam kebakaran. Ketika terjadi kasus Sampang, misalnya, NU dijadikan sebagai pihak peredam masalah. "Kalau enak, dum-duman (bagi-bagi uang) dikasih ke 'tetangga' sebelah. Kalau ada masalah, NU jadi pemadam," ujarnya.

Muzakki mengakui, banyak orang yang menginginkan NU terpecah belah. Jumlah massa yang besar membuat NU termasuk organisasi kemasyarakatan yang "seksi" dan menjadi rebutan berbagai pihak. Termasuk kepentingan politik sesaat. Dengan pecahnya NU, kata dia, akan mudah untuk dihancurkan. Karena itu, Muzakki setuju bila urusan konstelasi politik diserahkan kepada partai politik. Sementara PWNU tidak akan ikut-ikutan berpolitik.

Senada dengan Muzakki, Ketua Gerakan Penyelamat NU, M Khoirur Rijal, mengungkapkan tidak salah warga NU memilih calon berbasis NU. Yang jadi masalah adalah elite NU yang dipilih untuk mengurus Nahdliyin ternyata mencalonkan diri di politik praktis. Tapi, ketika tidak menang dalam persaingan politik, mereka kembali menjabat menjadi pengurus NU tanpa rasa malu.

Pengamat politik dari Universitas Airlangga, Priyatmoko, menuturkan bahwa NU menghadapi dilema menentukan dukungan kepada kader-kadernya yang hendak mencalonkan diri sebagai gubernur. Kalaupun NU memiliki lebih dari satu kader untuk terjun ke politik, tak dapat dipastikan apakah ini menghancurkan NU atau justru kompatibel dengan demokrasi. "Sekarang ini masih implisit, ada yang ngajak politik, tidak. Ada yang (bilang) politik, ya-ya-ya," ujarnya.

Menurut Priyatmoko, NU harus bisa mengambil peran di tengah kebingungan masyarakat. NU bisa menjadi pilihan alternatif dan mengkonsolidasikannya sebagai kekuatan politik. Dengan keragamannya, NU memiliki kekuatan lebih fleksibel dan adaptif. "Sekarang dilemanya, apakah NU akan membersihkan (politik) yang kotor atau turut dalam pertarungan politik?" katanya.

AGITA SUKMA LISTYANTI

Berita Lainnya:

Golkar NTT Tunduk pada Keputusan Aburizal Bakrie

Bengkulu Akhirnya Punya Gubernur

GP Ansor Jember Jagokan Gus Ipul Jadi Gubernur

Golkar NTT Bantah Tolak Keputusan Ical

Jago Ical dalam Pilgub NTT Diprotes

Berita terkait

Menakar Peluang Emil Dardak sebagai Wakil Khofifah Lagi setelah PDIP Merapat

2 jam lalu

Menakar Peluang Emil Dardak sebagai Wakil Khofifah Lagi setelah PDIP Merapat

Sebelum PDIP masuk, Khofifah telah lebih dahulu didukung Partai Golkar, Gerindra, Demokrat dan PAN sejak sebelum Pemilu 2024 berlangsung.

Baca Selengkapnya

Emil Dardak Disebut Berpeluang Dampingi Khofifah di Pilkada Jawa Timur 2024, Berikut Profilnya

2 hari lalu

Emil Dardak Disebut Berpeluang Dampingi Khofifah di Pilkada Jawa Timur 2024, Berikut Profilnya

Emil Dardak berpeluang kuat kembali menjadi pendamping Khofifah di Pilkada Jawa Timur. Berikut rekam jejaknya.

Baca Selengkapnya

Kata Politikus PAN, Demokrat, dan PDIP soal Cawagub Pendamping Khofifah

2 hari lalu

Kata Politikus PAN, Demokrat, dan PDIP soal Cawagub Pendamping Khofifah

Politikus sejumlah partai politik angkat bicara soal cawagub pendamping Khofifah di Pilkada Jawa Timur. Siapa orangnya?

Baca Selengkapnya

Serba-serbi Khofifah Jelang Pilkada Jawa Timur terkait Peluang dan Calon Lawan

4 hari lalu

Serba-serbi Khofifah Jelang Pilkada Jawa Timur terkait Peluang dan Calon Lawan

Khofifah dinilai menjadi calon gubernur terkuat pada Pilkada Jatim 2024. PKB dan PPP tengah menyiapkan lawan.

Baca Selengkapnya

Soal Calon yang Diusung PKB di Pilkada Jawa Timur, Cak Imin: Masih Rahasia, Kalau Ketahuan Khofifah Bahaya

4 hari lalu

Soal Calon yang Diusung PKB di Pilkada Jawa Timur, Cak Imin: Masih Rahasia, Kalau Ketahuan Khofifah Bahaya

PKB masih merahasiakan calon gubernur yang akan mereka dukung di Pilkada Jawa Timur pada November 2024.

Baca Selengkapnya

PKB dan PPP Siapkan Lawan Khofifah di Pilkada Jawa Timur

4 hari lalu

PKB dan PPP Siapkan Lawan Khofifah di Pilkada Jawa Timur

PKB dan PPP siap untuk berkoalisi di Pilkada Jawa Timur. Kedua partai siap menghadirkan figur untuk melawan Khofifah Indar Parawansa.

Baca Selengkapnya

PKB Masih Godok Nama untuk Maju Pilkada Jawa Timur 2024, Bukan Cak Imin

27 hari lalu

PKB Masih Godok Nama untuk Maju Pilkada Jawa Timur 2024, Bukan Cak Imin

PKB masih merahasiakan nama-nama kader atau tokoh yang akan diusungnya dalam Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Khofifah Mau Maju Pilkada Jawa Timur, Rayuan PDIP hingga Peluang Risma dalam Persaingan

31 hari lalu

Khofifah Mau Maju Pilkada Jawa Timur, Rayuan PDIP hingga Peluang Risma dalam Persaingan

Khofifah Indar Parawansa ingin maju lagi untuk duduk di pucuk pemerintahan Jawa Timur

Baca Selengkapnya

Ketua DPD PDIP Jawa Timur Said Abdullah Emoh Maju di Pilkada Jatim: Bajunya Tidak Pas

33 hari lalu

Ketua DPD PDIP Jawa Timur Said Abdullah Emoh Maju di Pilkada Jatim: Bajunya Tidak Pas

Ketua DPD PDIP Jatim Said Abdullah enggan maju di Pilkada Jatim. Namun, politikus partai banteng ini mengaku malah tengah merayu Khofifah.

Baca Selengkapnya

PDIP Tengah Merayu Khofifah Soal Pilkada Jawa Timur 2024

33 hari lalu

PDIP Tengah Merayu Khofifah Soal Pilkada Jawa Timur 2024

Said Abdullah mengatakan PDIP tengah merayu Khofifah Indar Parawansa soal Pilkada Jawa Timur. Rayuan ini baru sebatas penjajakan.

Baca Selengkapnya