TEMPO.CO, Surabaya - Kemarau panjang membuat daerah-daerah lumbung padi di Tanah Air merana. Di Jawa Timur saja, hampir 14 ribu sawah mengalami kekeringan dan 10 waduk juga telah mengering.
"Kekeringan masih panjang. Kami perkirakan dalam minggu ini ada 7.000 lagi lahan yang menyusul kering," ujar Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian Jawa Timur, Ahmad Nurfalakhi, Senin, 10 September 2012.
Ahmad mengatakan sebanyak 2.977,49 hektare lahan telah dinyatakan puso. Selain itu, sebanyak 1.961,69 hektare lahan menderita kekeringan berat dengan hanya bisa memanen maksimal 25 persen dari hasil tanaman.
Kekeringan terparah terjadi di Bojonegoro dan melanda sebanyak 5.410 hektare lahan. Menyusul Lamongan 2.226 hektare, Tulungagung 2.102 hektare, Trenggalek 1.470 hektare, dan Ngawi seluas 948 hektare. Lahan puso terbanyak terjadi di tiga kabupaten, yaitu Bojonegoro seluas 1.746 hektare, Tulungagung 491,5 hektare, dan Ngawi 233 hektare.
Bojonegoro menjadi yang terparah karena kabupaten ini mengandalkan pengairan dari Bengawan Solo. Padahal pengaturan air di Bengawan Solo sepenuhnya bergantung pada kewenangan pemerintah Jawa Tengah.
Untuk membantu petani, Dinas Pertanian memberikan bantuan sebanyak 50 unit mesin pompa air. "Tahap awal 50, kami juga minta kabupaten setempat berikan bantuan serupa," katanya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Timur, Sudharmawan, mengatakan telah menggelontorkan dana sebesar Rp 1 miliar untuk bantuan air bersih. "Bantuan air bersih sudah mulai kami berikan sejak pertengahan puasa lalu," kata Sudharmawan.
Sejak pertengahan Agustus lalu, BPBD telah menggelontorkan sebanyak 3.000 tangki air bersih. Kekeringan kali ini diprediksi lebih parah dibandingkan tahun lalu. Saat ini, kekeringan telah melanda 23 kabupaten/kota. Sedangkan tahun lalu, kekeringan hanya melanda 19 kabupaten/kota.
