TEMPO.CO, Jakarta - Markas Besar Polri kembali menarik 13 personelnya dari Komisi Pemberantasan Korupsi. Dalam surat tertanggal 30 November 2012 itu, Polri menarik 13 penyidik dengan alasan masa tugas mereka telah habis pada November 2012.
"Yang berakhir masa tugasnya pada November 2012 berjumlah 13 orang, bukan tujuh orang sebagaimana yang disampaikan dalam surat pimpinan KPK," demikian kutipan surat bernomor R/248/XI/2012 itu.
Kepolisian pada September 2012 lalu juga melayangkan surat penarikan 20 penyidik yang bertugas di KPK. Kondisi itu membuat lembaga yang dipimpin Abraham Samad tersebut kerepotan. Sebab, beban kasus yang mereka emban harus dialihkan ke penyidik yang lain. Belakangan, satu per satu penyidik lainnya juga mengundurkan diri dari KPK.
Dalam surat yang diteken Inspektur Jenderal Prasetyo atas nama Kepala Polri itu, disebutkan lima dari 13 polisi tersebut belum bisa dikategorikan sebagai penyidik KPK. Alasannya, Polri belum mengeluarkan surat pemberhentian terhadap kelima penyidik tersebut.
Surat itu menjelaskan pula mengenai alasan penarikan penyidik, di antaranya untuk pengembangan karier serta keseimbangan organisasi Polri. Penyidik dinilai akan kehilangan kesempatan pelatihan maupun karier bila terus mengemban tugas di KPK selama lima tahun.
Baca lengkap di KORAN TEMPO
TRI SUHARMAN | EFRI
Baca juga
Mungkinkah Jenderal Djoko Dijerat Pencucian Uang?
Alasan KPK Menahan Jenderal Djoko Susilo di Guntur
Sel Djoko Susilo Cuma Pakai Kipas Angin
Jenderal Djoko Minta KPK Cepat Kelarkan Berkasnya
Bupati Aceng Juga Dibelit Dugaan Korupsi
City, Tim Inggris Pertama yang Tak Pernah Menang
Ikan Tanpa Sisik dan Mata Ditemukan
Berita terkait
Polri Akui Ada Kendala Identifikasi Teror Bom Pimpinan KPK
14 Januari 2019
Polisi mengakui menemukan kendala dalam mengidentifikasi bom molotov dan bom palsu di rumah pimpinan KPK Agus Rahardjo dan Laode M Syarif.
Baca SelengkapnyaIdul Fitri, Novel Baswedan Salat Id di Masjid Dekat Rumah Sakit
25 Juni 2017
Karena kondisi matanya belum pulih, Novel Baswedan hanya bisa merayakan Idul Fitri di rumah sakit di Singapura.
Baca SelengkapnyaAlasan Polisi Belum Bisa Mengungkap Penyerang Novel Baswedan
19 Mei 2017
Polda Metro Jaya membantah bekerja lambat dalam mengungkap kasus serangan terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.
Baca SelengkapnyaKapolda Metro: Serangan ke Novel Sangat Terencana, Digambar Dulu
26 April 2017
Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan mengatakan serangan kepada Novel Baswedan sangat terencana dengan baik.
Baca Selengkapnya2 Orang yang Difoto Dekat Rumah Novel Ternyata Informan Polisi
24 April 2017
Dua orang yang difoto dekat rumah Novel Baswedan berprofesi sebagai debt collector sekaligus jadi informan polisi untuk kasus pencurian motor.
Baca SelengkapnyaPolisi Periksa Terduga Pelaku Serangan ke Novel Baswedan
21 April 2017
Polisi tengah memeriksa seorang yang diduga pelaku penyiram air keras pada Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.
Baca SelengkapnyaTiga Regu Khusus Ini Selidiki Teror Air Keras terhadap Novel Baswedan
13 April 2017
Polda Metro Jaya membentuk tim khusus untuk menyelidiki kasus penyerangan terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan.
Baca SelengkapnyaTeror Tak Lumpuhkan Novel dan KPK
13 April 2017
Air keras disiramkan ke wajah Novel Baswedan. Patut diduga, otak pelakunya berkeinginan agar Novel roboh dan KPK rapuh. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa Novel Baswedan adalah ikon di KPK. Karena itu, menyerang Novel berarti pula menggempur KPK.
Baca SelengkapnyaKapolda: Jangan Blunder Lama Ungkap Serangan ke Novel Baswedan
12 April 2017
Kapolda Metro Jaya Irjen Mochammad Iriawan meminta seluruh jajarannya untuk bekerja maksimal mengungkap kasus serangan terhadap Novel Baswedan.
Baca SelengkapnyaSerangan ke Novel Baswedan, Kapolda Metro: Ada yang Menyuruh
12 April 2017
"Tentu ada motif. Ada pelaku di lapangan yang menyiram tentu ada yang menyuruh. Tidak mungkin berdiri sendiri," ucap Iriawan.
Baca Selengkapnya