Yusuf Hasyim Akan Gugat KPU

Reporter

Editor

Senin, 21 Juni 2004 19:13 WIB

TEMPO Interaktif, Blitar:Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, KH Yusuf Hasyim menyatakan akan menggugat Komisi Pemilihan Umum (KPU) pusat terkait penggunaan gambar pendiri Nahdlatul Ulama (NU), Hadratusyech KH Hasyim Ays'ari dalam kampanye capres/cawapres Mega-Hasyim. Menurutnya, dalam pertemuan sebelumnya, KPU dan Panwaslu Pusat menyatakan bahwa mereka sulit untuk menindak karena kesulitan mencari dasar hukumnya. Untuk itu Selasa (22/6) besok, dia akan kembali ke Jakarta untuk minta ketegasan sikap KPU dan Panwaslu."Saya sudah minta KPU dan Panwaslu untuk menarik semua gambar dan baliho kampanye Mega-Hasyim yang ada gambar KH Hasyim Asy'ari. Karena dengan adanya gambar tersebut, kami keluarga besar KH Hasyim Asy'ari merasa sangat dirugikan," kata putra bungsu KH Hasyim Asy'ari yang akrab disapa Pak Ud, dalam sambutannya pada acara haul Bung Karno di Istana Gebang, Blitar, Jawa Timur,Minggu (20/6) malam hingga Senin (21/6) dini hari.Di hadapan para pengunjung haul BK, Pak Ud menyatakan bahwa ada alat peraga kampanye capres/cawapres Mega-Hasyim yang latar belakangnya bergambar KH Hasyim Asy'ari yang sangat merugikan keluarga besar KH Hasyim Asy'ari. Dijelaskanya, dalam poster dan baliho tersebut ada gambar Megawati berdampingan dengan Hasyim Muzadi. Latar belakang Megawati bergambar Bung Karno, sedangkan gambar Hasyim Muzadi berlatar belakang KH Hasyim Asy'ari."Kami menolak adanya gambar seperti itu karena menyesatkan masyarakat. Kami tidak ingin merusak hubungan baik dengan semua capres/cawapres maupun parpol. Jika KPU tak mampu menindak, kami akan menggugat KPU. Kami kecewa KPU tak bisa memahami aspirasi masyarakat. Orang besar seperti KH Hasyim Asy'ari diperlakukan seperti itu KPU tak bisa berbuat apa-apa. Bagaimana jadinya jika yang diperlakukan seperti itu adalah rakyat kecil," kata Pak Ud.Menurutnya, yang membuat keluarga besar dan pengikut KH Hasyim Asy'ari menolak gambar tersebut karena akan menimbulkan tiga tafsiran yang keliru. Pertama, seolah-olah Hasyim Muzadi didukung keluarga besar KH Hasyim Asy'ari atau paling tidak murid-muridnya. Kedua, Hasyim Muzadi dianggap memperjuangkan cita-cita KH Hasyim Asy'ari. Ketiga, Hasyim Muzadi dianggap sebagai saudara atau kerabat KH Hasyim Asy'ari."Padahal ketiga-tiganya tidak sama sekali. Itu namanya kan menyesatkan. Hal ini terpaksa kami tempuh ke jalur hukum karena kami tidak ingin berdosa kepada orang tua kami. Kalau gambar Mega dengan background Bung Karno kami tidak persoalkan karena di luar wilayah kami. Intinya, kita harus selalu menjaga harkat dan martabat semua tokoh kita. Termasuk Bung Karno yang kita harus tiru beliau semasa masih hidup," kata Pak Ud.Dwidjo U. Maksum - Tempo News Room

Berita terkait

Vonis 7 Anggota Nonaktif PPLN Kuala Lumpur Lebih Rendah daripada Tuntutan Jaksa, Ini Hal-hal yang Meringankan

37 hari lalu

Vonis 7 Anggota Nonaktif PPLN Kuala Lumpur Lebih Rendah daripada Tuntutan Jaksa, Ini Hal-hal yang Meringankan

Hakim juga menjatuhkan pidana denda kepada seluruh terdakwa PPLN Kuala Lumpur itu masing-masing sebesar Rp 5 juta.

Baca Selengkapnya

Ricuh di Bawaslu Papua Karena Dugaan Kecurangan Suara, Wakapolres Yalimo Terkena Lemparan Batu

57 hari lalu

Ricuh di Bawaslu Papua Karena Dugaan Kecurangan Suara, Wakapolres Yalimo Terkena Lemparan Batu

Sekelompok massa menyerang Kantor Bawaslu Papua karena mereka menduga ada kecurangan suara saat rapat pleno di Distrik Abenaho.

Baca Selengkapnya

Tim Advokasi Peduli Pemilu: Pemilu 2024 Jadi Pementasan Nepotisme di Panggung Demokrasi Indonesia

57 hari lalu

Tim Advokasi Peduli Pemilu: Pemilu 2024 Jadi Pementasan Nepotisme di Panggung Demokrasi Indonesia

Tim Advokasi Peduli Pemilu melakukan uji materi terhadap UU Pemilu agar penguasa tidak lagi sewenang-wenang saat pemilu.

Baca Selengkapnya

Pemilu 2024 Tingkatkan Kecemasan dan Depresi, Begini Rinciannya

59 hari lalu

Pemilu 2024 Tingkatkan Kecemasan dan Depresi, Begini Rinciannya

Penelitian menemukan Pemilu 2024 berpengaruh terhadap meningkatnya risiko gangguan kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi pada masyarakat.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Komeng, Perolehan Suara Sejumlah Artis Kalahkan Politisi Berpengalaman. Siapa Saja Mereka?

20 Februari 2024

Bukan Hanya Komeng, Perolehan Suara Sejumlah Artis Kalahkan Politisi Berpengalaman. Siapa Saja Mereka?

Sejumlah artis pendatang baru di politik ungguli politisi pengalaman. Ada Komeng, Verrell Bramasta dan lainnya.

Baca Selengkapnya

Tugas dan Wewenang Komeng Jika jadi Anggota DPD

16 Februari 2024

Tugas dan Wewenang Komeng Jika jadi Anggota DPD

Perolehan suara Komeng melesat di pemilihan DPD. Apa saja tugas dan fungsinya jika terpilih?

Baca Selengkapnya

Tren Mantan Atlet Jadi Caleg di Pemilu 2024, Ini Kata Menpora Dito Ariotedjo

14 Februari 2024

Tren Mantan Atlet Jadi Caleg di Pemilu 2024, Ini Kata Menpora Dito Ariotedjo

Apa kata Menpora Dito Ariotedjo soal kehadiran sejumlah mantan atlet Tanah Air sebagai calon anggota legislatif di Pemilu 2024?

Baca Selengkapnya

Jika Pemilih Sakit di Rumah dan Tak Bisa ke TPS Apakah Hak Suaranya Gugur? Ini Jawabnya

12 Februari 2024

Jika Pemilih Sakit di Rumah dan Tak Bisa ke TPS Apakah Hak Suaranya Gugur? Ini Jawabnya

Jika calon pemilih tiba-tiba sakit, yang tidak memungkinnya menuju TPS. Apakah hak pilihnya hangus? Tidak

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Dirty Vote Bongkar Politik Gentong Babi Jokowi, TKN Prabowo-Gibran Tantang Pembuktian Pelanggaran Pemilu

12 Februari 2024

Terpopuler: Dirty Vote Bongkar Politik Gentong Babi Jokowi, TKN Prabowo-Gibran Tantang Pembuktian Pelanggaran Pemilu

Film Dirty Vote membongkar politik gentong babi Presiden Jokowi, TKN Prabowo-Gibran menantang pembuktian pelanggaran Pemilu.

Baca Selengkapnya

Pemilu 14 Februari 2024, Simak Tata Cara Pencoblosan di TPS

9 Februari 2024

Pemilu 14 Februari 2024, Simak Tata Cara Pencoblosan di TPS

Pemungutan suara dalam Pemilu 2024 akan dilaksanakan pada Rabu, 14 Februari 2024 pukul 07.00-13.00 waktu setempat. Ini tata cara pencoblosan di TPS.

Baca Selengkapnya