OPM Akui Serang Polsek Pirime Papua  

Reporter

Jumat, 30 November 2012 11:18 WIB

TEMPO/Jerry Omona

TEMPO.CO, Jayapura - Panglima Tinggi Tentara Pertahanan Nasional Organisasi Papua Merdeka (OPM) Distrik Pirime, Purom Okiman Wenda, mengaku bertanggung jawab atas insiden penembakan dan pembakaran Markas Kepolisian Sektor di Distrik Pirime, Kabupaten Lany Jaya, Papua. Dalam peristiwa yang terjadi Selasa, 27 November 2012, itu, tiga polisi tewas. ”OPM yang tembak. Saya yang pimpin penembakan itu,” kata Purom Okiman Wenda kepada Tempo, Jumat, 30 November 2012.

Wenda menjelaskan, penembakan terjadi pukul 06.30 WIT. Saat itu, salah seorang anggota Polsek Pirimie, Brigadir Polisi Jefri Rumkorem, hendak menaikkan bendera Merah Putih di depan halaman Polsek.

Seketika, ratusan anggota OPM bersenjata tiba dan langsung melakukan penembakan terhadap Jefri. Puluhan anggota OPM lainnya kemudian menerobos ke dalam Polsek dan menembak Briptu Daniel Mukuker. ”Saya tidak tahu kena mana, yang tembak ada banyak orang,” ujar Wenda.

Adapun korban ketiga, Kepala Polsek Pirime, Ipda Rofli Takabesi, diberondong saat bersembunyi di kolong tempat tidur. Korban yang tak bisa berbuat apa-apa diserbu dengan rentetan peluru.

Wenda memaparkan bahwa penyerangan itu untuk menunjukkan kepada dunia internasional bahwa pergerakan kemerdekaan di Papua masih ada. “Kami OPM murni. Kami bukan Goliat Tabuni yang hanya duduk diam. Kami akan terus bergerak,” katanya.

Wenda mengaku masih akan melakukan penembakan dalam beberapa waktu ke depan. Namun, Wenda masih merahasiakan operasi penyerangan tersebut, termasuk kapan akan dilakukan. ”Jumlah anggota kami sekarang di Lany Jaya ada ribuan. Kami rampas dua senjata laras panjang dan satu pistol dari polisi. Satu laptop dan satu handycam juga kami bawa,” katanya.

Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Papua, Ajun Komisaris Besar Polisi I Gede Sumertha Jaya, mengatakan pihaknya masih akan menunggu keputusan dari pemerintah terkait peristiwa tersebut. ”Pemerintah setempat maunya masalah ini diselesaikan intern dulu. Maksudnya, mereka akan mengajak baik-baik kelompok itu untuk kembali. Kalau tidak, bisa saja kami pakai cara paksa,” ujarnya.

Sumertha membenarkan dua senjata laras panjang dan sebuah pistol dirampas saat terjadi penyerangan. Namun, dia membantah laptop dan handycam ikut diambil.

JERRY OMONA

Berita terkait

Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara

25 April 2016

Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara

Kepolisian mengungkapkan kerusuhan di Tolikara Papua merupakan kabar bohong.

Baca Selengkapnya

Polri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara  

25 April 2016

Polri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara  

Polri mengakui ada seorang pegawai Dinas Kependudukan yang meninggal.

Baca Selengkapnya

Tolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar  

24 April 2016

Tolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar  

Konflik Tolikara ini sudah terjadi sejak 9 April 2016 dan berlangsung hingga hari
ini.

Baca Selengkapnya

Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi

8 September 2015

Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi

Selain melakukan uji balistik, Polda Papua juga sudah menggelar sidang pelanggaran disiplin terhadap personel Polres Tolikara.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum  

11 Agustus 2015

Jokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum  

Jokowi minta agar pelaku, aktor, maupun aparat yang salah prosedur penanganannya harus diperiksa dalam kasus Tolikara.

Baca Selengkapnya

Presiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan

11 Agustus 2015

Presiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan

Presiden GIDI minta Kapolda Papua menyerahkan proses penyelesaian masalah tersangka kepada gereja dan umat muslim Tolikara.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara  

10 Agustus 2015

Komnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara  

Komnas HAM mendesak Menkopolhukam agar memerintahkan Kapolri dan Panglima TNI mengusut penembakan Tolikara.

Baca Selengkapnya

Rusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran  

10 Agustus 2015

Rusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran  

Komnas HAM menemukan empat indikasi pelanggaran HAM pada kerusuhan di Tolikara.

Baca Selengkapnya

Hasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM  

10 Agustus 2015

Hasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM  

Pemerintah memastikan kerusuhan di Kabupaten Tolikara, Papua, tidak dipicu oleh isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

Baca Selengkapnya

Tolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki  

10 Agustus 2015

Tolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki  

Pembangunan 85 ruki dan musalah untuk menggantikan ruki dan musalah yang terbakar saat amuk massa pada 17 Juli lalu.

Baca Selengkapnya