Delapan Ekor Jalak Bali Dilepas ke Alam Bebas

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

Selasa, 6 November 2012 22:46 WIB

Seekor burung Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) bertengger di dalam Pura Penataran Agung Ped setelah dilepas liarkan di Pulau Nusa Penida, Klungkung, Bali, Senin 2 April 2012. Tempo/Johannes P. Christo.

TEMPO.CO, Denpasar -Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) atau disebut juga Curik Bali adalah sejenis burung sedang dengan panjang lebih kurang 25 cm yang hidup di Bali. Anda yang plesir ke Pulau Dewata boleh jadi pernah menjumpainya di alam bebas, meskipun sangat kecil kemungkinannya.


Senin 5 November 2012 kemarin, delapan ekor Jalak Bali dilepaskan ke alam bebas. Pimpinan Begawan Foundation, Bradley Gardner, mengungkpankan bahwa upaya ini dilakukan karena populasi Jalak Bali makin menurun di Bali.


Padahal, Bali merupakan habitat mula-mula burung ini. Sehingga, sangat disayangkan bila Jalak Bali punah begitu saja.


Gardner berharap pelepasan Jalak Bali ini bisa dilakukan berkelanjutan. Delapan Jalak Bali yang dilepaskan ini berasal dari penangkaran yang dibangun di kawasan Green School pada 1999 silam.

Hingga kini, penangkaran ini telah memiliki 93 ekor, termasuk 8 yang dilepas. :Jurong Bird Park mengirim 3 ekor (Jalak Bali) tahun lalu,” ujar pria yang mengaku sangat memperhatikan terhadap lingkungan hidup ini, Senin lalu.

Selain itu, ada juga kiriman 20 ekor dari Jerman, Polandia, Republik Ceko, dan Inggris. Gardner menegaskan bahwa, puluhan Jalak Bali tersebut dikumpulkan dari kolektor burung yang memiliki Jalak Bali.


“Burung yang mereka miliki itu bukan dari hasil black market, tapi hasil tukar-menukar dengan kolektor lainnya,” Gardner meyakinkan Tempo. Justru, kata dia, penjualan terbesar Jalak Bali secara terlarang dilakukan oleh orang Indonesia sendiri. Dan bagi Gardner, ini sangat memprihatinkan.

Kepala Konservasi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Ketut Catur Marbawa menambahkan, bahwa predator juga menjadi kendala melorotnya populasi Jalak Bali.

“Penyebab utama kepunahan Jalak Bali adalah pemburuan oleh masyarakat. Satu ekor terang Catur, yang juga hadir dalam acara pelapasan tersebut. Menurut data terakhir yang dikantonginya, jumlah Jalak Bali di Taman Nasional Bali Barat (TNBB) Jemberana hanya 10 ekor. Padahal pada tahun 2007 sempat dilepaskan 150 ekor Jalak Bali.

Sedangkan di Nusa Penida, Klungkung, jumlah Jalak Bali sedikit lebih banyak. Yakni 40 ekor di 12 titik.

KETUT EFRATA


Advertising
Advertising

Berita Terpopuler Lainnya:


Kekayaan Pemilik Bank Century Disita Polisi


Peminta Upeti BUMN Bisa Gugat Balik Dahlan


Direksi PT PAL Siap Buka Kisah Peminta Upeti


Transportasi Jakarta: Jokowi Masih Hitung MRT

Berita terkait

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

9 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Metode Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

31 hari lalu

BRIN Kembangkan Metode Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

Peneliti BRIN tengah mengembangkan metode baru daur ulang baterai litium. Diharapkan bisa mengurangi limbah baterai.

Baca Selengkapnya

Mengenal Antropomorfisme, Sifat Manusia yang Memberikan Empati ke Sekitarnya

46 hari lalu

Mengenal Antropomorfisme, Sifat Manusia yang Memberikan Empati ke Sekitarnya

Antropomorfisme memiliki arti pengenalan ciri-ciri manusia hingga empati kepada binatang, tumbuh-tumbuhan, atau benda mati.

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Adat Suku Awyu Mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

50 hari lalu

Alasan Masyarakat Adat Suku Awyu Mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Masyarakat adat suku Awyu mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung dalam sengketa izin lingkungan perusahaan sawit PT ASL di Boven Digoel, Papua Selatan.

Baca Selengkapnya

4 Bulan DPO, Mantan Pejabat Pemkab Bangka Tersangka Kasus Perambahan Hutan Ditangkap KLHK

4 Maret 2024

4 Bulan DPO, Mantan Pejabat Pemkab Bangka Tersangka Kasus Perambahan Hutan Ditangkap KLHK

Tersangka Barlian merupakan aktor intelektual kasus perusakan dan perambahan hutan di kawasan hutan produksi Sungai Sembulan Bangka.

Baca Selengkapnya

Menteri Lingkungan Hidup Bertemu Dubes Norwegia Bahas Capaian Pengurangan Emisi

13 Februari 2024

Menteri Lingkungan Hidup Bertemu Dubes Norwegia Bahas Capaian Pengurangan Emisi

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya bertemu Duta Besar Norwegia Rut Kruger Giverin membahas capaian emisi.

Baca Selengkapnya

Pertemuan Anies Baswedan - Emil Salim, Mengenang Saat SMA Wawancara Menteri Lingkungan Hidup Itu

31 Januari 2024

Pertemuan Anies Baswedan - Emil Salim, Mengenang Saat SMA Wawancara Menteri Lingkungan Hidup Itu

Saat SMA, Anies Baswedan mewawancarai Emil Salim. Kini, mereka bertemu kembali untuk berdiskusi. Sehari sebelumnya, Ganjar bertemu Emil pula.

Baca Selengkapnya

Anies dan Ganjar Kompak Temui Emil Salim, Ada Apa?

29 Januari 2024

Anies dan Ganjar Kompak Temui Emil Salim, Ada Apa?

Capres Anies dan Capres Ganjar menemui mantan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Emil Salim jelang pencoblosan Pilpres. Ada apa?

Baca Selengkapnya

Temui Emil Salim, Ganjar Diskusi soal Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim

28 Januari 2024

Temui Emil Salim, Ganjar Diskusi soal Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim

Selain persoalan lingkungan, Ganjar mengatakan dirinya juga membahas pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan

Baca Selengkapnya

Tim Kampanye Anies Baswedan Serukan Revisi UU Cipta Kerja

25 Januari 2024

Tim Kampanye Anies Baswedan Serukan Revisi UU Cipta Kerja

Tim kampanye tiga pasangan capres-cawapres bicara tentang perlindungan lingkungan hidup. Timnas Anies Baswedan menilai UU Cipta Kerja harus direvisi.

Baca Selengkapnya