Kepala Staf Angkatan Darat Jendral TNI Pramono Edhie Wibowo (kiri) didampingi Istri Kiki Pramono Edhie Wibowo berfoto bersama usai menerima Tanda Kehormatan Bintang Bhayangkara Utama di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (5/6). ANTARA/M Agung Rajasa
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI, Pramono Edhie Wibowo, menolak untuk membicarakan kansnya dalam politik praktis. "Saya tak mau mendua dalam pengabdian," kata dia, saat ditemui di Markas Besar TNI Angkatan Darat, Senin, 22 Oktober 2012.
Pramono Edhie dilirik oleh Partai Golkar sebagai pendamping Aburizal Bakrie yang sudah resmi diusung sebagai calon presiden lewat partai beringin. Alasannya, hasil survei politik Lembaga Survei Nasional menyebut masyarakat mengidamkan tokoh militer sebagai calon pemimpin karena ketegasannya. (Baca: Faktor Ini Jadikan Aburizal Tak Diminati)
Namun, Edhie tak mengelak dirinya mungkin saja terjun ke dunia politik praktis setelah pensiun nanti. "Kalau itu tanyanya nanti saja, kalau saya jawab sekarang nanti malah ditanya pensiunnya kapan," kata dia sambil tergelak.
Edhie sempat terkejut mendapatkan pertanyaan soal politik. Ini adalah tema pembicaraan yang sangat dihindarinya dalam setiap jumpa pers. "Kalau soal gandeng-menggandeng (dengan calon presiden) saya tak bisa jawab. Saya ingin tetap pada komitmen saya sebagai Kepala Staf Angkatan Darat," kata dia.
Adik ipar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini mengaku sudah senang menjadi tentara. "Saya ini lebih nyaman menjadi jenderal kok," ujarnya.
Putra Letjen (Pur) Sarwo Edhie Wibowo ini mempersilakan masyarakat memilih para pensiunan militer yang menyatakan diri siap maju dalam kancah politik praktis. "Pilih yang sudah ada saja," kata dia. "Jangan pilih yang tidak ada, kalau ada gudeg ya makan gudeg, jangan cari yang enggak ada."
Pewarta yang hadir pun tergelak oleh ucapannya itu.
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
22 Desember 2021
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.