Kompolnas Temui Korban Penembakan Bengkulu

Reporter

Jumat, 12 Oktober 2012 13:32 WIB

Novel Baswedan (kiri). TEMPO/Seto Wardhana

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Kepolisian Nasional akan menemui para korban kasus penembakan polisi pada 2004 hari ini, Jumat, 12 Oktober 2012, di Bengkulu.

Tim Komisi Kepolisian ingin memastikan alasan dan penyebab lima korban yang masih hidup ini melapor ke Kepolisian Daerah Bengkulu satu bulan lalu atas peristiwa yang sudah terjadi delapan tahun silam.

"Hari ini hingga malam kami usahakan ketemu semua korban, karena ada banyak yang tersebar, tidak lagi di Kota Bengkulu," kata anggota Komisi Kepolisian, Edi Hasibuan, saat dihubungi Tempo.

Ia menyatakan, hingga kemarin Kompolnas baru bisa bertemu Kepala Polda Bengkulu, Brigadir Jenderal Benny W Mokalu, beberapa anggota Kepolisian Resor Kota Bengkulu, tim penyidik Polda Bengkulu, keluarga korban, dan pengurus rumah sakit tempat korban dirawat setelah ditembak.

Berdasarkan informasi sementara, para korban memang melapor sekitar satu hingga dua bulan lalu. Akan tetapi, alasan pasti tindakan tersebut belum jelas. "Kapolda juga tidak tahu apa-apa, jawabannya normatif, baru bertugas beberapa minggu," kata Edi.

Komisi Kepolisian mengklaim tidak mendapat kesulitan saat mengumpulkan data di Bengkulu. Ia menyatakan tidak ada intervensi dan usaha menutupi fakta dari polisi setempat. Seluruh informasi yang didapatkan hingga saat ini masih dikumpulkan dan dikaji dengan perbandingan data-data yang sudah dimiliki sejak di Jakarta.

Beberapa catatan Komisi Kepolisian, kata dia, adalah mengenai langkah dan hasil penyelidikan Polda Bengkulu dengan melakukan olah tempat kejadian perkara dan reka ulang kejadian. Dua hal ini dinilai memiliki potensi kebenaran yang kecil karena peristiwanya sudah sangat lama terjadi.

"Memang ada beberapa kejanggalan yang akan dicek dan dibuktikan," kata dia.

Komisi Kepolisian melakukan investigasi langsung ke Bengkulu untuk membuktikan fakta atas dugaan penganiayaan berat yang dilakukan Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kota Bengkulu Inspektur Satu, Novel Baswedan, terhadap enam pencuri sarang burung walet pada 2004.

Dugaan ini juga dijadikan dasar tim penyidik Polda Bengkulu hendak menangkap Novel pada 5 Oktober 2012 di kantor Komisi Pemberantasan Korupsi.

Novel sendiri sekarang berstatus sebagai penyidik di KPK. Ia adalah ketua tim penyidikan kasus korupsi simulator surat izin mengemudi di Korps Lalu Lintas Markas Besar Polri dengan tersangka Inspektur Jenderal Djoko Susilo.

Hasil investigasi ini, menurut Edi, akan disampaikan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui Menteri Koordinator Politik, Hukum, Keamanan Djoko Suyanto yang juga Ketua Komisi Kepolisian. Hasil tersebut juga akan disusun menjadi sebuah rekomendasi yang akan disampaikan ke Kepala Polri Jenderal Timur Pradopo.

FRANSISCO ROSARIANS

Berita terkait

Novel Baswedan dan Eks Pegawai KPK Lainnya Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK soal Dugaan Pelanggaran Kode Etik

1 hari lalu

Novel Baswedan dan Eks Pegawai KPK Lainnya Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK soal Dugaan Pelanggaran Kode Etik

Novel Baswedan dkk melaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron atas dugaan pelanggaran kode etik karena telah melaporkan Anggota Dewas KPK Albertina Ho.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis

3 hari lalu

Novel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis

Novel Baswedan mengakhatirkan proses yang lama itu akibat munculnya unsur politis dalam menangani kasus Firli Bahuri yang memeras SYL.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

3 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

7 Tahun Lalu Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Disiram Air Keras, Ini Kronologi Teror yang Dihadapinya

15 hari lalu

7 Tahun Lalu Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Disiram Air Keras, Ini Kronologi Teror yang Dihadapinya

Selasa subuh, 11 April 2017, tujuh tahun lalu eks penyidik senior KPK Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang tak dikenal. Begini kronologinya.

Baca Selengkapnya

Sikap Tokoh yang Surati Parpol untuk Dukung Hak Angket, dari Novel Baswedan hingga Suciwati

45 hari lalu

Sikap Tokoh yang Surati Parpol untuk Dukung Hak Angket, dari Novel Baswedan hingga Suciwati

Novel Baswedan mendukung hak angket karena tak ingin kecurangan dan praktik koruptif dalam pemilu dianggap lumrah atau dimaklumi.

Baca Selengkapnya

Kasus Korupsi di Internal KPK Terkuak, Novel Baswedan Khawatir KPK Hanya Jadi Bagian Masalah

46 hari lalu

Kasus Korupsi di Internal KPK Terkuak, Novel Baswedan Khawatir KPK Hanya Jadi Bagian Masalah

Eks penyidik KPK Novel Baswedan perlu kepemimpinan KPK yang berintegritas dan komitmen tinggi serta berkompeten untuk memberantas korupsi.

Baca Selengkapnya

Abraham Samad Turut Dukung Hak Angket DPR: Hukum Orang-orang yang Terlibat dalam Kecurangan Pemilu

46 hari lalu

Abraham Samad Turut Dukung Hak Angket DPR: Hukum Orang-orang yang Terlibat dalam Kecurangan Pemilu

Abraham Samad Ketua KPK 2011-2015 termasuk dari 50 tokoh yang menandatangani surat untuk ketua umum parpol agar gulirkan hak angket. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

50 Tokoh Surati Parpol Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Begini Syarat Pengajuannya di DPR

46 hari lalu

50 Tokoh Surati Parpol Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Begini Syarat Pengajuannya di DPR

Partai politik memiliki peran penting untuk merealisasikan hak angket dugaan kecurangan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan Novel Baswedan Ikut Dukung Surat Desak Parpol Gulirkan Hak Angket Pemilu 2024: Harus Diperiksa Tuntas

47 hari lalu

Alasan Novel Baswedan Ikut Dukung Surat Desak Parpol Gulirkan Hak Angket Pemilu 2024: Harus Diperiksa Tuntas

Eks penyidik KPK Novel Baswedan, satu dari 50 tokoh yang mengirimkan surat kepada partai politik untuk mendesak digulirkannya hak angket Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Korupsi di Internal KPK, Novel Baswedan ke Presiden: Jangan Hanya Diam Apalagi Justru Ikut Melemahkan

48 hari lalu

Korupsi di Internal KPK, Novel Baswedan ke Presiden: Jangan Hanya Diam Apalagi Justru Ikut Melemahkan

Eks Penyidik KPK Novel Baswedan, mengatakan banyaknya korupsi di KPK menggambarkan adanya upaya pelemahan terhadap lembaga antirasuah.

Baca Selengkapnya