(dari kiri) Direktur Utama Garuda Indonesia, Emirsyah Satar, perwakilan dari 30 finalis, Agustinus Lonis, CEO GE Indonesia Handri Satriago dan redaktur senior 'Tempo', Bambang Harymurti, berfoto bersama dalam peluncuran buku 'Surat dari & untuk Pemimpin' pada acara "Menjadi Indonesia" di Hotel JW Mariott, Kuningan, Jakarta, Rabu (05/12). TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO, Jakarta - Mahasiswi Universitas Indonesia, Gigay Cita Acik, menjadi juara pertama dalam kompetisi esai mahasiswa "Menjadi Indonesia" yang diselenggarakan oleh Tempo Institite (Tempo Media Group). Esai yang ditulis Kigay berjudul "Andai Aku Jadi Menteri Pendidikan RI".
Dalam esainya, ia menceritakan tentang pengalamannya menjadi peserta pertukaran pelajar di Italia selama satu tahun. Menurut dia, pendidikan di Indonesia masih harus banyak dibenahi. Di Indonesia, pendidikan adalah transfer ilmu yang menjadikan murid menjadi cetak biru sang guru. Ia membandingkan sistem pendidikan yang ia rasakan saat berada di Italia. Ia merasa di Italia, sistem pendidikannya lebih memberikan kebebasan berkespresi kepada peserta didik.
Juara dua disandang oleh Robi Irfania dari Universitas Indonesia dan juara tiga diraih oleh Sabrina Gita Aninta dari Institut Teknologi Bandung.
Saat mengumumkan pemenang, Direktur Tempo Institute, Mardiyah Chamim, menyebutkan ke-30 peserta pelatihan "Menjadi Indonesia" adalah pemenangnya.
"Kalian semua luar biasa," ujarnya sambil meminta ke-30 peserta untuk berdiri. Ia juga menyampaikan keinginannya untuk menjadikan program "Menjadi Indonesia" bukan hanya menjadi perhelatan di hotel mewah tapi untuk mencetak pemimpin-pemimpin Indonesia di masa depan.