Kapolri: Motifnya Balas Dendam kepada Polisi  

Reporter

Sabtu, 1 September 2012 13:12 WIB

Kapolri Jenderal (Pol) Timur Pradopo. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Solo - Kepala Polri Jenderal Timur Pradopo menengarai motif pelaku teror di Solo adalah balas dendam. Hal itu membuat mereka menggunakan pos polisi sebagai target sasaran penyerangan.

Menurut Pradopo, motif pelaku teror untuk melakukan penyerangan tersebut cukup wajar. "Selama ini Polri melakukan penegakan hukum untuk kejahatan terorisme," katanya saat ditemui di Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu, 1 September 2012. Dia menegaskan jika serangkaian teror di Solo tidak memiliki motif politis.

Pada Jumat malam tadi, terjadi baku tembak antara Densus 88 dengan kelompok teroris di Jalan Veteran, Solo. Seorang pengendara sepeda motor disergap petugas Densus di tengah jalan. Pengendara tersebut melawan dengan tembakan. Tiga orang tewas dalam baku tembak tersebut, terdiri dari dua orang dari pihak terduga teroris dan satu orang petugas Densus 88.

Tiga aksi teror di Solo, Jawa Tengah, terjadi di pos polisi. Sebanyak tiga korban jatuh dari pihak kepolisian. Bahkan, seorang korban meninggal dunia dalam serangan terakhir yang berlangsung Kamis sore di pos polisi Pasar Modern Singosaren, Solo. Polisi yang tengah berjaga, Bripka Dwi Data Subekti, tewas tertembus empat peluru yang dilepaskan pelaku dari jarak dekat.

Sebelumnya, serangan pertama terjadi pada 17 Agustus lalu yang bertepatan dengan perayaan Hari Kemerdekaan. Pengendara sepeda motor memberondong Pos Pengamanan Lebaran 05 Gemblekan dengan sembilan tembakan. Dua polisi terluka akibat serangan itu. Sehari kemudian, serangan terjadi lagi terhadap pos pengamanan di kawasan Gladak. Serangan tak memakan korban, tetapi pengendara motor melempar benda sejenis granat ke pos tersebut.

Meski memiliki motif balas dendam, Pradopo mengatakan kelompok yang ditangkap semalam merupakan kelompok baru. Rata-rata memiliki usia yang masih muda. Polisi juga belum menemukan keterkaitan kelompok tersebut dengan jaringan teroris lama. Polisi telah menyita peralatan senjata api yang dimiliki oleh kelompok teroris. Senjata api itu diduga telah digunakan dalam serangkaian aksi teror yang dilakukan selama dua pekan terakhir.

"Barang-barang tersebut telah disita seusai penangkapan," kata Jenderal Timur. Barang-barang yang disita berupa satu pucuk pistol, tiga magasin, 43 butir peluru kaliber 9 mm, sembilan hollow point 9 mm, satu telepon genggam, serta surat-surat kendaraan.

AHMAD RAFIQ

Berita terpopuler lainnya:
Sandi Sandoro Nikahi Janda Dua Anak
Khrisna Mukti Soal Pernikahan Indra dan Bertrand

Ahmadinejad Terkesan Pada Mahasiswa Indonesia

Samsung Kalahkan Apple di Pengadilan Jepang

TNI AL Luncurkan Kapal Siluman Trimaran

Hercules Berunjuk Rasa Anti-John Kei di Pengadilan

Panwaslu Akan Panggil Prabowo Subianto

Yuk, Nonton Bulan Biru Malam Ini

Persamaan dan Perbedaan Sunni-Syiah

Rentetan Tembakan Kembali Terdengar di Solo

Berita terkait

Penting, Ini Nomor Darurat Bantuan Kecelakaan di Jalan

1 jam lalu

Penting, Ini Nomor Darurat Bantuan Kecelakaan di Jalan

Seperti halnya di AS yang punya layanan darurat 911, Pemerintah Indonesia juga punya nomor yang bisa dihubungi untuk mendapat bantuan saat kecelakaan.

Baca Selengkapnya

Polri Bakal Berlakukan Pemberitahuan Tilang Via WhatsApp, Kompolnas Akan Supervisi Kebijakan

1 hari lalu

Polri Bakal Berlakukan Pemberitahuan Tilang Via WhatsApp, Kompolnas Akan Supervisi Kebijakan

Kompolnas mengapresiasi berbagai inovasi baru yang dibuat Polri untuk pelayanan kepada masyarakat, seperti notifikasi tilang via pesan WhatsApp.

Baca Selengkapnya

Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya, TPNPB-OPM: Merdeka Dulu Baru Sekolah

2 hari lalu

Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya, TPNPB-OPM: Merdeka Dulu Baru Sekolah

Menurut jubir TPNPB-OPM, banyak sekolah di pedalaman Papua dijadikan sebagai pos militer TNI-Polri.

Baca Selengkapnya

Polri dan BSSN Diduga Impor Alat Sadap atau Spyware dari Israel, SAFENet Minta Transparansi

2 hari lalu

Polri dan BSSN Diduga Impor Alat Sadap atau Spyware dari Israel, SAFENet Minta Transparansi

SAFENet mengingatkan Polri dan BSSN untuk transparan dalam dugaan impor alat sadap atau spyware dari sejumlah perusahaan Israel.

Baca Selengkapnya

Disebut Berbaur dengan Warga Saat Kontak Senjata, TPNPB OPM: Kami Kan Perang Gerilya

2 hari lalu

Disebut Berbaur dengan Warga Saat Kontak Senjata, TPNPB OPM: Kami Kan Perang Gerilya

TPNPB-OPM, menjelaskan soal penyerangan markas Kepolisian Sektor Homeyo di Distrik Homeyo, Kampung Pogapa, Intan Jaya, Papua Tengah, sebagai perang gerilya.

Baca Selengkapnya

Jasa Raharja dan Korlantas Polri Upayakan Kelancaran Lalu lintas dan Zero Accident di HUT RI

3 hari lalu

Jasa Raharja dan Korlantas Polri Upayakan Kelancaran Lalu lintas dan Zero Accident di HUT RI

Direktur Utama Jasa Raharja, Rivan A. Purwantono, bersama Kepala Korps Lalu Lintas Polri, Aan Suhanan, meninjau kesiapan pengamanan dan pengawalan upacara HUT RI ke-79, di Kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

TPNPB OPM Ungkap Alasan Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya Saat Serang TNI-Polri

3 hari lalu

TPNPB OPM Ungkap Alasan Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya Saat Serang TNI-Polri

TPNPB-OPM menyampaikan alasan membakar gedung sekolah saat menyerang aparat militer di Distrik Homeyo, Kampung Pogapa, Intan Jaya, Papua Tengah.

Baca Selengkapnya

Polri Kirim 2.446 Personel dan 310 Kendaraan untuk World Water Forum ke-10 di Bali

3 hari lalu

Polri Kirim 2.446 Personel dan 310 Kendaraan untuk World Water Forum ke-10 di Bali

Bali akan menjadi tuan rumah acara World Water Forum pada 18-25 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Minta Pemerintah Indonesia Buka Akses Lembaga HAM ke Papua

3 hari lalu

TPNPB-OPM Minta Pemerintah Indonesia Buka Akses Lembaga HAM ke Papua

TPNPB-OPM meminta pemerintah Indonesia membuka akses bagi lembaga-lembaga HAM nasional maupun internasional ke Papua.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Sebut Warga Intan Jaya Mengungsi Akibat Serangan Udara Militer Indonesia

3 hari lalu

TPNPB-OPM Sebut Warga Intan Jaya Mengungsi Akibat Serangan Udara Militer Indonesia

TNI-Polri disebut telah mengerahkan helikopter militer sejak 4-5 Mei 2024 dalam misi pengejaran pasukan TPNPB-OPM Kodap VIII Intan Jaya.

Baca Selengkapnya