Dua jenazah terduga teroris tiba di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta, (1/9). Keduanya tewas saat baku tembak dengan anggota Densus 88 di Solo pada Jumat (31/8) malam. TEMPO/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Sukoharjo - Dua terduga teroris yang ditembak polisi di Solo, Jawa Tengah: Farhan Mujahid dan Mukhsin Tsani, merupakan jebolan dari Pesantren Al Mukmin, Ngruki, Sukoharjo. Meski usianya sebaya, mereka kemungkinan tidak pernah bertemu di lingkungan pesantren.
"Farhan masuk ke pesantren pada 2005 silam," kata Direktur Pesantren Al Mukmin, Wahyuddin, saat ditemui, Senin, 3 September 2012. Farhan masuk ke pesantren untuk mengikuti pendidikan madrasah tsanawiyah--setingkat sekolah menengah pertama.
Farhan meninggalkan pesantren tersebut pada 2008. "Dia keluar sebelum menyelesaikan pendidikannya," kata Wahyuddin. Pesantren Ngruki memang menerapkan sistem pendidikan enam tahun, mulai dari tingkat pertama hingga tingkat atas.
Sedangkan Mukhsin masuk ke pesantren itu langsung ke tingkat kulliyatul mu'alimin Al Islamiyyah, atau setingkat sekolah menengah atas. "Dia masuk saat Farhan sudah keluar," katanya. Itu sebabnya, dia yakin, Farhan dan Mukhsin tidak pernah tinggal di pesantren dalam waktu yang bersamaan.
Wahyuddin yakin pertemuan antara Farhan dan Mukhsin terjadi di luar pesantren. Wahyuddin juga menyebutkan bahwa aksi yang dilakukan kedua orang tersebut sudah di luar sepengetahuan dan tanggung jawab Pesantren Al Mukmin, Ngruki.