TEMPO.CO, Semarang – Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Semarang baru menemukan sebanyak 1.981 kasus HIV di daerahnya sejak tahun 1995 hingga Juli 2012.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Widoyono mengakui angka penemuan itu masih jauh dari estimasi HIV Kota Semarang yang jumlahnya sangat banyak. “Untuk 2012 saja ada estimasi HIV sebanyak 1.478 orang,” kata Wakil Ketua III KPA Kota Semarang Widoyono, Selasa (28 Agustus 2012).
Untuk tahun ini, hingga Juli baru ditemukan 270 orang yang positif HIV. Sedangkan tahun 2011 dan 2010 masing-masing ditemukan 427 orang dan 287 orang.
Pelaksana tugas (Plt) Dinas Kesehatan Kota Semarang ini menambahkan, dari 1.981 kasus HIV secara kumulatif sejak 1995 hingga Juli 2012 itu masih didominasi pelanggan pekerja seks (PS) sebanyak 43 persen, wanita pekerja seks sebanyak 13 persen, pasangan resiko tinggi 17 persen, lain-lain sebanyak 19 persen.
Widoyono menyatakan jumlah wanita pekerja seks yang ditemukan positif HIV di Kota Semarang secara kumulatif sejak 1995 hingga 2012 hanya 13 persen dari 1.981 atau sekitar 257 orang. Data ini untuk meluruskan berita Tempo.co sebelumnya yang menyebut wanita pekerja seks yang terkena HIV/AIDS mencapai 2.000 orang. (2.000 Pelacur Semarang Terindikasi HIV/AIDS)
Dalam berita itu, meyebut bahwa Lembaga pendamping pekerja seks komersial di Semarang, Griya ASA PKBI, memastikan jumlah pekerja seks yang terindikasi mengidap HIV/AIDS di kota itu hampir 2.000 orang. Mereka tersebar di beberapa lokalisasi, terutama di Sunan Kuning.
Koordinator Griya ASA, Ari Istiadi, meluruskan berita tersebut. Kata dia, maksud angka 2.000 bukanlah jumlah wanita pekerja seks yang positif HIV/AIDS di Kota Semarang. Tapi, kata dia, angka itu merupakan populasi orang yang didampingi Griya Asa PKBI di Kota Semarang.
Widoyono mengakui masih besarnya kelompok resiko dibandingkan yang kasus yang ditemukan karena banyak diantara penderita HIV/AIDS yang belum membuka diri dan tak mau mengaku.
KPA mengestimasi populasi resiko tinggi tertular HIV di Kota Semarang hingga Juli 2012 ini mencapai 103.783 orang. Rinciannya adalah pelanggan WPS sebanyak 66.309 orang, pasangan pelanggan WPS 30.025 orang, WPS 3.658 orang, narapidana 1.049 orang, anak jalanan 700 orang, injuction drug uses 482 orang, pelanggan waria 406 orang dan lain-lain.
Mereka adalah orang-orang yang beresiko terkena HIV karena sering melakukan kegiatan yang berpotensi menularkan HIV/AIDS. “Baru beresiko. Tidak mesti terkena,” kata Widoyono. Selanjutnya, KPA juga mengestimasi bahwa HIV Kota Semarang 2012 adalah 1.478 orang. Mayoritas ditempati pelannggan WPS sebanyak 796 orang, IDU 239 orang, WPS sebanyak 219 orang, napi 79 orang, waria 48 orang dan lain-lain.
ROFIUDDIN
Berita terpopuler lainnya:
Bercinta dengan Pasien, Perawat Ini Diskors
Tewas Saat Berfoto dengan Gaun Pengantin
Suami Diam-diam Jadi Donor Sperma, Istri Menggugat
Jokowi ''Punya'' Esemka,Gubernur Jabar Tak Mau Kalah
Awal September, Jakarta Punya Wi-Fi Gratis
OJK Buka Lowongan 2500 Pegawai
Nunung ''OVJ'' Nikah dengan Biaya Rp 1 Miliar
Pemain Amsterdam Hadiri Latihan Timnas U-22
Menteri Lingkungan Imbau Pria Pipis Sambil Duduk
Curhat Polisi Soal Tragedi Syiah di Sampang
Berita terkait
Pasien HIV Tertutup dengan Statusnya, Tantangan Tersulit Tenaga Kesehatan Berikan Layanan
10 Desember 2023
Orang dengan HIV diharapkan tidak menutup status kesehatannya. Tenaga kesehatan dan komunitas bisa mendampingi mereka demi kualitas hidup yang baik.
Baca SelengkapnyaSatu Pasien Kritis Cacar Monyet Meninggal di RSCM, Punya Riwayat Positif HIV
23 November 2023
Satu pasien cacar monyet atau Monkeypox (Mpox) dalam kondisi kritis meninggal di RSCM. Punya riwayat penyakit HIV.
Baca SelengkapnyaFakta Menarik Buah Matoa dari Papua, Diklaim Bisa Cegah Terbentuknya Virus HIV
19 November 2023
Buah matoa banyak terdapat di Papua. Buah itu masih satu keluarga dengan kelengkeng dan rambutan.
Baca SelengkapnyaAJI Sebut Sejumlah Media Abai Kode Etik dalam Memberitakan Kekasih Mario Dandy
8 Maret 2023
AJI Indonesia mendesak media mematuhi kode etik jurnalistik dalam memberitakan kekasih tersangka kasus penganiayaan, Mario Dandy Satriyo.
Baca SelengkapnyaAliansi Untuk Mengakhiri AIDS pada Anak di Indonesia Resmi Dibentuk!
2 Desember 2022
Di Indonesia, hanya 25% dari anak-anak yang hidup dengan HIV menjalani pengobatan ARV yang menyelamatkan jiwa. UNAIDS Indonesia, Jaringan Indonesia Positif, Ikatan Perempuan Positif Indonesia, Lentera Anak Pelangi, dan Yayasan Pelita Ilmu menginisiasi aliansi baru untuk memperbaiki salah satu masalah yang paling mencolok dalam respon penanggulangan AIDS.
Baca SelengkapnyaRent, Drama Musikal Pertunjukan Broadway akan Ditampilkan di Jakarta
18 November 2022
Drama musikal Rent berkisah tentang sekelompok seniman muda yang bertahan hidup dari kondisi kemiskinan dan bayang-bayang penyakit HIV/AIDS.
Baca SelengkapnyaRomantika Merawat Anak dengan HIV / AIDS
25 September 2022
Merawat anak dengan HIV / AIDS menjadi tantangan besar bagi orang tua.
Baca SelengkapnyaKasus HIV di Kota Bandung Bertambah 400 Orang Setiap Tahun
30 Agustus 2022
Berdasarkan pola penyebarannya, mayoritas kasus HIV di Kota Bandung pada kalangan heteroseksual, kemudian pengguna narkoba dengan cara suntik.
Baca SelengkapnyaWorld AIDS Day 2021: Perlu Kemitraan Hadapi Ketidaksetaraan di Masa Pandemi
1 Desember 2021
Dunia akan memasuki tahun ketiga pandemi Covid 19, demikian juga epidemi HIV/AIDS akan memasuki dekade kelima.
Baca SelengkapnyaKasus HIV / AIDS di Marauke Papua Terus Mengalami Peningkatan
7 September 2021
Meningkatnya angka kasus penderita HIV / AIDS di Merauke, Januari-Juni 2021 terdapat 53 kasus baru yang muncul, setengah dari akumulatif tahun 2020.
Baca Selengkapnya