TEMPO.CO, Makassar - Sekitar 20 warga negara asing asal Iran ditahan petugas kantor Imigrasi Makassar, sesaat setelah turun dari pesawat Lion Air asal Jakarta, Rabu, 31 Oktober, sekitar pukul 01.00 Wita. Mereka diamankan karena diduga sebagai imigran gelap. Berdasarkan hasil pemeriksaan awal, sebanyak empat orang di antaranya tidak mengantongi paspor.
"Bukan kami tangkap, cuma diamankan karena dikhawatirkan sebagai pengungsi. Yang tidak memiliki paspor kami kirim ke Rudenim (Rumah Detensi Imigran) Bolangi untuk ditahan," kata Kepala Pengawasan dan Penindakan Kantor Imigrasi Kota Makassar, Bakri, Rabu, 31 Oktober 2012. Mereka yang dipastikan tidak memiliki paspor, antara lain Moh Reza, 34 tahun, Morteza (34), Ali Akbar (41), dan Akbar (23).
Warga asing lain yang turut ditahan sementara juga didata. Pemeriksaan awal, di luar empat orang yang kini ditahan di Bolangi, Kabupaten Gowa, Bakri menyebutkan semuanya mengantongi paspor dan visa perjalanan. Karena itu, penahanan tidak mungkin dilakukan terhadap mereka.
Meskipun begitu, pihaknya akan melihat lebih jauh untuk memastikan keaslian visa dan paspor warga asing tersebut. "Yang lengkap paspor dan visanya dibawa ke Hotel Aston," tutur Bakri. Selanjutnya, mengenai diamankannya warga Iran di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, ia mengatakan, hal itu dilakukan berkat koordinasi pengamanan bandara dan kepolisian setempat.
Kepala Humas Polda Sulawesi Selatan dan Barat, Komisaris Besar Chevy A. Sopari, membenarkan penangkapan terhadap sejumlah warga Iran. Kepolisian langsung menyerahkan para warga asing yang diamankan di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin ke pihak imigrasi. "Sekarang ditangani imigrasi dan kepolisian sebatas koordinasi untuk pengamanan," kata dia.
Penangkapan imigran gelap di sejumlah daerah di Sulawesi Selatan sudah kerap terjadi. Tidak hanya jalur udara, mereka juga sering menggunakan jalur laut dengan menumpang kapal kecil. Upaya imigran gelap masuk ke negara ketiga, seperti Australia, beberapa kali berhasil digagalkan pihak imigrasi. Bakri mengakui, kapasitas rumah detensi di Bolangi bahkan sudah melampaui batas.
"Sudah over capacity, karenanya ada yang ditempatkan di luar, yakni tempat-tempat penampungan," kata dia. Para warga asing itu meninggalkan tanah kelahirannya mayoritas dipicu kondisi keamanan dan situasi politik. "Kami sudah petakan daerah yang rawan ideologi dan rawan keamanan," tutur Bakri.
TRI YARI KURNIAWAN
Berita terkait
Polemik Pengungsi Rohingya di Indonesia, Berikut Negara yang Menolak Kedatangan Mereka
18 Desember 2023
Keberadaan pengungsi Rohingya di Aceh mulai menambah masalah. Beberapa negara telah melakukan penolakan terhadap mereka.
Baca SelengkapnyaPeringatan Terakhir Pakistan, Ratusan Ribu Pengungsi Afghanistan Harus Angkat Kaki
26 Oktober 2023
Keputusan itu diambil setelah warga Afghanistan diketahui terlibat dalam kejahatan, penyelundupan dan serangan terhadap pemerintah dan tentara.
Baca SelengkapnyaJumlah Imigran Gelap yang ke Italia Naik Dua Kali Lipat
17 Agustus 2023
Italia mencatat ada 89.158 imigran gelap yang tiba di Negara Pizza itu periode Januari sampai Juli 2023 atau naik dua kali lipat
Baca SelengkapnyaPM Giorgia Meloni Mencoba Bangun Aliansi untuk Mengatasi Imigran Gelap
23 Juli 2023
Giorgio Meloni berusaha membentuk aliansi luas negara-negara untuk mengatasi imigran gelap dan memerangi perdagangan manusia.
Baca SelengkapnyaMalaysia Pulangkan 12.380 Migran Gelap, Kebanyakan dari Indonesia, Filipina, Myanmar
1 April 2023
Malaysia akan memulangkan 12.380 warga negara asing karena melanggar aturan keimigrasian tahun ini.
Baca SelengkapnyaUsir Imigran Ilegal Afrika, Presiden Tunisia Menolak Tuduhan Rasisme
6 Maret 2023
Presiden Tunisia menolak tuduhan rasisme dan menunjukkan kemungkinan konsekuensi hukum bagi para pelaku serangan terhadap imigran ilegal.
Baca SelengkapnyaPM Inggris Bakal Bertindak Keras terhadap Imigran Gelap: Cukup Sudah
14 Desember 2022
Inggris berencana menggarap undang-undang baru untuk mencegah imigran yang melintasi Selat Inggris untuk tinggal di negara itu.
Baca Selengkapnya46 Imigran Gelap Tewas di Kontainer, Petugas Menemukan Tumpukan Mayat
28 Juni 2022
Petugas menemukan "tumpukan mayat" 46 imigran gelap dan tidak ada tanda-tanda air di dalam truk, yang ditinggalkan di sebelah rel kereta api
Baca Selengkapnya46 Imigran Gelap Tewas dalam Kontainer di AS, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong
28 Juni 2022
Kasus kematian 46 imigran gelap dalam kontainer di San Antonio, terungkap setelah seorang saksi men dengar ada suara teriakan minta tolong.
Baca Selengkapnya50 TKI Ilegal Indonesia Ditangkap Polisi Begitu Mendarat di Selangor
28 Januari 2022
Polisi Malaysia menangkap 50 orang imigran gelap asal Indonesia ketika mendarat di pesisir Bagan Pasir, Selangor.
Baca Selengkapnya