TEMPO Interaktif, Blitar:Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, KH Yusuf Hasyim menyatakan akan menggugat Komisi Pemilihan Umum (KPU) pusat terkait penggunaan gambar pendiri Nahdlatul Ulama (NU), Hadratusyech KH Hasyim Ays'ari dalam kampanye capres/cawapres Mega-Hasyim. Menurutnya, dalam pertemuan sebelumnya, KPU dan Panwaslu Pusat menyatakan bahwa mereka sulit untuk menindak karena kesulitan mencari dasar hukumnya. Untuk itu Selasa (22/6) besok, dia akan kembali ke Jakarta untuk minta ketegasan sikap KPU dan Panwaslu."Saya sudah minta KPU dan Panwaslu untuk menarik semua gambar dan baliho kampanye Mega-Hasyim yang ada gambar KH Hasyim Asy'ari. Karena dengan adanya gambar tersebut, kami keluarga besar KH Hasyim Asy'ari merasa sangat dirugikan," kata putra bungsu KH Hasyim Asy'ari yang akrab disapa Pak Ud, dalam sambutannya pada acara haul Bung Karno di Istana Gebang, Blitar, Jawa Timur,Minggu (20/6) malam hingga Senin (21/6) dini hari.Di hadapan para pengunjung haul BK, Pak Ud menyatakan bahwa ada alat peraga kampanye capres/cawapres Mega-Hasyim yang latar belakangnya bergambar KH Hasyim Asy'ari yang sangat merugikan keluarga besar KH Hasyim Asy'ari. Dijelaskanya, dalam poster dan baliho tersebut ada gambar Megawati berdampingan dengan Hasyim Muzadi. Latar belakang Megawati bergambar Bung Karno, sedangkan gambar Hasyim Muzadi berlatar belakang KH Hasyim Asy'ari."Kami menolak adanya gambar seperti itu karena menyesatkan masyarakat. Kami tidak ingin merusak hubungan baik dengan semua capres/cawapres maupun parpol. Jika KPU tak mampu menindak, kami akan menggugat KPU. Kami kecewa KPU tak bisa memahami aspirasi masyarakat. Orang besar seperti KH Hasyim Asy'ari diperlakukan seperti itu KPU tak bisa berbuat apa-apa. Bagaimana jadinya jika yang diperlakukan seperti itu adalah rakyat kecil," kata Pak Ud.Menurutnya, yang membuat keluarga besar dan pengikut KH Hasyim Asy'ari menolak gambar tersebut karena akan menimbulkan tiga tafsiran yang keliru. Pertama, seolah-olah Hasyim Muzadi didukung keluarga besar KH Hasyim Asy'ari atau paling tidak murid-muridnya. Kedua, Hasyim Muzadi dianggap memperjuangkan cita-cita KH Hasyim Asy'ari. Ketiga, Hasyim Muzadi dianggap sebagai saudara atau kerabat KH Hasyim Asy'ari."Padahal ketiga-tiganya tidak sama sekali. Itu namanya kan menyesatkan. Hal ini terpaksa kami tempuh ke jalur hukum karena kami tidak ingin berdosa kepada orang tua kami. Kalau gambar Mega dengan background Bung Karno kami tidak persoalkan karena di luar wilayah kami. Intinya, kita harus selalu menjaga harkat dan martabat semua tokoh kita. Termasuk Bung Karno yang kita harus tiru beliau semasa masih hidup," kata Pak Ud.Dwidjo U. Maksum - Tempo News Room