Dilema Mahfud, Dukungan Jadi Calon Presiden  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Jumat, 7 September 2012 16:00 WIB

Mafud MD. TEMPO/Iqbal Lubis

TEMPO.CO, Jakarta - Dukungan kepada Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud Md., untuk maju menjadi calon Presiden RI pada 2014 terus mengalir. "Ini dilema yang saya hadapi saat ini. Banyak sekali yang datang ke saya untuk memberi dukungan," katanya dalam acara Orientasi Konstitusi dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di Pondok Pesantren Al Hikam, Beji, Depok, Jawa Barat, Jumat, 7 September 2012.

Namun, Mahfud menyadari dirinya belum bisa memberikan kepastian soal maju atau tidaknya dia ke pemilihan presiden. Pasalnya, saat ini dia masih menjadi Ketua MA. "Saya kan hakim, jadi posisinya dilematis," katanya. Namun, Mahfud juga tidak bisa melarang orang untuk mendorong dia untuk maju sebagai calon presiden.

Pakar pemerintahan, Ryaas Rasyid, menyatakan Mahfud adalah calon alternatif yang pantas didukung. Ketika masyarakat tidak memiliki pilihan terhadap calon yang sudah ada, maka perlu adanya calon alternatif. "Dari survei yang dilihat, lebih dari 50 persen warga belum memutuskan pilihan. Jadi, perlu adanya calon alternatif," katanya.

Menurut Ryaas, ada beberapa alasan kenapa Mahfud pantas didukung. Pertama, Mahfud berpikir cerdas dan jernih, konsisten menjalankan tugasnya sebagai pemimpin, baik di Mahkamah dan sebagainya. "Rekornya itu clear," katanya. Kedua, kata Ryaas, saat ini Mahfud dalam posisi yang tepat. Saat ini Indonesia bermasalah dalam berbagai hal, terutama hukum.

Dengan demikian, dibutuhkan orang yang sangat paham hukum agar mengatasi orang yang bermasalah. "Dia juga tidak punya musuh dan tidak memihak pada kelompok mana pun," katanya. Ryaas pun telah menyatakan dukungannya kepada Mahfud untuk menjadi capres pada Pemilu 2014. "Sulit untuk mengatakan dia tidak konsisten dan bersih."

Dukungan juga datang dari puluhan ulama dari seluruh Indonesia. Mereka yang menjadi peserta dalam acara tersebut antusias jika Mahfud jadi calon presiden. Mantan Ketua Umum PB NU, Hasyim Muzadi, mengatakan dukungan peserta itu dilakukan personal. Bukan sebagai kapasitas NU secara institusi.

"Yang kumpul ini bukan institusional dan secara institusi NU tidak boleh mendukung," katanya. Namun, sebagai warga negara, NU tidak bisa memasung hak politik warganya. "Sebagai warga negara, mereka berhak menentukan pilihan."

ILHAM TIRTA

Berita Terpopuler:
Utang Bakrie Rp 21,4 triliun dan US$ 5,7 miliar

Dari Solo, Jokowi Sapa Warga Jakarta dengan Skype

Keterangan TerdugaTeroris Ada yang Janggal

Indonesia Miliki Cadangan Minyak Sawit Tersembunyi

Konser di Eropa, Suju Dilempari Kondom

Ribuan Pendukung Hartati Kepung KPK

Ilmuwan Mereka Mimpi Tikus

Demokrat DIY Cari Aktor Penggembos Partai

Tak Ada Brotoseno di Sidang Angie

Ini Dia Perbedaan Cara Melihat Pria Dan Wanita

Berita terkait

Alasan Mendagri Sebut Pilkada 2024 Tetap Digelar Sesuai Jadwal

2 jam lalu

Alasan Mendagri Sebut Pilkada 2024 Tetap Digelar Sesuai Jadwal

Pilkada 2024 digelar pada 27 November agar paralel dengan masa jabatan presiden terpilih.

Baca Selengkapnya

Dianggap Tak Serius Hadapi Sidang Sengketa Pileg oleh MK, Komisioner KPU Kompak Membantah

7 jam lalu

Dianggap Tak Serius Hadapi Sidang Sengketa Pileg oleh MK, Komisioner KPU Kompak Membantah

Komisioner KPU menegaskan telah mempersiapkan sidang di MK dengan sungguh-sungguh sejak awal.

Baca Selengkapnya

Caleg NasDem Ikuti Sidang secara Daring, Hakim MK: di Tempat yang Layak, Tak Boleh Mobile

8 jam lalu

Caleg NasDem Ikuti Sidang secara Daring, Hakim MK: di Tempat yang Layak, Tak Boleh Mobile

Caleg Partai NasDem, Alfian Bara, mengikuti sidang MK secara daring tidak bisa ke Jakarta karena Bandara ditutup akibat erupsi Gunung Ruang

Baca Selengkapnya

Sidang Sengketa Pileg, Hakim Arief Hidayat Bingung Tanda Tangan Surya Paloh Beda

8 jam lalu

Sidang Sengketa Pileg, Hakim Arief Hidayat Bingung Tanda Tangan Surya Paloh Beda

Hakim MK Arief Hidayat menyinggung tanda tangan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh yang berbeda di suratarie kuasa dan KTP.

Baca Selengkapnya

Kelakar Saldi Isra di Sidang Sengketa Pileg: Kalau Semangatnya Begini, Timnas Gak Kalah 2-1

9 jam lalu

Kelakar Saldi Isra di Sidang Sengketa Pileg: Kalau Semangatnya Begini, Timnas Gak Kalah 2-1

Hakim MK, Saldi Isra, melemparkan guyonan mengenai kekalahan Timnas Indonesia U-23 dalam sidang sengketa pileg hari ini.

Baca Selengkapnya

Caleg Ini Minta Maaf Hadir Daring di Sidang MK Gara-gara Erupsi Gunung Ruang

13 jam lalu

Caleg Ini Minta Maaf Hadir Daring di Sidang MK Gara-gara Erupsi Gunung Ruang

Pemohon sengketa pileg hadir secara daring dalam sidang MK karena bandara di wilayahnya tutup imbas erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Sidang Sengketa Pileg di MK: Ribuan Suara PPP dan PDIP Diklaim Berpindah ke Partai Lain

1 hari lalu

Sidang Sengketa Pileg di MK: Ribuan Suara PPP dan PDIP Diklaim Berpindah ke Partai Lain

PDIP dan PPP mengklaim ribuan suara pindah ke partai lain dalam sidang sengketa Pileg di MK hari ini.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

1 hari lalu

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

Bahlil menyebut calon presiden yang menolak IKN sama dengan tidak setuju upaya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia timur. Sindir Anies Baswedan?

Baca Selengkapnya

Kelakar Saldi Isra saat Pemohon Absen di Sidang Sengketa Pileg: Nanti Kita Nyanyi Lagu Gugur Bunga

1 hari lalu

Kelakar Saldi Isra saat Pemohon Absen di Sidang Sengketa Pileg: Nanti Kita Nyanyi Lagu Gugur Bunga

Hakim MK Saldi Isra berkelakar saat ada pemohon gugatan yang absen dalam sidang sengketa pileg hari ini.

Baca Selengkapnya

Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

1 hari lalu

Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

Hakim MK Arief Hidayat menegur komisioner KPU yang tak hadir dalam sidang PHPU Pileg Panel III. Arief menilai KPU tak menganggap serius sidang itu.

Baca Selengkapnya