TEMPO.CO, Timika - Dua warga Kampung Utikini, Satuan Permukiman 12, Mimika, Papua, tewas mengenaskan setelah dikeroyok oleh 30 orang yang diduga berasal dari Kampung Amole, Kwamki Lama, Mimika, Papua, pada Selasa, 4 September 2012.
Kepala Bidang Hubungan Massa Kepolisian Daerah Papua Ajun Komisaris Besar Polisi Johanes Nugroho, Selasa pagi, mengatakan dua korban, Zeki alias Teki Tabuni dan Nius alias Kamoro Tabuni, tewas setelah dikeroyok oleh 30 orang.
Peristiwa bermula pada pukul 01.30 (waktu Papua) ketika kedua korban yang menggunakan sepeda motor curian melintas dari arah kelompok atas (Kampung Harapan) melewati kelompok bawah (Kampung Amole). Keduanya dilempari batu dan sejumlah warga melepaskan anak panah. Mereka juga dikejar oleh 30 orang.
Menurut Johanes, keluarga korban terakhir pada pertikaian antarwarga di Kwamki Lama diduga sebagai pelaku penyerangan terhadap kedua korban. "Warga melempari batu, memukuli dengan kayu korban Zeky Tabuni di dalam rumah dan memanah Kamoro Tabuni hingga tewas di belakang rumah," kata Johanes.
Zeky Tabuni adalah petani yang tinggal di Satuan Permukiman 12. Akibat pengeroyokan ini, ia menderita luka bacok di leher kanan, rusuk kanan, dan kepala kanan. Sementara Kamoro Tabuni, warga Block III/01 Satuan Permukiman 12, menderita luka panah sebanyak 22 anak panah di sekujur tubuhnya.
Sekitar pukul 06.00 waktu Papua, keluarga korban melakukan tradisi 'buang suara' ke arah kelompok Osea Onomang (Kampung Harapan), tetapi kelompok Osea mengatakan bahwa mereka tidak bertanggung jawab atas kematian dua warga Utikini ini.
Kedua jenazah kemudian dibawa ke Rumas Sakit Mitra Masyarakat untuk diotopsi. Keluarga kedua korban berduyun-duyun memenuhi halaman rumah sakit itu. Sementara puluhan polisi hingga kini masih disiagakan di wilayah Kwamki Lama.
TJAHJONO EP
Berita lain:
Kisah Kang Jalal Soal Syiah Indonesia (Bagian 6)
Andik Vermansyah Pindah Ke Liga Utama Amerika
Polisi Tahan Kuasa Hukum John Kei
Panwaslu: Iklan Televisi Jokowi Masuk Pelanggaran
Jarak Tempuh Sepeda Motor Bakal Dibatasi
Doberman Ikut Jaga Hillary Clinton di Jakarta
Berita terkait
Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara
25 April 2016
Kepolisian mengungkapkan kerusuhan di Tolikara Papua merupakan kabar bohong.
Baca SelengkapnyaPolri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara
25 April 2016
Polri mengakui ada seorang pegawai Dinas Kependudukan yang meninggal.
Baca SelengkapnyaTolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar
24 April 2016
Konflik Tolikara ini sudah terjadi sejak 9 April 2016 dan berlangsung hingga hari
ini.
Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi
8 September 2015
Selain melakukan uji balistik, Polda Papua juga sudah menggelar sidang pelanggaran disiplin terhadap personel Polres Tolikara.
Baca SelengkapnyaJokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum
11 Agustus 2015
Jokowi minta agar pelaku, aktor, maupun aparat yang salah prosedur penanganannya harus diperiksa dalam kasus Tolikara.
Baca SelengkapnyaPresiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan
11 Agustus 2015
Presiden GIDI minta Kapolda Papua menyerahkan proses penyelesaian masalah tersangka kepada gereja dan umat muslim Tolikara.
Baca SelengkapnyaKomnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara
10 Agustus 2015
Komnas HAM mendesak Menkopolhukam agar memerintahkan Kapolri dan Panglima TNI mengusut penembakan Tolikara.
Baca SelengkapnyaRusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran
10 Agustus 2015
Komnas HAM menemukan empat indikasi pelanggaran HAM pada kerusuhan di Tolikara.
Baca SelengkapnyaHasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM
10 Agustus 2015
Pemerintah memastikan kerusuhan di Kabupaten Tolikara, Papua, tidak dipicu oleh isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Baca SelengkapnyaTolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki
10 Agustus 2015
Pembangunan 85 ruki dan musalah untuk menggantikan ruki dan musalah yang terbakar saat amuk massa pada 17 Juli lalu.
Baca Selengkapnya