TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah tim sukses calon kepala daerah Kabupaten Brebes membagi-bagikan uang ke masyarakat saat memasuki Pemilihan Umum Kepala Daerah Kabupaten Brebes pada 7 Oktober mendatang. Hal ini dibuktikan dengan beberapa pengaduan ke Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kepala Daerah Brebes, Ahad, 30 September 2012.

"Aduan menunjukkan kedua tim pasangan calon membagikan uang ke masyarakat," ujar Ketua Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kepala Daerah Kabupten Brebes, Taufiqurahman, Ahad, 30 September 2012.

Ia mengaku dapat aduan terkait pasangan Agung Widyantoro-Athoillah yang memanfaatkan masa kampanyenya dengan cara menyebarkan uang, yang sempat direkam dalam video.

Dalam tayangan sebagai bukti aduan ini, pasangan Agung-Athoillah melakukan kampanye di wilayah Kecamatan Losari, Brebes. Dalam video itu tampak seorang pria mengenakan kemeja berwarna biru bermotif kotak-kotak mengeluarkan uang pecahan Rp 10 ribu dan Rp 50 ribu dibagikan kepada sejumlah warga saat Agung dan Athoilah menemui warga.

Temuan pembagian uang juga dilakukan oleh tim pemenangan pasangan Izda Priyanti-Narjo di Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes. Mereka menyebar amplop putih berukuran kecil berisi uang Rp 10 ribu dan gambar calon bupati, Idza Priyanti. "Ini ditemukan di RT 06 dan RT 05 RW 04, Desa Jatibarang Lor, Kecamatan Jatibarang," ujar Taufiqurahman.

Temuan ini berdasarkan aduan warga yang menolak pemberian amplop berisi uang dan justru mengumpulkan amplop itu dan diserahkan ke salah satu tokoh masyarakat desa setempat.

Taufiqurrahman mengaku segera mengkaji adanya aduan yang mengarah pada pelanggaran pemilihan umum kepala daerah ini. "Kami akan mengkaji dulu apakah unsurnya terpenuhi," katanya.

Menurut dia, dalam setiap pelanggaran, ada tiga unsur yang harus dipenuhi, yakni ada keterlibatan pasangan calon dan timnya maupun atribut salah satu pasangan calon. Ia segera melakukan rapat pleno bila ada unsur terpenuhi dan terbukti sebagai pelanggaran.

Salah seorang calon Bupati Brebes, Idza Priyanti, saat dikonfirmasi mengaku dirinya tidak tahu adanya pembagian uang tersebut. "Saya tidak tahu apa lagi memerintahkan pembagian uang tersebut," ujar Izda singkat.

Ia menuding aduan ini sebagai trik politik untuk menjatuhkan dirinya sebagai calon kepala daerah. "Ini intrik seakan kami yang menyebarkan, padahal tidak," katanya.

EDI FAISOL