TEMPO.CO, Samarinda -- Kantor Polres Kutai Barat, Kalimantan Timur, menjadi tempat perlindungan sementara bagi salah satu kelompok yang berkonflik. Mereka berkumpul di lapangan yang terletak di lingkungan kantor Polres.
"Ya, mereka berlindung sementara di kantor Polres. Jumlahnya masih belum pasti. Kami masih mendata sampai sekarang," kata Kepala Divisi Humas Polda Kalimantan Timur, Komisaris Antonius Wisnu Sutirta, Minggu, 25 November 2012.
Selama mengungsi di kantor Polres Kutai Barat, warga tinggal di aula Polres. Sebagian juga mendiami tenda-tenda yang didirikan di lapangan bagian tengah Polres. Sedangkan sebagian barang-barang yang berhasil diselamatkan diletakkan di halaman depan kantor Polres.
Kondisi Kabupaten Kutai Barat sampai kini belum sepenuhnya normal. Suasana mencekam masih mewarnai kabupaten perbatasan itu. Sekitar 800 anggota polisi dari Brimob Polda Kalimantan Timur disiagakan. Bahkan, untuk mengatur pengamanan, empat pejabat dari Polda disiagakan di Kabupaten Kutai Barat, Kasat Brimob Polda, Kombes Leo Bonalubis, Direktur Intel Kombes Juhartana, Wakil Direktur Reskrim Um, AKBP Kurdi, dan Wakil Direktur Narkoba (mantan Kapolres Kubar) AKBP Yosep.
Kerusuhan di Kutai Barat diawali dengan pengeroyokan warga lokal di APMS Barong Tongkok, Jumat kemarin. Warga dari sebuah kelompok dianiayai tiga petugas APMS. Tak terima dengan perlakuan ini, korban menyerang APMS bersama puluhan kerabatnya.
Polisi sudah menangkap ketiganya. Namun, untuk melampiaskan ketidakpuasannya, mereka merusak dan membakar toko-toko milik kelompok lawan.
Pilpres 2024, Ini 3 Hal yang Bisa Menyebabkan Pemilu Ditunda
13 Februari 2024
Pilpres 2024, Ini 3 Hal yang Bisa Menyebabkan Pemilu Ditunda
Penetapan tanggal pemilu melibatkan proses diskusi yang panjang antara KPU, pemerintah, dan DPR. Bahkan, proses tersebut dapat memakan waktu hingga satu tahun.